Nova Ajak Swasta Buka Jalur Udara, Banda Aceh-Phuket-Penang
Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT mengajak pihak swasta, terutama di sektor penerbangan untuk membuka jalur konektivitas baru
BANDA ACEH - Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT mengajak pihak swasta, terutama di sektor penerbangan untuk membuka jalur konektivitas baru antara Banda Aceh-Phuket-Penang, yang diharapkan mampu menyumbangkan pertumbuhan ekonomi signifikan bagi Aceh di sektor pariwisata.
Hal tersebut disampaikannya saat memimpin Delegasi Republik Indonesia (Delri) pada Pertemuan Tingkat Menteri dan Gubernur (CMGF) dalam Kerja sama Segitiga Pertumbuhan Ekonomi Indonesia-Malaysia-Thailand (IMT-GT) ke-16 yang berlangsung di Krabi, Thailand, 11-13 September.
Dalam hal pengembangan konektivitas menuju sebuah subwilayah yang lebih terhubung, sebagai ketua delegasi, Plt Gubernur mengaku cukup puas dengan kemajuan konektivitas udara di beberapa kota di Sumatera, seperti Banda Aceh, Medan, Padang, Pakanbaru, Palembang, dan beberapa kota lain yang telah terhubung dengan beberapa kota IMT-GT.
“Saya berharap dukungan dari Malaysia dan Thailand akan meningkatkan lagi pengembangan konektivitas udara internasional di masa depan, yang pada akhirnya akan mendorong peningkatan ekonomi regional di bidang pariwisata, perdagangan, serta mengurangi biaya logistik dan mempertahankan pembangunan ekonomi di Sub-Wilayah IMT-GT," jelasnya.
Dalam paparannya, Plt Gubernur Aceh juga menyampaikan kemajuan yang telah dilaksanakan dalam koridor kerjasama IMT-GT, serta tantangan-tantangan yang dihadapi.
Seperti menurunnya harga komoditas kelapa sawit dan karet yang merupakan dua komoditas utama dalam subkawasan negara anggota, pengembangan pusat produk halal bersama dan peningkatan konektivitas antarkawasan.
Nova menegaskan, dalam menghadapi tantangan yang dimaksud, pemerintah daerah yang merupakan anggota dari IMT-GT harus meningkatkan kerja sama dan koordinasi dengan pemerintah pusat, sektor swasta, universitas, dan pemangku kepentingan lainnya.
"Saya optimis bahwa dengan upaya bersama, IMT-GT memiliki potensi besar untuk menjadi tujuan investasi utama. Kita juga perlu meningkatkan kegiatan pada koridor-koridor ekonomi yang telah dibentuk, seperti contoh koridor ekonomi Ranong-Phuket-Aceh yang mempunyai banyak potensi di segi industri pariwisata, industri dan perdagangan," ujarnya.
Selanjutnya, Staf Khusus Gubernur, Ir Iskandar MSc yang juga Koordinator Kerja Sama Aceh-Andaman Nicobar menjelaskan, Pemerintah Aceh turut mengusulkan pembentukan inisiatif IMT-GT Plus yang melibatkan Kepulauan Andaman-Nicobar ke dalam koridor ekonomi yang sudah ada.
"Kami melihat potensi kerjasama dengan India di Kepualauan Andaman dan Nicobar dapat memperluas jaringan IMT-GT serta kerjasama di bidang-bidang tertentu seperti pariwisata, peluang perdagangan dan investasi serta pertukaran budaya dan pendidikan," terangnya.
Menurutnya langkah ini merupakan tahap awal dalam mengembangkan kerangka kerja sama formal antara India dan IMT-GT. Ia berharap kemitraan yang erat dengan India, pengembangan konektivitas maritim khususnya jalur pelayaran Sabang-Phuket-Langkawi-Port Blair dapat ditingkatkan. "Rencana kami ke depan akan dilakukan feasibility study (FS) dengan kerja sama dari Kementerian Luar Negeri RI tentang potensi pengembangan konektivitas udara dengan rute Kuala Lumpur-Banda Aceh-Port Blair," pungkasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh, Dr Aulia Sofyan mengatakan, salah satu pembincangan penting dalam forum ini termasuk inisiasi baru yang disampaikan oleh Pemerintah Aceh. Yaitu program magang petani Aceh di Songkhla, Thailand serta inisiatif pembentukan Kerjasama IMT-GT Plus yang melibatkan Kepulauan Andaman dan Nicobar, India.
Menurutnya, Pemerintah Aceh bersama Kadin Aceh mengajukan proposal kerjasama untuk pelatihan magang petani asal Aceh ke negara bagian Songkhla, Thailand mengingat beberapa keunggulan di bidang pertanian yang ada di Thailand. "Prestasi Thailand dalam teknologi pertanian harus dapat dimanfaatkan oleh Aceh dalam upaya mewujudkan petani yang unggul, modern dan terampil. Hal ini akan menjadi prioritas mengingat sumber pendapatan utama masyarakat Aceh adalah dari sektor pertanian," jelas Aulia.
Disamping itu, ketika dikonfirmasi Serambi terkait dengan pertemuan itu, Jumat (13/9) ia juga menyampaikan hal lain yang disepakati adalah Ladong akan dipromosikan dan dicarikan investor untuk berinvestasi di kawasan tersebut. Dalam hal ini akan dibantu oleh Ketua Kamar Dagang dan industri (Kadin) Aceh, Makmur Budiman yang juga merupakan anggota Joint Business Council (JBC) IMT-GT. Sementara di KEK Arun juga akan ada kerja sama dalam pengembangan kapasitas terutama dalam pengembangan komoditi. "Di KEK akan dikembangkan pabrik karet dan sawit serta komoditi lain seperti kopi," katanya.
Ketua Kadin Aceh, Makmur Budiman menyambut baik inisiatif yang disampaikan oleh Pemerintah Aceh. Dari sektor swasta, Makmur juga menyatakan siap untuk mendukung program peningkatan kapasitas petani tersebut.