Berita Abdya
Mahasiswa AKN Abdya: Tak Ada Keputusan Pembubaran dari Kemenristekdikti RI
Selain sebagai aset daerah yang harus dipertahankan, masih ada ratusan mahasiswa yang selesai yudisium tapi belum diwisuda.
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
“Biaya SPP mahasiswa tak disubsidi lagi. Sejak saat itu atau sejak 2018 aktivitas perkuliahan AKN Abdya secara terhenti secara perlahan-lahan hingga sekarang,” katanya.
M Azmi mengakui kalau mahasiswa tidak membayar SPP.
“Kenapa mahasiswa tak membayar, karena sebelumnya SPP disubsidi Pemkab Abdya. Kalau dulu bisa disubsidi, kenapa sekarang tak bisa lagi,” kata M Azmi, didampingi rekannya.
Dari informasi diperoleh Serambinews.com bahwa selain dana hibah dari Pemkab Abdya, AKN Abdya juga mendapat anggaran dalam DIPA (Daftar Isian Pengunaan Anggaran) dari Kementeriandikbud, sekarang Kementerian Risetdikti, dengan jumlah kisaran antara Rp 1,3 miliar sampai Rp 1,5 miliar per tahun sejak 2014 hingga sekarang.
Anggaran dari DIPA tersebut dikelola Politeknik Pertanian Payakumbuh.
Digunakan antara lain untuk membayar honor dosen yang diturunka ke Abdya, pengadaan peralatan praktek yang dibutuhkan mahasiswa, teramsuk alat-lat musik.
Keterangan diperoleh Serambinews.com, anggaran DIPA dari Kementerian Risetdikti tersebut tidak bisa digunakan sejak tahun 2018 dan 2019 karena tidak ada lagi oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh karena tidak ada aktivitas perkuliahan sehingga anggaran DIPA itu dikembalikan lagi ke pusat.
Dibalut Semak
Pascaterhenti kegiatan operasional perkuliahan AKN Abdya sejak akhir 2017, bangunan Kampus AKN di lokasi bukit Desa Cot Manee, Kecamatan Jeumpa, kondisinya sangat menyedihkan.
Ketika ditinjau Serambinews.com, Jumat (23/8/2019), lokasi yang dulunya sibuk dengan kegiatan mahasiswa berubah menjadi suasana sepi dan angker yang menakutkan.
Bangunan permanen bekas gedung RSU Abdya itu sudah dibalut semak belukar yang tumbuh dalam area perkarangan sampai batas teras bangunan.
Anakan kayu yang tumbuh di dekat teras bangunan dan pintu sudah mencapai ketinggian tidak kurang 3 meter sehingga menutup sebagian dinding gedung.
Daun pintu dan jendela dalam keadaan terbuka karena sudah dua tahun ditinggalkan tanpa ada penjaga. Sebagian mobiler, terutama kursi dalam kondisi rusak bertaburan di halaman gedung.
Menurut Muhammad Azmi, aset AKN Abdya yang berada di dalam gedung sudah hilang karena dicuri pelaku yang belum terungkap.
Aset yang hilang antara lain peralatan praktek mahasiswa, seperti alat musik yang pengadaannya oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Kemudian mobiler, meja, kursi serta AC sebanyak 20 unit tidak ada lagi dfalam ruang gedung.