Berita Aceh Malaysia
Haji Uma Kembali Pulangkan 6 TKI asal Aceh yang Telantar di Malaysia, KJRI Beri Perlindungan Penuh
Keenam TKI ini merupakan bagian dari 11 TKI asal Aceh korban penipuan agen yang dipulangkan oleh Haji Uma pada Agustus 2018 lalu.
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota DPD RI asal Aceh, H. Sudirman atau yang lebih akrab disapa Haji Uma, kembali membantu pemulangan 6 TKI asal Aceh yang sempat terlantar di Serawak Malaysia.
Keenam TKI ini merupakan bagian dari 11 TKI asal Aceh korban penipuan agen yang dipulangkan oleh Haji Uma pada Agustus 2018 lalu, setelah sempat terlantar di Entikong Kalimantan Barat.
Muhammad Daud, Staf Khusus Haji Uma kepada Serambinews.com, Rabu (11/9/2019) mengatakan, keenam TKI asal Aceh yang dipulangkan dari Serawak adalah.
1. Zulpan Ramadhan asal Desa Dalam Kec. Karang Baru Aceh Tamiang
2. Sukma Septianda asal Desa Tanjung Karang Kec. Karang Baru Aceh Tamiang
3. Muhammad Arga asal Rantau Pauh Kec. Rantau Aceh Tamiang
4. Saed Ishak asal Aceh Tamiang
5. M. Fauzan asal Desa Alue Deah Teungoh Kec. Meraxa Kota Banda Aceh
6. Ujang Naspriadi asal Desa Dham Pulo Kec. Ingin Jaya Aceh Besar
Baca: Isi Seminar di UIN Ar-Raniry, Haji Uma Ingatkan Jangan Lalai Dengan Tik Tok, Promosi Budaya Islam
Baca: Begini Upaya Haji Uma Memulangkan 8 TKI Aceh yang Telantar di Entikong
Baca: Warga Tamiang Meninggal Saat Jalani Tahanan di Malaysia, Ini yang Dilakukan Haji Uma
Daud menyebutkna, pemulangan keenam TKI terlantar ini membutuhkan proses panjang, karena paspor mereka ditahan oleh pihak perusahaan tempat mereka bekerja.
Para TKI ini melarikan diri dari perusahaan tempat mereka bekerja di daerah Serawak Malaysia akibat gaji yang dijanjikan pada saat mereka direkrut tidak sesuai dengan kenyataan.
“Sebelum berkomunikasi dengan Haji Uma, para TKI ini sempat terlantar di daerah Bintulu Serawak Malaysia, mereka tidur di masjid, setiap saat harus menghindar dari pihak kepolisian Malaysia dan tanpa uang yang tersisa untuk makan,” kata Muhammad Daud.
Menanggapi permasalahan para TKI tersebut, Haji Uma menyurati Konsulat Jenderal RI (KJRI) Kuching Malaysia.
Haji Uma meminta bantuan perlindungan dan fasilitasi perjalanan mereka dari Bintulu-Kuching agar tidak ditangkap oleh pihak berwenang Malaysia.
Sebabnya, para TKI ini harus menempuh perjalanan darat selama 8 jam untuk sampai di KJRI Kuching.
Sementara biaya perjalanan dan akomodasi para TKI tersebut sepenuhnya dibantu Haji Uma.
"Setelah mereka berkomunikasi dengan saya, kemudian saya meminta bantuan KJRI Kuching untuk membantu fasilitasi perjalanan mereka dari Bintulu-Kuching serta membantu dokumen legal mereka agar bisa dipulangkan ke tanah air," ungkap Haji Uma seperti dikutip Muhammad Daud.
Kemudian untuk memudahkan perjalanan para TKI asal Aceh, pihak KJRI mengeluarkan surat permohonan kepada pihak berwenang Malaysia perihal permohonan kemudahan perjalanan 6 orang WNI menuju KJRI Kuching.
Selama 7 hari di bawah perlindungan KJRI Kuching, keenam TKI asal Aceh tersebut kemudian diberikan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk kembali ke Indonesia, karena paspor mereka hilang atau akibat hal lainnya.
Pada 10 September 2019, KJRI Kuching memberangkatkan para TKI asal Aceh ini ke Pontianak melalui pintu perbatasan Indonesia-Malaysia di Entikong Kalimantan Barat.
Sampai di Entikong keenam TKI tersebut diserahkan kepada BP4TKI untuk diberangkatkan ke Pontianak dan ditampung oleh BP3TKI Pontianak Kalimantan Barat.
Setelah berkomunikasi dengan BP3TKI Pontianak akan kesiapan para TKI asal Aceh tersebut, Haji Uma melalui Muhammad Daud memesan tiket untuk pemulangan mereka.
“Jalur pemulangan adalah dari Pontianak ke Kualanamu Medan Sumatera Utara, Rabu 11 September 2019. Kami juga meminta bantuan BP3TKI Pontianak mengantar mereka sampai ke bandara,” ungkap Muhammad Daud.
Baca: BJ Habibie Pergi Setelah Menunggu Semua Anggota Keluarganya Datang, Ini Kata Adik Kandungnya
Dijemput Haji Uma
Sampai di Kuala Namu para TKI asal Aceh ini dijemput Haji Uma.
Rasa haru para TKI ini tak terbendung ketika melihat Haji Uma berdiri menunggu mereka di pintu kedatangan.
Mereka tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada Haji Uma.
Sebab ada belasan TKI asal Sumatera Utara yang bernasib sama dengan mereka sampai sekarang masih tertahan di KJRI Kuching.
Padahal mereka sudah lebih dulu ditampung KJRI Kuching sebelum para TKI asal Aceh ini tiba di KJRI Kuching pada 4 September lalu.
Setelah memberi nasehat kepada para TKI asal Aceh ini, Haji Uma menyerahkan mereka kepada BP4TKI Aceh Tamiang yang ikut membantu pemulangan para TKI Asal Aceh ini ke tempat tinggal masing-masing.
Haji Uma juga mengucapkan terima kasih kepada KBRI Kuala Lumpur, KJRI Kuching, BP3TKI Pontianak, BP3TKI Entikong dan BP3TKI Aceh Tamiang yang ikut membantu fasilitasi pemulangan 6 TKI terlantar asal Aceh di Malaysia.(*)