Seng Beterbangan di Tengah Malam, Suara Angin Seperti Gemuruh Tsunami
Angin menderu kencang disusul gemuruh hujan. Sesaat kemudian terdengar sura seng, derit balok kayu terangkat, yang kemudian mengujam deras
* 16 Bangunan Rusak Disapu Badai
SINGKIL - Angin menderu kencang disusul gemuruh hujan. Sesaat kemudian terdengar sura seng, derit balok kayu terangkat, yang kemudian mengujam deras menimpa atap rumah.
Peristiwa itu sontak membuat panik warga Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara, Aceh Singkil, yang umumnya telah tertidur lelap, Minggu (11/8) pukul 23.50 WIB. "Sampai ada yang tiarap karena seperti suara gemuruh tsunami," kata Mansurna penduduk Gosong Telaga Barat yang bagian depan rumahnya terangkat sapuan badai, kepada Serambi, Senin (12/8) pagi.
Suasana di tengah malam itu terasa mencekam. Ketika angin terus menderu, listrik mendadak padam. Warga yang terbangun dari tidur lelapnya hanya bisa pasrah bertahan di dalam rumah.
"Aku tidak berani ke luar. Anggota keluarga semua aku larang ke luar," kata Sarimin penduduk Gosong Telaga Barat yang rumahnya ikut rusak disapu angin.
Dua unit rumah yang rusak akibat tersapu angin itu berjauhan sekira 300 meter. Menurut warga yang malam itu sedang duduk di warung tak jauh dari rumah korban, saat kejadian terlihat ada gulungan awan hitam berputar menerbangkan benda yang dilintasinya. Melihat hal itu, mereka segera berhamburan berlindung di dalam rumah.
Wartawan Serambi yang juga tinggal di Desa Gosong Telaga Barat juga ikut merasakan betapa mencekamnya suasana malam itu. Tiupan angin terasa menggentarkan rumah, sementara atap rumah yang terbuat dari seng terdengar berbunyi keras.
Di Desa Gosong Telaga Barat ada enam unit rumah yang rusak. Dua di antaranya rusak berat, yaitu rumah Mansurna dan Sarimin. Sedangkan rusak ringan milik Mahidin, Jahra, Edi dan rumah Badu Amin Sayang.
Rumah Sarimin mengalami ambruk pada atap bagian depan karena tiang penopangnya patah ditiup angin. Sementara rumah Mansurna, seng rumahnya beterbangan dan bagian depan rumahnya terangkat. "Luar biasa suara angin, kami tidak ke luar, di dalam saja," kata Sarimin.
Angin kencang itu juga merusak lima unit rumah di Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak. Yaitu rumah milik Rosna, satu unit mess Pos AL Pulau Banyak, rumah milik Piti dan rumah Furkan, serta rumah Muslim penduduk Desa Teluk Nibung.
Salah satu rumah mengalami kerusakan cukup parah. Bagian atap rumah terbang sejauh sepuluh meter bersama dengan rangka bajanya sekaligus. "Akibat angin, di desa kami ada empat rumah rusak," kata Hardi, Kepala Desa Pulau Baguk.
Selain rumah, fasilitas BUMDes di objek wisata Pulau Panjang, Desa Pulau Baguk, berupa gazebo, juga mengalami rusak parah karena tertimpa pohon.
Laporan kerusakan rumah juga diterima Serambi dari Desa Pulau Balai, Kecamatan Pulau Banyak. Ada tiga rumah yang mengalami rusak parah, dimana hampir semua bagian atap rumahnya terlepas dihempas badai. Ketiga rumah tersebut masing-masing merupakan milik Martinus Jai, Sudirman Jiliwu, dan Arisman Jiliwu.
Data BPBD
Sementara itu, data sementara yang dirilis oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil, tercatat ada 11 bangunan yang mengalami kerusakan akibat sapuan badai pada Minggu malam itu. Ke-11 rumah itu tersebar mulai Desa Pulau Baguk, Kecamatan Pulau Banyak, kemudian Desa Teluk Nibung, Kecamatan Pulau Banyak, dan di Desa Gosong Telaga Barat, Kecamatan Singkil Utara.