Sutradara Eumpang Breuh Meninggal
Haji Uma Punya Kenangan tak Terlupakan dengan Ayah Doe Sutradara Eumpang Breuh, Ini Ceritanya
Lalu atas arahan sutradara ia diminta berkeliling kebun kosong untuk menghilangkan kekakuan lidah dalam mengucapkan kalimat tersebut.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Ansari Hasyim
“Awalnya saya hampir marah ketika suatu adegan pendek harus diulang-ulang berulangkali. Namun, setelah proses syutingnya selesai, saya baru menyadarinya dan saya sendiri merasa puas setelah bisa memerankan dengan baik,” ungkap Haji Uma.
Baca: Yusniar : Awalnya Saya tak Percaya Ayah Doe Meninggal
Baca: Sutradara Film Komedi Aceh Eumpang Breuh Ayah Doe Meninggal, Begini Sosoknya di Mata Bang Joni
Baca: Dua Bulan Lalu, Ayah Doe Sutradara Eumpang Breuh Sempat Syuting Film, Ini Karya Terakhirnya
Kelebihan lain yang dimiliki Ayah Doe menurut Haji Uma, selain mampu menulis skenario film dengan baik, juga mampu membimbing di lapangan saat syuting.
Selain itu, Ayah Doe memiliki ketelitian yang tinggi, sehingga untuk mengoreksi suatu adegan yang tak sempurna, bisa langsung saat proses tanpa harus melihat hasil rekaman di kamera.
Selain itu, Ayah Doe sosok yang humoris dan sabar, sehingga selama proses syuting film tersebut tak pernah terlihat marah.
Bahkan, ia mampu memotivasi kembali para pemeran yang harus mengulang adegan.
“Saya pernah memperlihatkan skenario dan hasil rekaman Ayah Doe ke Oni (artis nasional pemeran Kabayan), ia mengakui kemampuan Ayah Doe,” ungkap Haji Uma.
Kendati selama ini Ayah Doe hanya terlibat dalam proses pembuatan film lokal, tapi ia adalah talenta muda yang sudah menasional.
“Susah sekali menemukan sosok seperti Ayah Doe, karena itu kami sangat kehilangan. Aceh kehilangan tokoh muda seni yang memiliki talenta dan serba bisa,” ujar Haji Uma.
Haji Uma mengaku sedih ketika mendengar pertama kali berita duka cita tersebut, apalagi ia sudah berencana akan merujuk Ayah Doe ke Jakarta dari Banda Aceh.
“Selamat jalan guru bijaksana, yang menginspirasi dan pemersatu kami. Semoga Allah menempatkan di sisinya,” pungkas Haji Uma. (*)