Cuaca ekstrem
Cuaca belum Kondusif, Rute KMP Teluk Sinabang Dialihkan ke Labuhanhaji
Padahal semestinya jadwal hari ini, Kamis (29/8/2019), KMP Teluk Sinabang akan berlayar dari Simeulue ke Pelabuhan Penyeberangan Samatiga, Aceh Barat
Penulis: Sari Muliyasno | Editor: Mursal Ismail
"Tetap berkoordinasi. Diperlukan perhitungan yang tepat kalau cuaca ekstrem, demi keselamatan kapal dan penumpang," tandasnya.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Ir Junaidi, menyampaikan, untuk membangun pemecah ombak (breakwater) di Pelabuhan Samatiga, Aceh Barat, membutuhkan biaya sebesar Rp 482 miliar.
Besaran anggaran itu ia katakan, didapat berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan tekanan angin yang telah dilakukan dalam rangka pembuatan dokumen detail enggeneering desain (DED) pada tahun 2018 lalu.
“Untuk mengurangi tekanan angin ke dermaga pelabuhan, harus dibangun breakwater pada kanan dan kiri dermaga setinggi 2,5-4 meter dengan anggaran Rp 482 miliar,” sebut Junaidi didampingi kepada Serambi, Rabu (28/8).
Didampingi Seketaris Dinas, Faisal, Kabid Laut, Mahyus, dan PPTK Laut, Munawar, Junaidi menjelaskan, penilitian itu dilakukan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) merespons usulan Bupati Aceh Barat dan Gubernur Aceh.
Dari beberapa titik yang disurvey, tetapi kemudian pilihan jatuh di Kecamatan Samatiga. Pertimbangannya antara lain karena berada di pinggiran jalan nasional, belum ada pemukiman penduduk, areal yang sangat luas, dan terkahir Pemkab juga menyetujuinya.
“Pusat tidak memilih Ujong Karang karena lokasinya sempit dan sulit untuk dikembangkan, sebab banyak pemukiman penduduk dan fasilitas umum lainnya,” ujar Junaidi.
Untuk mengatasi kencangnya tekanan angin pada musim barat seperti saat ini, Dinas Perhubungan Aceh disebutkan Mahyus, pada tahun 2018 kemarin sudah memprogramkan pembuatan dokumen DED untuk pembangunan breakwater di kanan dan kiri pelabuhan dengan alokasi anggaran senilai Rp 700 juta.
Dokumen DED itu telah disampaikan kepada kepada Kementerian Perhubungan pada tanggal 19 Juni 2019 lalu. Plt Gubernur Aceh, tambah Mahyus, sangat berharap pihak Kemenhub merespon pengalokasian anggaran itu pada tahun 2020.
Lebih lanjut dia menjelaskan, dari hasil penelitian dan penghitungan konsultan, untuk sisi kanan pelabuhan Kuala Bubon harus dibangun bendungan breakwater sepanjang 770 meter dari pinggir pantai menjorok ke laut dengan ketinggian 2,5 meter dari posisi air surut.
Sementara dari sisi barat, harus dibangun sepanjang 1.100 meter dengan ketinggian 4 meter dari air surut.
“Karena panjang breakwater yang mau dibangun mencapai 1.870 meter, untuk posisi kiri dan kanan dermaga pelabuhan, maka anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 482 miliar,” sebutnya. (*)