Breaking News

Sikapi Wacana Pembangunan Istana Presiden di Papua, Begini Respons Natalius Pigai

Menurut Natalius, saat ini keadaan di Papua masih belum sepenuhnya pulih setelah kasus rasialisme yang menimpa mahasiswa di Surabaya.

Editor: Amirullah
Tribunnews.com
Natalius Pigai 

Sikapi Wacana Pembangunan Istana Presiden di Papua, Begini Respons Natalius Pigai

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA – Presiden Jokowi berencana akan membangun istana kepresidenan di Papua.

Menanggapi hal itu, Mantan komisioner Komnas HAM sekaligus aktivis Papua, Natalius Pigai angkat bicara.

Menurut Natalius, saat ini keadaan di Papua masih belum sepenuhnya pulih setelah kasus rasialisme yang menimpa mahasiswa di Surabaya.

"Orang Papua itu sekarang sedang fokus melawan rasialisme. Konsentrasi sekarang kita di sini saja dan bagaimana melindungi rakyat Papua. Kami tidak ada urusan dengan jabatan dan lainnya," kata Natalius Pigai kepada Tribunnews.com, Selasa (10/9/2019).

Dirinya pun mempertanyakan apakah dalam kunjungan tokoh-tokoh Papua itu hadir juga pejabat sentral seperti Gubernur Papua dan Papua Barat.

Saat mendengar nama Ketua DPRD Jayapura Abisai Rollo sebagai pejabat yang hadir, Natalius menyebut nama tersebut tidak mewakili tokoh-tokoh Papua.

"Dulu itu Papua satu provinsi berisi sembilan kabupaten bisa digenggam oleh Jakarta. Sekarang ada dua provinsi itu bisa digenggam enggak? Semakin banyak (kabupaten) semakin ada ancaman serius bagi Jakarta," ujar Natalius.

Baca: Fakta Terbaru Kasus Vina Garut, Ada Ratusan Video di Ponsel Rayya, V Mengaku Tak Mau Diselingkuhi

Baca: Jokowi Berencana Bangun Istana Presiden di Papua, Begini Respons Natalius Pigai

Begitu juga dengan istana kepresidenan, Natalius juga tak mempersoalkan hal tersebut.

Sebab, itu bukan kebutuhan rakyat, tetapi kebutuhan presiden.

"Kalau memang presiden merasa perlu, ya ini presiden punya urusan. Tapi yang dipertanyakan ini yang meminta siapa. Karena itu, saya anggap tidak ada tokoh Papua yang menghadap presiden, apalagi ini melalui BIN," pungkasnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan 61 tokoh Papua dan Papua Barat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Dalam pertemuan ini, Abisai Rollo yang menjadi perwakilan tokoh bumi Cenderawasih menyampaikan sembilan permintaan kepada Presiden Jokowi.

Pertama, Abisai meminta Presiden meyetujui agar ada pemekaran provinsi lima wilayah adat di Papua dan Papua Barat.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved