Berita Banda Aceh
Warga Cot Lamkeuweuh Banda Aceh Copot dan Gantung Meteran PDAM di Pintu Gerbang Gampong
Protes yang dilancarkan massa Gampong Cot Lamkeuweuh itu berkaitan dengan ketiadaan suplai air bersih ke rumah-rumah mereka.
Penulis: Misran Asri | Editor: Muhammad Hadi
Protes yang dilancarkan massa Gampong Cot Lamkeuweuh itu berkaitan dengan ketiadaan suplai air bersih ke rumah-rumah mereka.
Laporan Misran Asri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Warga Gampong Cot Lamkeuweuh, Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh, melancarkan aksi protes dengan mencopot meteran air PDAM dari rumah mereka masing-masing.
Kemudian menggantungkannya di pintu gerbang masuk ke desa mereka, Minggu (4/8/2019) siang.
Protes yang dilancarkan massa Gampong Cot Lamkeuweuh itu berkaitan dengan ketiadaan suplai air bersih ke rumah-rumah mereka.
Baca: Hasil MotoGP Ceko 2019 - Marc Marquez Juara dan Makin Kokoh di Puncak Klasemen, Rossi Keenam
Baca: Pria Tuntut Mantan Pacarnya Ganti Rugi Rp 408 Juta, Ternyata Begini Gaya Pacaran Mereka
Bahkan mereka mengklaim terhenti suplai air sudah berlangsung beberapa tahun.
Sehingga atas dasar itulah warga-warga tersebut melakukan aksi protes.
Perwakilan warga Cot Lamkeuweuh, Hendra Saputra menyebutkan aksi protes yang dilakukan warga Gampong Cot Lamkeuweuh itu bukan tanpa dasar.
Baca: Tersandung Korupsi, Lima ASN Bireuen Dipecat, Empat Lainnya Masih Dalam Proses Hukum

Tapi, sebelum aksi protes itu dilakukan bersama-sama berbagai upaya telah dilakukan oleh warga.
Mulai dari menyampaikan permasalahan itu ke petugas-petugas sampai mendatangi Kantor PDAM.
Tapi, hingga kini persoalan memperoleh suplai air bersih, masih menjadi ‘barang mahal’.
Karena, akumulasi kekecewaan warga sudah begitu memuncak, akibat masalah yang mereka hadapi tak kunjung tuntas, sehingga protes itu pun dilakukan.
Baca: Ini Data Kerusakan Bangunan dan Material yang Dibutuhkan Korban Puting Beliung di Aceh Utara
Asniati, warga Cot Lamkeuweuh, mengungkapkan pascatsunami hingga saat ini dirinya tidak memperoleh suplai air bersih sama sekali.
Kondisi itu jauh berbeda saat sebelum tsunami, dirinya masih bisa mendapatkan air, bahkan tanpa bantuan mesin.
“Tapi, saat ini air memang tidak ada sama sekali, sehingga air untuk minum beli dan untuk masak juga beli. Lalu, untuk untuk mandi dan mencuci pakaian harus pakai air sumur dan dibantu oleh mesin,” ungkap Asniati yang akrab dipanggil Makti.(*)
Baca: VIDEO Detik-detik Karyawan PT Hasil Karya Dirampok Pria Bermotor, Uang Perusahaan Rp 407 Juta Lenyap