28 Atase Militer Kunjungi Aceh, Terkesan Kemampuan Kopral Hardius
Para istri atase militer ini terkesan dengan kemampuan Kopral Dua (Kopda) Hardius Rusman dalam menjelaskan setiap objek
Ada cerita menarik dalam kunjungan 28 atase militer dari 22 negara sahabat ke Aceh, Selasa (6/8) kemarin. Para istri atase militer ini terkesan dengan kemampuan Kopral Dua (Kopda) Hardius Rusman dalam menjelaskan setiap objek yang dikunjungi. Sebabnya, Kopral Hardius, prajurit TNI AD yang berdinas di Kodim 0111/Bireuen, mampu berbicara dalam tujuh bahasa dunia, sehingga menjadi tempat bertanya para ibu-ibu ini.
Informasi diperoleh Serambi, kunjungan para atase militer ini merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Markas Besar (Mabes) TNI untuk tujuan memperkenalkan lebih jauh budaya Indonesia. Mereka tiba di Banda Aceh, Senin (5/8).
Pada Selasa (6/8) kemarin, mereka mengunjungi Lanud SIM Aceh Besar yang disambut langsung oleh Danlanud SIM Kolonel Pnb Hendro Arief H. Rombongan juga mengunjugi Kodam Iskandar Muda dan diterima oleh Pangdam IM yang diwakili Kasdan IM, Brigjen TNI Achmad Daniel Chardin.
Selain itu juga berkunjung ke kantor Gubernur Aceh dan mendapat undangan dari Wali Kota Banda Aceh. Rabu (7/8) hari ini, rombongan atase militer ini direncanakan akan melanjutkan kunjungannya ke Sabang.
“Selain memperkenalkan budaya Indonesia, juga memperkenalkan objek wisata, dan yang paling penting memperkenalkan komando kewilayahan di daerah, sehingga ada harapan komando kewilayahan itu dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik,” kata Paban II Hubungan Luar Negeri (Hublu) Siintel Mabes TNI, Kolonel Untung Suropati.
Selama kunjungan tersebut, banyak keluarga dari atase militer yang terkesan dengan kemampuan Kopral Dua (Kopda) Hardius Rusman, prajurit TNI AD yang berdinas di Kodim 0111/Bireuen. Sekilas, prajurit ini memang terlihat biasa saja, tetapi siapa sangka jika ternyata dia mampu menguasai tujuh bahasa dunia.
Karena itu, tak heran banyak keluarga atase yang menjadikan dirinya sebagai tempat bertanya. “Kepada para ibu atase militer dari 22 negara itu, saya lebih banyak mempromosikan Aceh. Karena, jujur saya sangat sayang dengan Aceh," kata pria kelahiran Bengkulu 1984 ini.
Ya, Kopda Hardius ternyata memang sengaja dihadirkan ke Banda Aceh atas perintah Aspes Kodam IM, ditugaskan sebagai penerjemah bagi para istri dari atase militer 22 negara sahabat. Untuk diketahui, Hardius menguasai tujuh bahasa asing, yaitu Jerman, Inggris, Prancis, Spanyol, Itali, Belanda, dan Portugis.
Hebatnya lagi, dia mempelajari ketujuh bahasa asing itu tanpa guru alias otodidak, dan hanya dalam waktu satu tahun, yakni tahun 2017. Modalnya hanya berani berkomunikasi dengan orang asing dan memanfaatkan media sosial seperti Facebook dan Whatsapp.
Dia bahkan sempat dikira gila oleh orang-orang yang melihatnya belajar bahasa asing. "Karena setiap hari saya terus belajar memperlancar ke tujuh bahasa yang saya pelajari itu, dimana pun saya duduk, baik itu berdinas maupun di warung. Iya kita anggap wajarlah, karena orang kan tidak pernah tahu kalau kita lagi mempelajari sesuatu hal," ungkapnya.
Saat menjadi penerjemah bagi para istri atase militer, Hardius mengaku banyak mempromosikan Aceh, adat istiadatnya, serta hal-hal lainnya. “Mereka tertarik untuk kembali lagi ke Aceh dan mereka mengaku sangat senang berada di Aceh, keramahtamahan masyarakatnya, serta suasananya,” ungkap pria yang beristrikan orang Bireuen ini.
Berkat kemampuan itulah, Hardius sengaja dihadirkan dari Bireuen ke Banda Aceh. Ia juga diminta untuk ikut ke Sabang pada Rabu (7/8) hari ini, juga dalam rangka menemani kunjungan tim atase militer tersebut.
Lantas bagi Hardius sendiri, apa mimpi yang ingin dia capai dengan kemampuannya itu? Ternyata tidak muluk-muluk, Hardius hanya ingin ikut diberangkatkan dalam rangka dinas ke luar negeri, baik itu Lebanon, Kongo serta negara lainnya. Selain itu, dia memilih tetap berdinas di Aceh dan dekat dengan keluarga, meski hanya dengan berpangkat kecil.(mir)