Breaking News

Berita Palestina

PM Israel Benjamin Netanyahu Berkunjung ke Hebron di Tepi Barat Palestina, Pertama Sejak 1998

Netanyahu mengunjungi kota itu untuk memperingati 90 tahun peristiwa 1929, di mana sekitar 60 orang Yahudi terbunuh.

Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
ANADOLU AGENCY/KOBI GIDEON/GPO/HANDOUT
Kolase foto Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara Netanyahu mengunjungi Masjid Ibrahimi dalam sebuah acara yang akan menandai peringatan 90 tahun kerusuhan yang terjadi di kota itu pada 1929, di kota Hebron, Tepi Barat, pada 4 September 2019. 

PM Israel Benjamin Netanyahu Berkunjung ke Hebron di Tepi Barat Palestina, Pertama Sejak 1998

JERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada hari Rabu (5/9/2019), melakukan kunjungan ke Hebron atau Al-Khalil yang berada di Tepi Barat Palestina.

Kantor Berita Turki Anadolu Agency memberitakan, kunjungan Netanyahu ke Hebron ini adalah yang pertama sejak tahun 1998.

Dalam kunjungannya itu, Netanyahu mengatakan orang-orang Yahudi akan tetap berada di kota itu selamanya.

"Hebron tidak akan pernah kosong dari orang Yahudi. Kami bukan orang asing di kota ini, kami akan tetap di sini selamanya," katanya.

Terletak di Pegunungan Yuda, kota ini menjadi tempat pemakaman Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, dan Nabi Ya’kub.

Netanyahu mengunjungi kota itu untuk memperingati 90 tahun peristiwa 1929, di mana sekitar 60 orang Yahudi terbunuh.

Peristiwa itu terjadi selama apa yang kemudian dikenal sebagai revolusi "Buraq".

Revolusi ini pecah sebagai protes terhadap Yahudisasi Palestina oleh Inggris, dan gerakan Zionis, yang mempromosikan imigrasi Yahudi ke Palestina.

Gerakan Zionis ini bertujuan mendirikan negara Yahudi di tanah Palestina.

Sebelumnya, pemerintah Palestina mengutuk kunjungan Netanyahu ke Al-Khalil di Tepi Barat yang diduduki.

Kementerian Luar Negeri Palestina menggambarkan kunjungan itu sebagai "rasial dan kolonial".

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Palestina mencatat bahwa kunjungan tersebut telah tiba, pada saat Netanyahu mencari suara dari sayap kanan untuk pemilihan, yang dijadwalkan pada 17 September 2019.

Baca: Pasukan Israel Lancarkan Serangan Malam ke Tepi Barat, Tahan 12 Warga Palestina

Baca: Palestina Kecam Rencana Kunjungan Netanyahu ke Hebron, Rumah Bagi Masjid Ibrahimi yang Kini Terbagi

Baca: Palestina Kecam Seruan Israel untuk Mengubah Status Quo Masjid Al Aqsa di Yerusalem

Membagi Masjid Ibrahimi

Kota Tua Hebron, tempat Masjid Ibrahimi berada, merupakan rumah bagi sekitar 160.000 Muslim Palestina dan sekitar 500 pemukim Yahudi.

Para pemukim Yahudi hidup dalam serangkaian kantong khusus Yahudi yang dijaga ketat oleh pasukan Israel.

Pada tahun 1994, Baruch Goldstein, seorang pemukim Yahudi Israel-Amerika, menembak mati 29 Muslim Palestina ketika mereka sedang beribadah di dalam masjid.

Sejak itu, otoritas Israel membagi kompleks Masjid Ibrahimi menjadi dua,  bagian Muslim (45 persen) dan bagian Yahudi (55 persen).

Pejabat Palestina kerap menyuarakan ketidakadilan perlakuan Israel terhadap kaum Muslim dalam penggunaan masjid itu.

Pada akhir Agustus 2019 lalu, otoritas Israel menutup Masjid Ibrahimi bagi aktivitas ibadah Muslim, dan membukanya untuk liburan Yahudi.

"Pihak berwenang Israel mengatakan kepada kami bahwa masjid akan ditutup dari Kamis pagi hingga Jumat pagi," kata Raed Maswadeh, Direktur Hubungan Masyarakat untuk Sumbangan Hebron, Kamis (29/8).

Ilustrasi: Umat Islam Palestina menunaikan salat Jumat di Masjid Ibrahimi Hebron, Tepi Barat.
Ilustrasi: Umat Islam Palestina menunaikan salat Jumat di Masjid Ibrahimi Hebron, Tepi Barat. (ANADOLU AGENCY/ISSAM RIMAWI)

"Situs ini ditutup untuk umat Islam sementara tetap terbuka untuk pemukim Yahudi yang diizinkan untuk melakukan ritual Talmud di bawah perlindungan polisi," kata pejabat Palestina ini.

Dia menambahkan bahwa para pemukim mendirikan tenda di halaman luar masjid dan melakukan ritual Talmud.

Kementerian Wakaf Palestina menyerukan kepada masyarakat internasional dan organisasi internasional untuk "memikul tanggung jawab hukum dan moral terhadap penderitaan rakyat Palestina di Al-Khalil."

Kementerian Wakaf Palestina menyebut kunjungan Netanyahu ke Hebron adalah "eskalasi yang serius, prasangka terhadap perasaan umat Islam dan mungkin menyeret kawasan itu ke perang agama dengan konsekuensi yang tidak diharapkan".

Para pemukim Yahudi di halaman Masjid Ibrahimi Hebron.
Para pemukim Yahudi di halaman Masjid Ibrahimi Hebron. (ANADOLU AGENCY)

Situs Suci Tiga Agama

Penelusuran Serambinews.com dari berbagai sumber, orang-orang Yahudi menyebut kompleks Masjid Ibrahimi ini sebagai "Gua Machpelah", sementara media Barat menyebutkan "Gua para Leluhur".

Israel dan Barat mengklaim kompleks ini adalah milik leluhur mereka yang dibeli oleh Abraham (Nabi Ibrahim) sebagai lokasi pemakaman untuk keluarganya.

Karena itu, di kompleks ini terdapat kuburan Nabi Ibrahim dan istrinya Sara/Siti Sarah, serta dua anak dan menantu mereka yaitu, Ishak bersama istrinya Ribka/Rifqah, dan Yakub beserta istrinya Lea/Laila.

Periode Perang Salib telah mengubah wajah Hebron.

Pada 1099, tentara Salib menguasai kota ini dan mengambil alih kompleks benteng yang bersisian dengan makam para nabi itu.

Mereka menjadikannya gereja.

Kemudian, pada 1187 Sultan Shalahuddin al-Ayyubi membebaskan Hebron.

Gereja tersebut diubahnya menjadi masjid.

Baca: Besok Jumat Perdana Tahun Baru 1441 Hijriah, Berikut Ini Daftar Khatib dan Imam di Kota Banda Aceh

Baca: Benny Wenda Sebut Papua Bisa Jadi Timor Timur Berikutnya, Minta Australia Kutuk Tindakan Indonesia

Baca: Alumnus Ummuha Sudah 10 Tahun Mengajar Bahasa Inggris Gratis Pada Anak Yatim di Pidie

Dalam masa keemasan Islam, Hebron menjadi kota istimewa bagi kaum Muslim, setelah Makkah, Madinah, dan Yerusalem.

Khususnya di masa Kesultanan Mamluk (1250-1516), Hebron menjadi pusat kebudayaan kaum sufi.

Ratusan bangunan bernilai sejarah Islam didirikan. Dalam era Kesultanan Ottoman (1517-1918), Hebron mendapatkan bentuknya yang bertahan sampai sekarang.(Anadolu Agency/dbs)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved