Berita Abdya

Aktivitas Jual Beli Depan RSU Teungku Peukan Abdya Dinilai Sangat Rawan Kecelakaan, Ini Sebabnya

Sebab, posisi pintu depan (rolling door) toko, kios dan warung nasi/kopi kawasan itu sudah dempet langsung dengan badan jalan.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM/ZAINUN YUSUF
Kondisi pintu depan (rolling door) toko, kios dan warung nasi/kopi di kiri Jalan Nasional lokasi depan RSU-TP Abdya di Ujong Padang, dempet langsung dengan badan jalan sehingga sangat rawan kecelakaan pengunjung di lokasi. Sebelumnya, teras dibangun sampai masuk DMJ sehingga ketika peningkatan jalan dua jalur sekarang ini, bangunan teras harus dibongkar untuk dijadikan badan jalan. Foto direkam, Jumat (6/9/2019). 

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE –  Aktivitas jual beli pada sejumlah toko dan kios, termasuk warung nasi/kopi di lintasan Jalan Nasional kawasan depan Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSU-TP) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), dinilai sangat rawan terjadi kecelakaan.

Sebab, posisi pintu depan (rolling door) toko, kios dan warung nasi/kopi kawasan itu sudah dempet langsung dengan badan jalan.

Hal itu terjadi karena Jalan Nasional kawasan itu ditingkatkan menjadi jalan dua jalur, dimana saat ini dalam proses pekerjaan.

“Pintu toko dan kios dempet dengan badan jalan sangat rawan terjadi kecelakaan, bukan saja terhadap pembeli, melainkan juga  bagi pedagang yang buka usaha di lokasi,” kata Muhajirin, salah seorang warga kepada Serambinews.com di lokasi, Jumat (6/9/2019).

Berat dugaan pembangunan toko permanen di kawasan tersebut tidak dilengkapi IMB (Izin Mendirikan Bangunan).

Dugaan ini, karena pembangunan teras toko menyita Daerah Median Jalan (DMJ) sehingga ketika dilakukan pelebaran badan Jalan Nasional, seperti sekarang ini, teras toko (kaki lima) harus dibongkar.

Setelah bangunan kali lima atau teras dibongkar sehingga posisi pintu depan (roling door) toko, kios dan bangunan warung dempet langsung dengan bahu Jalan Nasional.

“Pengunjung yang keluar masuk toko, kios dan warung, bila tidak hati-hati akan disambar arus kendaraan bermotor,” kata warga lainnya.      

Sekadar diketahui bahwa setelah beroperasi RSU Teungku Peukan sekitar tahun 2006 lalu, dibangun toko permanen di kanan kiri Jalan Nasional, kawasan depan rumah sakit bantuan Korea Selatan tersebut.

Sayangnya, pemilik bangunan membangun toko terlalu dekat dengan bahu Jalan Nasional.

Ketika dilakukan peningkatan menjadi jalan dua jalur sehingga tidak ada lagi area yang tersisa di depan toko.            

Seperti diberitakan, Jalan Nasional sejak dari kepala jembatan Pulau Kayu, Desa Geulima Jaya sampai Desa Ujong Padang (depan SMKN 1) atau melewati RSU-TP atau sepanjang 1 Km, ditingkat menjadi dua jalur. Pekerjaannya dilaksanakan sejak awal April lalu, menyerap anggaran Rp 12 miliar sumber APBN 2019.

Baca: Dirlantas Polda Aceh Lepas Peserta Wisata Juang Keselamatan Jumpa Tengah Expedition 2019

Baca: Gemslover Aceh Gelar Pameran dan Kontes Batu Nanggroe

Baca: Pedagang Sayur di Pasar Pagi Kualasimpang akan Ditempatkan di Lantai Dua, Pedagang Ikan Didata Ulang

Pembangunan jalan dua jalur tahap pertama itu  harus membongkar sekitar 25 unit bangunan teras rumah toko (ruko) dan bangunan pondok lainnya sepanjang jalan nasional, termasuk teras toko di kanan kiri jalan lokasi depan RSU-TP Abdya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Abdya, Ir Much Tavip MM menjawab Serambinews.com, Selasa (9/7/2019) menjelaskan, sekitar 25 teras ruko dan bangunan lainnya dibongkar, tidak diberikan ganti rugi.

Kecuali biaya ongkos bongkar akan diserahkan kepada masing-masing pemilik.

Teras ruko dan bangunan lainnya dibongkar karena sebagian bangunan masuk DMJ, sehingga harus dibongkar ketika dibangun jalan dua jalur.

Teras ruko yang dibongkar oleh pemiliknya itu sebagian besar berada di lokasi depan RSU-TP) Abdya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved