Warisan Budaya tak Benda dari Aceh

Dua Makanan, Tarian, dan Silat dari Aceh Ditetapkan sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia 2019

Sidang penetapan WBTB Indonesia 2019 berlangsung di Jakarta, Rabu (15/8/2019) malam.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/BUDI FATRIA
Memek kuliner unik dari Simeulue. 

Sidang penetapan WBTB Indonesia 2019 berlangsung di Jakarta, Rabu (15/8/2019) malam.

Dua Makanan, Tarian, dan Silat dari Aceh Ditetapkan

sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia 2019

Laporan Fikar W Eda | Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Empat karya  budaya dari Aceh ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia 2019.

Keempat karya budaya itu, dua di antaranya jenis makanan, yaitu Memek dari Simeulue dan Gutel dari Gayo (Aceh Tengah dan Bener Meriah) serta Tari Sining dari Aceh Tengah, dan Silat Pelintau dari Tamiang. 

MAKANAN khas Gayo, namanya gutel, tahan lama dan mudah dibawa
MAKANAN khas Gayo, namanya gutel, tahan lama dan mudah dibawa ()

Sidang penetapan WBTB Indonesia 2019 berlangsung di Jakarta, Rabu (15/8/2019) malam. 

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh-Sumut Kemendikbud, Irini Dewi Wanti, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Kamis (16/8/2019).

Dengan demikian, maka hingga kini tercatat 60 warisan budaya tak benda dari Aceh.

Baca: Tim Persiapan Pembentukan KEK/KIT Apresiasi Abdya yang Siapkan Teluk Surien, Ini Syarat Selanjutnya

Baca: Briptu Hikma Nur Syafa, Polwan Berhijab yang Jago Nembak Kini Bertugas di Afrika, Fotonya Viral

Baca: Ini Rangkaian Peringatan HUT ke-74 RI di Kabupaten Aceh Singkil

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mendaftarkan warisan budaya tak benda Indonesia sejak 2009.

Hingga 2018, tercatat 8.065 karya budaya yang sudah dicatatkan dalam WBTB Indonesia. 

Memek adalah makanan jenis bubur. Berasal dari Simeulue. Makanan memek terbuat dari beras ketan gongsen, pisang, santan yang sudah dipanaskan, gula dan garam.

Proses pembuatannya butuh waktu sekitar satu jam. Setelah masak, memek dapat disantap dingin atau biasa.

Nama memek berasal dari mamemek yang berarti mengunyah-ngunyah atau menggigit. 

Makanan ini biasanya disajikan sebagai makanan berbuka pada Ramadan.

Pada bulan itu, hampir semua warga membuat memek untuk disantap ketika buka puasa.

DARI kiri kanan, Asisten II Setdakab Aceh Tengah, Mursyid, Ketua DPRK setempat, Ansaruddin Syarifuddin Naldin, Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan KI Kemenkumham RI, Dr Molan Karim, Peneliti Tari Sining Gayo, Salman Yoga, dan Kakanwil Kemenkumham Aceh, Agus Toyib, foto bersama seusai penyerahan surat pencatatan inventarisasi KI Komunal Ekspresi Budaya Tradisional terhadap Tari Sining Gayo di Kampus Unmuha Aceh, Banda Aceh, Senin (17/9).
DARI kiri kanan, Asisten II Setdakab Aceh Tengah, Mursyid, Ketua DPRK setempat, Ansaruddin Syarifuddin Naldin, Direktur Kerja Sama dan Pemberdayaan KI Kemenkumham RI, Dr Molan Karim, Peneliti Tari Sining Gayo, Salman Yoga, dan Kakanwil Kemenkumham Aceh, Agus Toyib, foto bersama seusai penyerahan surat pencatatan inventarisasi KI Komunal Ekspresi Budaya Tradisional terhadap Tari Sining Gayo di Kampus Unmuha Aceh, Banda Aceh, Senin (17/9/2018). (serambi)

Sementara makanan lain yang masuk WBTB 2019 adalah "gutel" berasal dari masyarakat Gayo, baik yang ada di Aceh Tengah, Bener Meriah, maupun Gayo Lues, dan komunitas Gayo lainnya di Aceh.

Bahan baku pembuatan gutel, tepung beras, kelapa, gula dan air. Cara pembuatannya juga sederhana.

Cukup mencampurkan semua bahan, kemudian beri sedikit air, kemudian mulai digumpal.

Selanjutnya digulung dengan daun pandan.

Di kalangan masyarakat Gayo disebut juga sebagai makanan perang, sebab bisa disimpan dalam waktu  lama.

Makanan ini juga disiapkan sebagai bekal perjalanan jauh. (*)



Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved