Cerita Sang Ibu: Enzo Zenz Allie Dua Kali Umrah, Berdoa Ingin Masuk Taruna Akmil dan Pilih Kopassus

Enzo Zenz Allie, blasteran Perancis-Indonesia, berhasil masuk seleksi Taruna Akmil di Magelang.

Editor: Faisal Zamzami
Dispenad
Enzo Zenz Allie diapit dua prajurit Kopassus. 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Enzo Zenz Allie, blasteran Perancis-Indonesia, berhasil masuk seleksi Taruna Akmil di Magelang.

Ada cerita menarik di balik kegigihan Enzo menjadi Taruna Akmil, karena terinspirasi invansi pasukan sekutu di Pantai Normandia, saat Perang Dunia II.

Inspirasi lainnya datang setelah sang ibu, Siti Hadiati Nahriah, bercerita soal Kopassus, pasukan elite TNI Angkatan Darat yang disegani asing.

Berita Enzo viral setelah video Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mewancarainya menggunakan bahasa Perancis, Jumat (2/8/2019).

S
Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mewacarai Enzo Zenz Allie, remaja blasteran Perancis-Indonesia yang lolos seleksi Taruna Akmil. (tniad.mil.id)

Invansi Normandia

TribunJakarta.com berkesempatan mewancarai khusus ibu Enzo lewat sambungan telepon dari Jakarta pada Selasa (6/8/2019) petang.

"Peperangan di Normandia pada Perang Dunia II yang memacu Enzo menjadi tentara," kata Siti membuka obrolan dengan TribunJakarta.com.

Tak lama setelah lahir di RSIA Sukajadi, Bandung, 27 April 2019, Enzo dibawa Siti mengikuti suaminya, Jean Paul Francois Allie ke Perancis.

Di sana keluarga ini tinggal di Cherbourg-Octeville, sebuah kota di Perancis, terletak di Semenanjung Carentin di Selat Channel, yang memisahkan Prancis dengan Inggris.

Dalam Perang Dunia II, Cherbourg merupakan pelabuhan ketiga di Perancis dan tempat pemusatan alat-alat perang sekutu sewaktu menyerbu Perancis yang dikuasai Jerman pada 1944.

"Enzo hapal sejarah itu sampai detailnya. Dia pernah bikin karya ilmiah untuk SMA, tentang Perang Dunia II khususnya Invansi Normandia," terang Siti.

Karya ilmiah itu ditulis Enzo saat mengenyam pendidikan di SMA Pesantren Unggulan Al Bayan, Anyer, Kabupaten Serang, Banten.

Soal sekolah Enzo di SMA PU Al Bayan dan kesaksian guru-gurunya bisa baca di sini. 

Enzo sempat merasakan sekolah menengah pertama di Perancis tapi hanya semester satu.

Setelah ayahnya meninggal, Enzo ikut bersama ibunya ke Indonesia dan meneruskan semester kedua di SMP Al Azhar 27 di kompleks PT Krakatau Steel, Cilegon.

S
Enzo Zenz Allie, sewaktu masih TK di Ecole Saint Joseph pada acara carnaval di Cherbourg, Perancis, menggunakan baju loreng motif TNI. (tniad.mil.id)

Tak main-main, Enzo sampai harus riset untuk menyelesaikan karya ilmiahnya tersebut, dibantu sang ibu.

"Saat bikin riset pendaratan sekutu di Pantai Normandia, saya ikut membantunya," lanjut Siti.

Ingin Masuk Kopassus

Menurut Siti yang berdarah Banten dan Bogor ini, Enzo sejak taman kanak-kanak sudah bulat ingin menjadi tentara, namun bukan di Perancis.

Meski tinggal di Perancis, Siti tetap menanamkan cinta Indonesia kepada Enzo, termasuk mengenalkan satuan elite TNI AD, Kopassus.

"Dia tidak pernah terpikirkan menjadi tentara Perancis. Saya cerita keunggulan tentara-tentara kita Kopassus menjadi nomor satu di dunia," ungkap Siti.

Dikatakan Siti, menjadi tentara di Perancis mudah. Sementara di Indonesia sangat sulit karena seleksinya ketat dan bertahap.

"Menjadi tentara benar-benar keinginan sendiri, karena saya orang Indonesia jadi menanamkan nasionalisme sejak dini ke Enzo."

"Secara lahiriah dia bule. Tapi nasionalismenya, punten banget anak asli syok kebarat-baratan, anak saya nasionalis banget," ungkap Siti.

Ketika banyak anak Indonesia berparas kebule-bulean dan terjun menjadi artis, tidak demikian Siti mendidik Enzo.

Baginya, lebih baik Enzo menjadi hafiz Alquran ketimbang jadi artis.

Darah agama yang ditanamkan kepada Enzo, tak lepas dari ajaran ayah Siti. Kakek Enzo dari jalur ibu adalah seorang ustaz di Jakarta Barat.

"Bapak saya zaman PKI masuk daftar yang harus dibunuh karena seorang ustaz di Jakarta Barat.".

"Bapak saya NU, Ansor. Kami bangga menyebut keluarga NU. Insya Allah sampai sekarang saya masih NU seperti saat zaman bapak dulu," katanya lagi.

Keinginan besar Enzo masuk menjadi taruna Akmil sampai terpatri dalam doanya ketika dua kali umrah ke Tanah Suci.

S
Siti Hadiati Nahriah menemani Enzo Zen Allie saat mengikuti tes masuk Taruna Akmil. (tniad.mil.id)

Di SMP PU Al Bayan memang ada program umrah siswa. Menurut penuturan gurunya, Enzo orang yang paling antusias ketika ikut umrah.

"Dia dua kali umrah, salah satu doanya mau masuk Akmil. Dia berdoa minta dimudahkan masuk Akmil dan Enzo lolos murni," beber Siti.

Bukan Keluarga Tentara

Dari jalur ibu atau ayahnya, Enzo bukan keluarga dengan latar belakang tentara. Namun, kakek Enzo dari ayahnya pernah terlibat Perang Dunia II di Afrika.

Saat itu setiap warga negara Perancis dikenai wajib militer. Kakek Enzo bukanlah tentara, tapi seorang ahli elektro.

"Mertua saya itu pernah ikut Perang Dunia II karena wajib militer. Kakek Enzo lahir di Senegal, nenek lahir di Tunisia," beber Siti.

Ayah Enzo tak lahir di Perancis, tapi di Chad, negara asal striker Persib Bandung Ezechiel N'Douassel. Ketika itu kakek Enzo karena wajib militer bertugas di Afrika.

Dalam berita yang beredar, Siti sekaligus mengklarifikasi sejumlah fakta di antaranya Enzo tidak bisa berbahasa Arab dan Italia.

Siti juga membantah berasal dari Sumatera. Sejak kecil sampai besar, Siti tinggal di Jakarta bersama ayah asal Banten dan ibu dari Bogor.

S
Enzo berfoto dengan Deden Ramdani, Kepala SMA Pesantren Unggul Al Bayan, Anyer, Banten, ketika menyabet medali emas atletik 400 meter dan 800 meter tingkat Kabupaten Serang pada Februari 2019. DOKUMENTASI SMA PU AL BAYAN ANYER

"Enzo juga bukan kelahiran Perancis. Saya bukan dari Sumut. Enzo tidak bisa bahasa Arab tapi dia lancar membaca Alquran," terang Siti.

Sewaktu sidang parade, Enzo dites membaca Alquran. Pantas jika Komandan Jenderal Akademi TNI Laksdya TNI Aan Kurnia memuji bacaan Alquran Enzo.

"Itu ngajinya saja saya mungkin kalah. Ngajinya hebat, agamanya bagus," puji Aan ke Enzo saat berbincang dengan Tribun Jogja, Senin (6/8/2019).

Menurut Siti, putranya merupakan anak bersikeras jika ingin sesuatu, mengkhatamkan Alquran, misalnya.

"Sembilan hari dia bisa khatam Alquran saat puasa kemarin. Dia tuh kalau punya keinginan kekeuh. Setiap habis Subuh dan Magrib membaca Alquran," ungkap Siti.

Baca: KH Maimun Zubair Meninggal Dunia di Mekkah, Jokowi dan Kenangan Sorban Hijau Mbah Moen

Baca: Setelah 7 Hari, Semburan Gas di Aceh Timur Berhenti dengan Sendirinya

Baca: Remas Dada Karyawati Terekam CCTV, Ngaku ke Polisi Aksi di Lokasi Lain, Pilih Gadis Muda dan Cantik

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Dua Kali Umrah Enzo Zenz Allie Berdoa Ingin Masuk Akmil dan Pilih Kopassus, Ini Cerita Ibunya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved