Info Haji 2019

Bus ke Masjidil Haram Dihentikan Sementara, Bandara King Abdul Aziz akan Ditutup Jelang Wukuf

Bagi jamaah yang ingin melaksanan shalat Jumat di Masjidil Haram, maka harus berangkat sebelum pukul 09.00 WAS.

Editor: Mursal Ismail
Serambi
Jamaah calon haji menuju Masjidil Haram. Foto direkam Rabu (31/7/2019). SERAMBINEWS.COM/MOHD DIN 

Bagi jamaah yang ingin melaksanan shalat Jumat di Masjidil Haram, maka harus berangkat sebelum pukul 09.00 WAS, termasuk jamaah calon haji dari Aceh yang semuanya tinggal di Syisyah yang jaraknya 3 hingga 7 kilometer dari Masjidil Haram.

Bus ke Masjidil Haram Dihentikan Sementara, Bandara King Abdul Aziz akan Ditutup Jelang Wukuf

Laporan Mohd Din | Mekkah 

SERAMBINEWS.COM, MEKKAH - Bus antar jemput jamaah calon haji (JCH) dari dan ke Masjidil Haram, Jumat (2/8/2019)  dihentikan beroperasi untuk sementara sejak pukul 09.00 Waktu Arab Saudi atau pukul 13.00 WIB WIB. 

Bus kembali beroperasi setelah shalat Jumat. 

Bagi jamaah yang ingin melaksanan shalat Jumat di Masjidil Haram, maka harus berangkat sebelum pukul 09.00 WAS, termasuk jamaah calon haji dari Aceh yang semuanya tinggal di Syisyah yang jaraknya 3 hingga 7 kilometer dari Masjidil Haram.

Penghentian sementara dilakukan pihak keamanan Masjidil Haram untuk menghindari kemacetan luar biasa di sekitar Masjidil Haram.

Sebab, diperkiran sebagian besar jamaah akan menggunakan momen shalat Jumat di tanah suci.

Sejak subuh dini hari tadi, Masjidil Haram sudah dipenuhi jamaah calon haji.

Diperkirakan, tidak kurang 2 juta jamaah akan memadi Masjidil Haram untuk melaksanakan shalat Jumat.

Kado Cinta Hanafiah untuk Asma, Naik Haji dari Hasil 30 Tahun Jualan Sayur

VIDEO - Jamaah Haji Aceh Terharu Terima Uang Wakaf dari Baitul Asyi di Makkah

Aktivitas Jamaah Haji Aceh di Mekkah, Bayar Dam dan Umrah  

Dr Taufik Ridwan, Tim Gerak Cepat Kesehatan Haji Indonesia yang bertugas di sekitar masjidil haram melaporkan JCH datang secara bergelombang dan mengisi semua lokasi masjid.

Menjelang pukul 8 pagi, di sekitar masjidil haram sudah dipenuhi oleh jamaah.

Sementara itu, para jamaah yang melaksanakan tawaf di dekat Kakbah juga sangat padat.

Jamaah yang tawaf juga memadati kompleks Masjidil Haram yang berhadapan langsung dengan Kakbah untuk semua lantai masjidil tersebut.

Dokter Taufik Ridwan juga menginformasikan jamaah haji yang sedang melaksanakan ibadah di Masjidil Haram juga banyak yang kelelahan dan dehidrasi akibat kurang minum.

Taufik belum dapat merinci jumlah jamaah yang mengalami dehidrasi dan kelelahan. "Cukup banyak, sebagian kita rujuk ke klinik terdekat di Masjidil Haram," katanya.

Di samping gangguan kesehatan, Taufik juga melaporkan, banyak jamaah calon haji Indonesia yang kesasar dan berpisah dengan rombangan. "Maklum, begitu banyaknya jamaah di Masjidil Haram," katanya.

Informasi lain yang diperoleh Serambinews.com di Tanah Suci, mulai hari Jumat ini sebagian besar jamaah calon haji sudah memasuki Kota Mekah.

Jamaah dari Indonesia dan Aceh hanya tinggal beberapa kloter dan kedatangannya akan akan berakhir  5 atau 6 Agustus 2019.

Salah satu indikasi bahwa jamaah calon haji sebagian besar memasuki Kota Mekah terlihat dari kunjungan semua masjid di pinggiran Kota Mekah, maktab haji.

Empat hari lalu, rata-rata masjid hanya terisi setengah, mulai Jumat pagi sudah tidak mampu lagi menampung jamaah dan sebagian besar meluber ke luar.

Kota Mekkah, termasuk Bandara King Abdul Aziz Jeddah, akan ditutup empat atau tiga hari menjelang wukuf.

Menurut informasi, para jamaah calon haji akan bergerak ke Arafah untuk wukuf pada 8 Agustus 2019.

Sejauh ini belum ada laporan jamaah haji Aceh yang dirujuk ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

Beberapa JCH dari Aceh dilaporkan sakit karena faktor usia dan kelelahan akibat penerbangan panjang dan cuaca panas yang ekstrem.

Menurut Tim Kesehatan Haji Indonesia Aceh, Dokter Tuti, gangguan kesehatan yang banyak dialami jamaah karena  kelelahan, penyesuaian iklim dan perubahan ritme biologis tubuh.

Kepada jamaah disarankan untuk tidak beraktivitas berlebihan, bepergian jauh, setiap keluar maktab menggunakan masker dan pelembat sengatan matahari serta minum yang banyak.

Menurut Tuti, tidak mudah meyakinkan para jamaah untuk mematuhi himbauan para medis, mengingat kebiasaan di tanah air yang iklimnya berbeda dengan Arab Saudi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved