Sempat Terjadi Debat Sengit, Jenderal TNI Ahmad Yani Bersimbah Darah Saat Dikepung Tentara Antek PKI
Detik selanjutnya, terdengar suara gaduh dari tempat penjagaan rumah dinas Panglima Angkatan Darat tersebut.
Penggalian sulit dilakukan karena lubang sumur itu hanya pas untuk satu orang, proses penggalian memakan waktu lama.
Hari mulai gelap, belum ditemukan tanda-tanda yang mencurigakan. Generator milik Tjakrabirawa dihidupkan untuk menerangi proses penggalian.
Lewat tengah malam mulai tercium bau tak sedap.
Setelah penggalian cukup dalam dan terus digali, akhirnya ditemukan sebuah tangan.
Penggalian dihentikan sementara karena orang-orang tidak tahan dengan bau yang keluar dari sumur.
Setelah berunding dengan C.I. Santoso, disepakati untuk melaporkan hal itu kepada Pangkostrad Mayjen Jenderal Soeharto guna instruksi selanjutnya.
Dan, untuk penggalian selanjutnya, diperlukan tenaga dan peralatan khusus misalnya masker dan tabung oksigen seperti yang dimiliki pasukan katak KKO.

Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo Ayah Ani Yudhoyono (kopassus.mil.id)
Saat itulah Sarwo Edhie Wibowo mendapat gambaran apa yang menimpa Jenderal Yani
Hari itu ia begitu murung dan pulang larut malam.
Ani Yudhoyono melihat pemandangan yang menyentak hatinya.
Di depan foto Ahmad Yani, ayahnya tampak berkaca-kaca.
Makin lama ia memandangi foto, matanya kian basah.
Setangkai bunga diletakkan di samping foto itu.
"Esoknya, ia melakukan hal yang sama" kata Ani Yudhoyono
Menurut Rais Abin, Sarwo Edhie dan Ahmad Yani merupakan sahabat dekat sejak mengikuti pendidikan militer di Australian Army Staf College
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Jenderal TNI Ahmad Yani Bersimbah Darah Saat Dikepung Tentara Antek PKI, Sempat Terjadi Debat Sengit
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Adrianus Adhi