Berita Abdya
Sebagian Besar Areal Tanaman Pala di Abdya Mati Diserang Hama, Ini yang Diperlukan
“Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari kelompok tani bahwa tanaman pala yang telah mati akibat serangan hama seluas 716 ha,”
Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Mursal Ismail
“Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari kelompok tani bahwa tanaman pala yang telah mati akibat serangan hama seluas 716 ha,” kata Kabid Perkebunan, Azwar SHut kepada Serambinews.com, Senin (16/9/2019).
Sebagian Besar Areal Tanaman Pala di Abdya Mati Diserang Hama, Ini yang Diperlukan
Laporan Zainun Yusuf| Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM,BLANGPIDIE - Tanaman pala salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Sebagian besar sudah punah diserang hama sangat mematikan itu.
Dampaknya, tingkat produksi merosot drastis.
Jika tidak segera ditangani melalui kegiatan peremajaan atau rehabilitasi tanaman, maka tanaman pala akan tinggal kenangan masa lalu.
Data diperoleh Serambinews.com pada Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpan) Abdya, areal tanaman pala 2.697 hektare (ha) tersebar di delapan kecamatan mulai Babahrot hingga Lembah Sabil, kecuali Kecamatan Susoh.
“Berdasarkan data sementara yang diperoleh dari kelompok tani bahwa tanaman pala yang telah mati akibat serangan hama seluas 716 ha,” kata Kabid Perkebunan, Azwar SHut kepada Serambinews.com, Senin (16/9/2019).
Baca: Biaya Visa Umrah Naik Mendekati Angka Rp 2 Juta
Dia menjelaskan luas tanaman pala yang sudah mati itu bersifat sementara karena data lama yang belum diperbaharui.
Sebab, dari hasil amatan lapangan tanaman pala yang sudah punah diserang hama sangat mematikan itu diyakini melebihi 716 ha.
“Dari 2.697 ha areal pala di Abdya, diperkirakan 50 persen (1.348 ha) di antaranya telah mati akibat serangan hama,” katanya.
Tanaman pala sebagian besar telah mati diserang hama penggerek batang dan jamur busuk akar.
Serangan hama terparah di Kecamatan Jeumpa, terutama kawasan pegunungan Gampong Alue Seulaseh, Alue Sungai Pinang, Jeumpa Barat, Kuta Jeumpa, dan Cot Manee.
Di Kecamatan Setia, hama sangat ganas tersebut menyerang tanaman pala di kawasan Gunong Jirat, yakni kawasan perkebunan pala petani dari tiga gampong/desa setempat.
Baca: Plt Gubernur Aceh Terima Perwakilan Buruh, Ini Sejumlah Aspirasi yang Disampaikan
Hama yang membuat tanaman pala mati mendadak itu juga menyerang tanaman pala milik petani Kecamatan Blangpidie, Tangan-Tangan, Manggeng, dan Lembah Sabil.
Kabid Perkebunan, Azwar menjelaskan hama penggerek batang dan jamur akar tersebut mulai terjadi sejak belasan tahun lalu, tapi hingga sekarang belum ditemukan obat pembasmi yang ampuh.
Selain tenaga ahli dari Dinas Perkebunan Provinsi Aceh, Tim IPB Bogor juga sudah turun ke lapangan untuk melakukan pengendalian hama yang sangat mematikan itu, namun belum menunjukkan hasil memuaskan.
Hama penggerek batang dan jamur akar busuk membuat tanaman pala mati secara mendadak.
Hama yang sangat sulit dikendalikan itu membuat tanaman pala layu daun dan segera berubah menjadi kuning, tak lama kemudian mati sehingga tanaman pala yang semula tampak hijau dalam waktu singkat hanya tinggal ranting.
Hama ini bukan saja menyerang tanaman pala tua atau telah berumur puluhan tahun, tetapi juga tanaman pala muda atau tanaman yang diremajakan.
Baca: PSDM Alue Bilie Nagan Menang Dramatis Atas PSAG Gelanggang Gajah Abdya, Ini Tim Masuk 16 Besar
Peristiwa tanaman pala mati diserang hama merupakan pukulan berat bagi petani. Mereka mendesak Pemkab Abdya dalam hal ini Distanpan segera mencari solusi untuk menangani serangan hama yang meresahkan tersebut.
Misalnya, menyalurkan bantuan bibit pala yang tahan hama kepada petani untuk melakukan rehabilitasi tanaman pala yang telah punah.
Kegiatan bantuan bibit untuk rehabilitasi tanaman pala yang mati perlu dilakukan secara berkelanjutan sampai areal tanaman yang mati selesai direhap.
Seperti diberitakan, upaya membantu petani merehabilitasi tanaman pala yang telah punah, Distanpan Abdya, menyalurkan bantuan 24.000 batang pala.
Bibit pala tersebut bersumber dari APBN, Satuan Kerja (Satker) APBA 2019 pada Dinas Petanian dan Perkebunan Aceh.
“Kita (Distanpan Abdya) menyalurkan bibit kepada petani melalui kelompok sesuai dengan hasil pendataan atau permohonan yang diajukan sebelumnya,” kata Kepala Bidang Perkebunan pada Distanpan Abdya, Azwar SHut kepada Serambinews.com, Senin (16/9/2019).
Baca: AS Tuding Iran Dalang Serangan Drone ke Pabrik Minyak Saudi, Komadan Iran Siap Balas Bila Diserang
Bibit pala sebanyak 24.000 batang tersebut sudah disalurkan kepada 15 kelompok di Kecamatan Manggeng, Tangan-Tangan, Setia, Jeumpa, Kuala Batee dan Babahrot.
Satu kelompok beranggotakan 14 sampai 43 petani sehingga jumlah petani penerima mencapai 397 orang.
Satu petani mendapat bantuan 60 batang bibit untuk menyisip atau merehalitasi tanaman pala yang mati.
Para petani yang menerima bantuan bibit pala tersebut merupakan hasil pendataan calon petani dan calon lahan (CPCL) kelompok tani pala di kecamatan-kecamatan yang dialkukan sebelumnya.
Hasil pendataan CPCL, kemudian dikirim kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh, selanjutnya disalurkan bantuan 24.000 bibit pala.
Azwar menjelaskan, bantuan bibit pala yang disalurkan kepada petani pala tersebut dimaksudkan membantu petani merehabilitasi tanaman pala yang mati, bukan untuk perluasan areal tanaman.
Baca: Bantu Keluarga Kurang Mampu, Siswa SDN 2 Calang Sisihkan Uang Jajan Selama Seminggu
Akan tetapi bantuan 24.000 batang bibit pala tersebut, setara dengan 400 ha lahan, jarak tanam 9 x 9 meter.
Program rehabilitasi tanaman pala mati di Abdya sudah dilakukan dua tahun terakhir dengan mengajukan bantuan bibit kepada Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh.
Tahun 2018 lalu, ribuan batang bibit pala sudah dibagikan kepada petani pala di Abdya untuk merehap tanaman pala yang sudah mati. (*)