Luar Negeri
Mahasiswi S-3 Berusia 24 Tahun Bunuh Diri karena Tak Tahan Diejek, Pacarnya Tuntut Pihak Kampus
Mahasiswi S-3 bunuh diri karena tak tahan diejek, kini sang pacar menuntut pihak kampus.
SERAMBINEWS.COM - Mahasiswi S-3 bunuh diri karena tak tahan diejek, kini sang pacar menuntut pihak kampus.
Dua tahun lalu, pada April 2017, seorang mahasiswi berusia 24 tahun bernama Jerusha Sanjeevi mengakhiri hidupnya setelah kerap diejek saat menempuh perkuliahan di Utah State University, Amerika Serikat.
Melansir The Herald Journal, Jerusha Sanjeevi memiliki gelar magister di bidang Psikologi Klinis.
Jerusha Sanjeevi melanjutkan kuliah untuk mengambil gelar doktoral di Utah State University.
Namun, selama masa perkuliahan, ternyata Jerusha Sanjeevi kerap diledek oleh teman sekelas, sampai membuat wanita itu mengakhiri hidup.
Melihat hal itu, pacar Jerusha Sanjeevi, Matthew Bick mengajukan tuntutan pada pihak universitas, departemen psikologi, beberapa teman kampus, dan profesor di sana.
Jerusha Sanjeevi diduga kerap mendapat ejekan, hampir setiap hari.
Ejekan seperti menyebut bahwa orang Asia aneh, mengejek aroma tubuh, dan bahkan warna kulit yang membuatnya tak bernilai untuk mendapat kedudukan di universitas.
Kepada seorang teman, Jerusha Sanjeevi yang tak tahan ingin meninggalkan laboratorium.
“Dia tahu bahwa saya telah berjuang dengan rasa takut dideportasi sejak pemilihan (2016).
Dia tahu bahwa saya tidak punya kekuatan di sini sebagai mahasiswa asing dan dia melakukan ini pada saya di atas semua itu.
Saya tidak mengerti bagaimana seseorang bisa begitu kejam,” ucap Jerusha Sanjeevi, seperti yang diungkapkan temannya.
Jerusha Sanjeevi juga sempat melaporkan pada departemen universitas terkait intimidasi itu.
Namun, kepala departemen menyimpulkan bahwa itu hanya "konflik antara siswa" dan tidak menyelidiki laporan tentang intimidasi dan rasisme dari siswa lain, bahkan setelah kematian Jerusha.
"Aku hanya tidak mengerti mengapa aku begitu tak berarti bagi mereka.