Berita Banda Aceh

Anggota DPRK Banda Aceh Sorot Kebersihan Museum Tsunami, Kolam Ikan Keruh Berlumut

Tak hanya kolam museum tsunami yang jorok, beberapa bagian plafon di dalam dan luar gedung juga sudah copot dan berlubang

Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/EDDY FITRIADY
Kolam ikan di Gedung Museum Tsunami Aceh di Banda Aceh memiliki air yang keruh kecokelatan. Foto direkam Kamis (22/9/2019). 

Laporan Eddy Fitriady | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh menyorot Gedung Museum Tsunami Aceh di dekat Lapangan Blangpadang, Banda Aceh, yang kini kondisinya kurang bersih dan kurang terawat.

Sejumlah fasilitas di pusat pendidikan tsunami terbesar di Indonesia itu tampak usang, bahkan kolam ikan yang menjadi pemandangan utama di tengah gedung memiliki air yang keruh kecokelatan.

Amatan Serambinews.com di Gedung Museum Tsunami, Kamis (22/8/2019) sore, kolam ikan yang dikelilingi bola-bola beton bertuliskan negara donatur pembangunan museum itu sudah dipenuhi lumut dan ganggang.

Meskipun tampak jorok, tak sedikit pengunjung museum yang duduk di tepinya untuk melihat-lihat ikan air tawar atau sekadar ber-selfie ria.

Baca: Kena Baling-Baling Boat, Warga Spanyol Tewas saat Snorkeling di Iboih Sabang

Anggota Komisi A DPRK Banda Aceh, Irwansyah ST yang juga melihat langsung keadaan Museum Tsunami Aceh kepada Serambinews.com, menyayangkan sejumlah fasilitas bangunan yang terkesan kurang terurus itu.

Tak hanya kolam yang jorok, lanjut Irwansyah, beberapa bagian plafon di dalam dan luar gedung juga sudah copot dan berlubang.

Pegangan besi berkarat, karpet lantai terkelupas, papan nama korban ada yang copot, serta sistem pendingin di beberapa ruangan tidak bekerja baik.

“Ada banyak bagian museum yang kondisinya sudah memprihatinkan. Tentu hal ini kalau dibiarkan akan memberikan image tidak baik bagi pengunjung, dan tentu merugikan Aceh dan Banda Aceh,” kata Irwansyah.

Baca: Cuaca Buruk, KMP Teluk Sinabang tidak Berlayar ke Meulaboh

Dia menyoroti joroknya kolam ikan di gedung tersebut yang semestinya rutin dibersihkan.

Menurutnya, Museum Tsunami yang dikunjungi ribuan wisatawan saban tahun sudah selayaknya memiliki kolam bak hotel berbintang.

“Seharusnya jernih, ikannya indah dipandang mata. Tidak seperti tempat budidaya ikan yang ikannya sulit terlihat karena keruhnya air,” ujarnya.

Begitu juga dengan plafon-plafon yang copot dan berlubang, sambung Irwansyah, harusnya diganti atau diperbaiki.

Karpet yang lembab dan apak sudah bisa diganti sehingga pengunjung yang datang merasa nyaman dan terhormat.

Baca: Lulusan Kedokteran Universitas Malahayati Masuk Jajaran Terbaik Nasional

“Besi pagar dan pegangan tangan juga sudah bisa dicat ulang karena sudah terkelupas dan berkarat,” kata Ketua Fraksi PKS di DPRK itu.

Selain itu, menurut dia, papan nama korban tsunami yang sudah copot juga semestinya diganti.

Kata Irwansyah, membiarkan papan nama tersebut copot sama saja dengan menghilangkan jejak sejarah.

Sementara Kepala Museum Aceh, Hafnidar yang dikonfirmasi terkait kebersihan dan kondisi gedung tersebut, tak bersedia diwawancara.

Serambinews.com sudah berupaya mengajukan pertanyaan lewat pesan singkat maupun menghubunginya via telepon, tapi tidak direspons.(*)

Baca: Polisi Periksa Putri dan Hendra, Begini Pengakuan Calon Suami Lia

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved