Sosok

Nismalinda, Wanita Berjuluk "Ibu WC"

Sebagai sanitarian di Makmur, hal pertama yang ia lakukan adalah mendorong warga agar tidak buang hajat sembarangan, tidak minum air mentah, buang sam

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/YUSMANDIN IDRIS
Nismalinda AMKL, sanitarian di Puskesmas Makmur 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - “Terkadang masyarakat kalau
lihat saya teringatnya WC, kadang dipanggil "Ibu WC", saya enggak apa-apa dipanggil demikian biar mereka ingat untuk mengupayakan WC di rumah mereka,” ujar Nismalinda AMKL, sanitarian di Puskesmas Makmur, Bireuen kepada
Serambinews.com dua hari lalu.

Bagi wanita PNS di Puskesmas Makmur ini, panggilan "Ibu WC" ternyata ada ceritanya. Nismalinda mengisahkan pada tahun 2016 ia turun ke Kemukiman Makmur.

Ia melihat prilaku masyarakat dalam buang air besar tidak baik. Kondisi itu berlangsung turun temurun.

Sebagai sanitarian di Makmur, hal pertama yang ia lakukan adalah mendorong warga agar tidak buang hajat sembarangan, tidak minum air mentah, buang sampah sembarangan dan lainnya.

Intinya stop buang hajat dan jangan buang sampah sembarangan. Kemudian lahirlah inovasi untuk mengubah prilaku tersebut.

Baca: Guru Dayah Darul Quran Jadi Duta Indonesia ke MTQ Internasional

Baca: Polsek Meurah Mulia Lahirkan Inovasi Biogas dari Kotoran Lembu, Sempat Gagal Enam Kali

Baca: Satlantas Polres Bireuen Tilang 168 Pelanggar Lalulintas

Nismalinda mengusung program Tapeutroh hajat u dalam bagan meusandeng (Tapeh u gadeng), bermakna Tapeutroh (sampaikan)
buang hajat atau air besar ke dalam (u) bagan (jamban) lengkap dengan jamban, closet dan spetictank (meusandeng).

“Ada sebagian rumah miliki closet bagus, tapi tidak ada septicnk, pipanya langsung ke
sungai atau hutan, ini harus mampu saya sosialisasi agar berubah,” ujarnya.

Hasilnya, tahun 2018 Desa Leubu Cot membangun jamban sehat dengan dana desa pada seluruh rumah yang belum memiliki jamban sehat
sehingga desa tersebut menjadi desa pertama di Makmur yang mendapat sertifikat Open Defication Free (ODF) atau Bebas Buang Air Besar
Sembarangan yang dikeluarkan Bupati Bireuen H Saifannur S Sos.

Tahun ini, kata Nismalinda, Desa Mon Ara telah menyelesaikan 53 unit jamban sehat untuk rumah warga yang belum memiliki jamban.

“Kami juga terbantu dengan adanya kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) di Desa Blang Perlak juga membantu membangun jamban sehat,” ujarnya.

Desa Blang Perlak juga telah mendapatkan sertifikat ODF saat penutupan
TMMD 8 Agustus 2019.

“Keinginan saya tahun 2020 masyarakat di 27 desa di Makmur bebas BABS,” ujarya. Nismalinda yang berlatar belakang pendidikan kesehatan lingkungan tidak sendirian.

Ia dibantu rekan kerja sarjana kesehatan dan perawat Puskesmas Makmur.

Wanita yang bersuamikan Fauzi Yusuf yang sering dipanggil Aparaman dipercayakan sebagai Penanggung Jawab Program Kesling UPTD Puskesmas Makmur.

“Ndak tahu kenapa dipanggil Aparaman, padahal namaya Fauzi Yusuf ndak
masalah,” ujarnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved