Berita Papua
Setelah 7 Tahun, Dokter Fajri Eto’o Bisa Shalat Jumat Perdana di Pedalaman Papua
Fajri, pemuda kelahiran Beureunuen Kabupaten Pidie ini adalah dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh Besar.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
Itu yang saya alami sekarang selama menjalankan tugas di tahun ke 7 untuk Tanah Papua. Apa yang saya alami ini membuat saya berat untuk meninggalkan mereka
SERAMBINEWS.COM - Wajah Dokter Fajri Nurjamil (33) terlihat cerah dan gembira.
Ia tak henti-hentinya menebarkan senyum saat berbicara di depan kamera telepon genggamnya.
Hari itu, Jumat (23/8/2019), pemuda kelahiran Beureunuen, Kabupaten Pidie, Aceh, yang saat ini bertugas sebagai dokter PTT di Puskesmas Kolf Braza ini akan melaksanakan shalat perdananya di pedalaman Papua, tepatnya di Distrik Suator, Kabupaten Asmat.
Jarak dari Kolf Braza ke Suator ini sekitar 32 kilometer, dan hanya bisa ditempuh dengan speedboad atau perahu ketinting.
Butuh waktu antara 1 hingga 2 jam perjalanan, tergantung kekuatan mesin boat dan kondisi air sungai.
Dari Google Maps, terlihat Distrik Kolofbraza, tempat Dokter Fajri bertugas ini berada di bagian tengah Pulau Papua.
Sungai menjadi satu-satunya jalur transportasi ke distrik-distrik tetangga.
Distrik Kolofbraza ini berjarak sekitar 104 kilometer ke Agats, ibu kota Kabupaten Asmat yang berada di tepi laut Arafura, dan 344 kilometer ke Jayapura, ibu kota Provinsi Papua.
Fajri merekam moment jumatannya ke Suator dalam sebuah video yang direkam dengan hp di tangannya.
Video itu baru bisa diupload ke dinding Facebooknya saat Fajri tiba di Distrik Suator yang sinyal internetnya lumayan bagus.
“Alhamdulillah, tahun ke 7 di pedalaman Papua baru bisa menjalankan ibadah shalat Jum'atan perdana ketika lagi berada di pedalaman..
Kebetulan di Distrik tetangga kita di wilayah Distrik Suator ada Mesjid nya,” tulis Dokter Fajri dalam status yang mengiringi video itu.
Baca: Aceh dan Papua Kerangka Indonesia
Baca: Terlahir dari Keluarga Pendiri OPM
Dalam perjalanan itu, Fajri didampingi dua perempuan berjilbab yang merupakan rekannya sesama dokter.
“(perahu) Ketinting di sana, dia baru ke luar,” kata Fajri menunjuk ke arah sebuah perahu yang mendekat ke dermaga kayu tempat Dokter Fajri dan dua rekannya berada.