Info haji 2019

Kisah Petugas Haji Aceh di Kloter ‘Eksklusif’, Sedih dan Bahagia Menyatu di Antara Para Lansia

Menjadi petugas haji merupakan impian bagi sebagian besar pegawai di jajaran Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan

Editor: bakri
DOK PETUGAS HAJI ACEH KLOTER 12
Pembimbing Ibadah Haji Kloter 12, Hamdan (kanan) bersama petugas lain dan jamaah haji Aceh foto bersama di Mekkah, beberapa hari lalu. 

Menjadi petugas haji merupakan impian bagi sebagian besar pegawai di jajaran Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan. Banyak kisah yang menyertai tugas mereka, termasuk tugas ‘istimewa’ yang diemban oleh lima petugas haji di Kelompok Terbang (Kloter) 12 Aceh.

Kelompok terbang (Kloter 12) Jamaah Haji Aceh ini bisa dikatakan sebagai kloter ‘eksklusif’. Alasan pertama, kloter ini adalah bagian dari ‘hadiah’ 10 ribu kouta tambahan jamaah haji dari Kerajaan Saudi Arabia kepada Pemerintah Indonesia. Kedua, kloter 12 ini berisi jamaah lanjut usia yang rata-rata berusia 60 hingga 98 tahun.

Ketiga, para jamaahnya kloter ini tidak saling kenal, karena berasal dari 18 kabupaten/kota yaitu Nagan Raya, Aceh Utara, Aceh Besar, Pidie Jaya, Pidie, Lhokseumawe, Aceh Barat, Bireuen, Sabang, Aceh Tengah, Aceh Selatan, Banda Aceh, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Tenggara, dan Aceh Jaya.

Tiga keadaan tersebut memberikan tantangan tersendiri bagi lima petugas haji yang bertugas di kloter 12 ini. Mereka adalah Hamdani Daud, Hamdan, dr Maulid Hidayati, Munawar Khalil, dan Dahrul Fakri Fakhruddin.

"Tangis, sedih, dan bahagia selalu menyatu dalam melayani jamaah yang hampir semuanya lansia. Jamaah kami yang usia lanjut sangat membutuhkan bantuan, terutama yang sakit sejak dari Banda Aceh hanya bisa menatap dan memelas. Petugas selalu siaga, termasuk mengganti popok mereka yang membutuhkan," tutur Pembimbing Ibadah Haji Kloter 12, Hamdan kepada Serambi melalui pesan WhatsApp, Rabu (4/9).

Hamdan mengatakan, hampir seluruh jamaah dalam kloter ini tidak saling kenal, karena mereka berasal dari kabupaten yang berbeda. Para jamaah ini baru saling mengenal saat berada di Asrama Haji Banda Aceh, sebelum berangkat ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Minggu (4/8/2019) lalu.

"Alhamdulillah dengan kondisi yang majemuk dan rasa ingin menjalin silaturahmi antarsesama, jamaah kloter ini terasa sangat kompak dan bersahaja. Sebagai petugas kloter, kami selalu berusaha memberikan yang terbaik, setiap waktu," kata Hamdan.

Kondisi jamaah yang rata-rata berusia lansia ini menuntut petugas untuk lebih ekstra bekerja melayani jamaah. Mulai dari kesehatan, bimbingan ibadah hingga pendistribusian makanan saat berada di Mekkah, serta di Arafah, Mudzalifah, dan Mina (Armuzna), hingga saat di Madinah.

Tangis bahagia dan duka sering menyelimuti hati kelima petugas bimbingan, pelayanan, dan perlindungan para tamu Allah tersebut. Rasa sedih hadir ketika melihat beberapa jamaah yang sudah sakit sejak dari Tanah Air membutuhkan perhatian khusus, mulai dari makan, mandi, hingga mengganti popok setelah buang air besar.

Syukurnya, kata Hamdan, meski sudah lansia tapi para jamaah sangat disiplin saat bimbingan maupun ketika bergerak dari Mekkah ke Arafah maupun Arafah ke Mudzalifah dan Mina. Meskipun raut wajahnya kelelahan, tapi semangat untuk beribadah sangat tinggi untuk meraih pundi-pundi pahala menuju nilai takwa.

Ada satu pemandangan saat di Mudzalifah membuatnya Hamdan sangat terharu, yaitu ketika seorang suami menuntun istrinya yang lumpuh dengan penuh kasih sayang. Meski sama-sama sudah lansia keduanya saling jaga ketika berada jauh dari tanah kelahiran.

Dalam kondisi yang tidak istithaah (mampu), ada jamaah yang selalu terpisah jika keluar dari kamar hotel atau tenda. Pelaksanaan ibadah thawaf dan melontar jamrah selalu diwakilkan kepada ketua regu, ketua rombongan, ataupun petugas kloter 12. Rasa saling menolong dan membantu antarsesama juga sangat tinggi dimiliki oleh jamaah yang sudah tak muda lagi ini, padahal dirinya sendiri juga harus dibantu oleh orang lain.

"Ada beberapa pelajaran hidup yang kita dapatkan dari para jamaah ini, semangatnya untuk beribadah sangat tinggi meski sudah lansia. Motivasi dan kepercayaan dari pimpinan, keikhlasan serta tanggung jawab sebagai petugas kloter membuat kami semangat untuk menjalankan tugas ini dengan sebaiknya,” ungkap Hamdan.

“Tidak mudah memang, tapi insya Allah kami siap memberikan yang terbaik untuk jamaah di kloter ini, karena melayani jamaah haji adalah suatu kemuliaan bagi kami," ujarnya.(mawaddatul husna)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved