Das'ad Cerita Peluk Tiang Masjid
Dai kondang asal Makassar, Dr H Das’ad Latief, Sabtu (31/8/2019) malam, menjadi penceramah peringatan tahun baru Islam, 1 Muharram 1441 Hijriyah
* Ceramah 1 Muharram di Masjid Baiturrahman
BANDA ACEH - Dai kondang asal Makassar, Dr H Das’ad Latief, Sabtu (31/8/2019) malam, menjadi penceramah peringatan tahun baru Islam, 1 Muharram 1441 Hijriyah, di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Selain menjelaskan sejarah hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah dan makna dari peringatan tahun baru Islam, Ustaz Das’ad juga menceritakan pengalamannya saat menjadi relawan setelah Aceh diterjang tsunami pada akhir 2004 silam. Satu dari sejumlah kenangan yang masih kental dalam ingatan Das’ad adalah ketika dirinya memeluk tiang masjid karena pada satu waktu sedang shalat Subuh di suatu masjid, Banda Aceh diguncang gempa susulan.
Ustaz Das'ad menyampaikan ceramah dengan tema ‘Memaknai hakikat hijrah dan kiat membentuk pribadi positif menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur'. Ribuan jamaah yang hadir tetap bertahan di Masjid Raya hingga Ustaz Das’ad membaca doa di akhir tausiahnya. Ustaz Das'ad mengaku bahagia bisa berceramah di Banda Aceh. "Saya senang, saat dihubungi saya langsung iya kan, dan agenda-agenda lain saya batalkan," katanya.
Kebahagiaan Das’ad bertambah, karena ia diundang berceramah di Masjid Raya Baiturrahman, masjid kebanggaan masyarakat Aceh yang menurutnya juga salah satu masjid terindah di Nusantara. “Saat saya kecil dulu, satu-satunya masjid yang punya kolam di depan, ya ini. Cantik betul Masjdi Raya Baiturrahman,” katanya.
Di hadapan jamaah, Das'ad juga mengenang saat ia menjadi relawan setelah tsunami menerjang Aceh para akhir tahun 2004 silam. Seketika, Das’ad seperti memutar mesin waktu, saat ia menyaksikan Aceh yang luluh lantak disapu gelombang tsunami. Das'ad mengaku datang ke Aceh empat hari setelah tsunami. Ia bersama relawan lain langsung membantu melakukan berbagai upaya pemulihan bagi masyarakat Aceh. "Waktu itu belum jadi ustaz, masih relawan," ujar Das'ad.
Dalam menjalankan tugas sebagai relawan kala itu, Das'ad menyaksikan bagaimana kondisi Aceh luluh lantak akibat dihantam tsunami dengan mayat yang bergelimpangan di mana-mana. "Saya sempat melihat Perdana Menteri Malaysia waktu itu, Pak Mahatir Mohammad, beliau khutbah Jumat di masjid ini," kenangnya.
Das'ad mengaku berada di Aceh sebagai relawan selama 16 hari. Saat baru tiba di Banda Aceh, Ustaz mengaku menginap di salah satu rumah sakit. Hari-hari dilewatinya dengan berbagai aktivitas sebagai relawan di Banda Aceh dan kabupaten/kota lain yang ikut disapu gelombang tsunami. Suatu ketika, tambah Das’ad, dia sedang melaksanakan shalat Subuh berjamaah di salah satu masjid, tiba-tiba gempa susulan mengguncang Banda Aceh. "Waktu itu kita shalat Subuh, gempa lagi, semua yang lagi shalat, bubar. Saya lari peluk tiang. Ditanya kenapa peluk tiang, saya bilang ini lah bangunan paling kokoh," katanya.
Jangan cari muka
Dalam ceramahnya, Ustaz Das’ad juga menceritakan bagaimana detik-detik menegangkan saat Rasulullah SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah karena dikejar oleh orang-orang Quraisy yang ingin membunuh Rasulullah. Saat itu, satu-satunya sahabat yang menemani Nabi SAW adalah Abu Bakar Assiddieq. “Abu Bakar pernah mengatakan bagaimana ini Ya Rsulullah, kemudian Rasul menjawab, tenang hai Abu Bakar, kita minta pertolongan kepada Allah, sesungguhnya Allah bersama kita,” kata Das’ad mengisah sejarah tersebut.
Esensi dari itu, kata Ustaz Das’ad, umat Islam seyogianya meminta pertolongan kepada Allah SWT terhadap semua persoalan. Kepada PNS, Ustaz Das’ad berpesan, jangan mencari muka ke gubernur saat mau menjadi kepala dinas. “Kau minta pertolongan, kepada Allah. Kalau Allah yang tolong kalian, gampang jadi kepala dinas, jadi sekda, atau jadi camat. Makanya, mintalah pertolongan kepada Allah,” saran Ustaz Das’ad.
Makmurkan masjid
Ustaz Das’ad juga menyampaikan, makna dari peringatan tahun baru Islam adalah setiap manusia harus benar-benar hijrah dari hal yang tidak baik yang lebih baik. Contohnya, harus gemar memakmurkan masjid, melaksanakan shalat jamaah di masjid. “Saya yakin, kalau Aceh jamaahnya memang selalu penuh, termasuk Subuh. Mari kita hijrah. Kalau benar-benar hijrah, tahun baru ini kita benar-benar shalat jamaah, hidupkan anjuran Bapak Gubernur Aceh, hidupkan shalat jamaah, makmurkan masjid,” pungkas Ustaz Das’ad.
Perbaiki Kualitas Hidup
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Gubernrur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, dalam sambutannya mengatakan, peringatan tahun baru Islam itu hendaknya dapat dijadikan momentum umat memperbaiki kualitas hidup. Menurut Nova, semangat hijrah yang menjadi titik tolak peringatan itu hendaknya dipraktikkan oleh muslim dan muslimah. "Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah merupakan gerakan revolusiener menuju peradaban Islam yang lebih baik dan maju," kata Plt Gubernur Aceh.
Nova mengatakan, selama di Mekkah proses penyebaran ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad berjalan lamban. Hal tersebut terjadi karena berbagai upaya penghadangan dan gangguan terus dilakukan oleh orang-orang yang membenci Rasulullah. Karena itu, demi tercapainya perubahan serta perkembangan dan kemaslahatan Islam, Allah memerintahkan Nabi untuk berhijrah. "Untuk itu hijrah harus dimaknai melakukan perubahan dalam kehidupan dengan cara evaluasi diri dan meningkatkan kualitas kehidupan," ujar Nova.
