Massa Bentangkan Bulan Bintang, Saat Demo di DPRK Lhokseumawe
Aksi membentangkan bendera bulan bintang mewarnai demo puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Pase
LHOKSEUMAWE - Aksi membentangkan bendera bulan bintang mewarnai demo puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Pase di halaman DPRK Kota Lhokseumawe, Kamis (8/8) kemarin. Aksi mereka terkait belum adanya realisasi butir-butir MoU Helsinki.
Pantauan Serambi, awalnya para pendemo berkumpul di depan Masjid Agung Islamic Center. Setelah massa berkumpul, sekitar pukul 10.30 WIB, dengan menggunakan satu unit mobil dan sejumlah sepeda motor, mereka bergerak menuju ke gedung dewan.
Sampai tiba di gedung DPRK Lhokseumawe, mereka langsung mulai berorasi. Kecuali itu, mereka juga mengusung sejumlah poster yang bertuliskan "Selamatkan Qanun dan Marwah Aceh". "Jangan cederai perdamaian Aceh", dan lainnya. Mereka juga melantunkan hikayat Prang Sabi.
Saat para orator sedang berorasi, Ketua DPRK Lhokseumawe, M Yasir Umar bersama sejumlah anggota dewan lainnya keluar gedung untuk menemui pendemo. Ternyata, mereka terus melakukan orasi mengenai belum jelasnya realisasi butir-butir perjanjian di Helsinki, Finlandia pada Agustus 2005 lalu.
Di tengah kerumunan massa, tiba-tiba mereka membentangkan dua bendera bulan bintang. Dalam orasinya, orator menyatakan kalau bendera tersebut bukanlah milik sekelompok orang, tapi milik semua orang Aceh. “Kami mengharapkan agar bendera ini segera berkibar di Aceh,” ungkap dengan suara tinggi.
Ketua DPRK Lhokseumawe, M Yasir menjumpai pendemo serta mendengarkan tuntutan mereka. Mensikap hal itu, Yasir dihadapan massa mengakui belum selesainya implementasi seluruh butir MoU Helsinky. "Saya juga sepakat untuk merealisasikan semua UUPA (Undang-Undang Pemerintah Aceh) yang sudah diqanunkan oleh DPR Aceh,” ujarnya.
Dikatakan Yasir, pihaknya selaku DPRK Lhokseumawe berharap kepada Pemerintah Pusat supaya benar-benar memiliki niat baik menyelesaikan semua masalah perjanjian damai di Aceh. Bukan hanya terkait bendera saja, tapi seluruhnya.
Selanjutnya, dia berjanji seluruh tuntutan pendemo akan disampaikan ke tingkat provinsi. "Kita ingin qanun yang sudah disahkan oleh DPRA jangan diutak-atik lagi. Makanya, satu qanun yang disahkan harus betul-betul dijalankan," pungkas M Yasir.
Dalam demo yang berasal dari Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Pase, mereka tidak hanya membentangkan bendera bulan bintang. Tidak lama kemudian, satu lembar bendera lainnya yang sudah dilipat rapi diserahkan oleh seorang pendemo ke Ketua DPRK Lhokseumawe, M Yasir.
Mereka meminta agar diperjuangkan sehingga bendera tersebut bisa berkibar di Aceh.
Setelah penyerahan bendera tersebut, orasi sempat berlangsung kembali beberapa menit. Lalu, dilanjutkan pernyataan dari Ketua DPRK Lhokseumawe, M Yasir. Setelah itu, pendemo meminta untuk beraudiensi. Permohonan mereka dipenuhi dan berlangsung di ruang sidang dewan.
Saat audiensi berlangsung, tiba-tiba seorang pendemo langsung bangun. Ia menyerahkan kembali bendera bulan bintang dalam kondisi terikat batang kayu kecil. Kembali diharapkan agar dapat diperjuangkan untuk berkibar di Aceh. Seusai penyerahan bendera untuk kedua kalinya, massa membubarkan diri secara tertib.(bah)