Breaking News

Abusyik Mengamuk, Camat Tertidur dalam Rakor Petani

Bupati Pidie, Roni Ahmad atau Abusyik mengamuk saat membuka rapat koordinasi (rakor) petani tentang jadwal tanam padi

Editor: bakri
DOK/HUMAS BKPSDM PIDIE
Sebanyak 48 Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pidie mengikuti ujian tulis seleksi calon pejabat eselon II di Kantor Diklat Pidie, Senin (16/9/2019). 

SIGLI - Bupati Pidie, Roni Ahmad atau Abusyik mengamuk saat membuka rapat koordinasi (rakor) petani tentang  jadwal tanam padi yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Pangan Pidie di oproom bupati Senin (16/9). Dia sempat melihat camat tertidur saat sedang menyampaikan pidato tanpa teks di depan perwakilan petani.

Abusyik meminta camat tersebut jika tidak sanggup bekerja, untuk segera membuat surat pengunduran diri. "Volume saya berbicara kan besar, tapi kok camat enak-enaknya tidur di sini, kalau tak sanggup bekerja, mengundurkan diri saja," tegas Abusyik yang membuat seisi ruangang terdiam.

Dia menyebutkan, saat ini yang dibutuhkan adalah pejabat dan aparatur sipil negara (ASN) yang memilki konstribusi positif dan melahirkan inovasi bagi daerah dan bagi ASN yang hanya duduk dan banyak bicara, akan dievaluasi untuk dinonjobkan.

Abusyik menyatakan sejak dirinya memimpin, sekitar delapan pejabat telah lempar handuk.  "Kenapa tidak 1.000 PNS saja yang lempar handuk, karena kalau memang tidak sanggup bekerja lebih bagus lempar handuk," sebut Abusyik

Seusai kondisi kembali normal, Abusyik meminta Dinas Pertanian untuk meningkatkan kualitas pangan, bukan kuantitas (jumlah). Dia juga menyinggung penggunaan pestisida tidak lagi digunakan pada tanaman, karena akan terkontaminasi dengan racun. " Saat dikonsumsi dapat membahayakan tubuh manusia," jelasnya.

Sementara itu, Keujruen Blang Padang Tiji, M Nasir, dalam rakot tersebut mengatakan masalah pupuk terjadi saat dibutuhkan dan belum ada solusi dari pemerintah. M Nasir juga mengangkat masalah air yang sering dikeluhkan petani Padang Tiji.

Dikatakan, kehadiran Waduk Rajui belum membetikan manfaat bagi petani, karena hanya sebagai lokasi pariwisata. " Kami juga minta dibangun embung-embung kecil di Padang Tiji, sebab selama ini petani di sana mengandalkan tadah hujan, padahal, areal tanam luas," jelasnya.

Sedangkan Keujruen Blang Simpang Tiga, Abdul Salam, menjelaskan, jika pemkab mengintruksikan tanam serentak, maka petani di Kecamatan Simpang Tiga yang berada di hilir akan kekurangan air. Dia beralasan, petani Simpang Tiga mengolah sawah saat musim penghujan.

Kendala lain, kata Addul Salam, saluran air tidak dibersihkan saat petani turun ke sawah, padahal seharusnya dibersihkan lebih dahulu seperti yang pernah dilakukan pada masa Bupati Adullah Yahya. “Kalau sekarang justru terbalik, turun ke sawah lebih dahulu, sementara saluran tidak dibersihkan," jelasnya.

Ia menambahkan, petani Simpang Tiga menyuplai air untuk tanaman padi melalui irigasi Lueng Bintang, tapi, susah dialiri karena saluran tidak dibersihkan. "Akhirnya petani mengairi air dari irigasi pembuang menggunakan pompa air,"jelasnya.

Kujruen Batee, Baharuddin Amin menambahkan petani Kecamatan Batee sangat mengeluhkan air tidak cukup, sehingga menggunakan mesin pompa air. Baharuddin juga mengungkapkan banyak saluran air yang rusak, sehingga air dari embung tidak bisa dialirkan ke area persawahan.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pidie, Samsul Bahri, Senin (16/9) menyebutkan, saluran irigasi yang menjadi wewenang Pidie meliputi Tangse, Mane Geumpang. Batee, Muara Tiga (Laweung) dan sebagian Padang Tiji. Sementara di kecamatan lain merupakan wewenang Kementrian PU, seperti Sungai Baro Raya, Waduk Rajui dan Bendungan Tiro.

Samsul menyatakan telah menugaskan petugas di lapangan untuk memonitor kebutuhan air bagi petani. Artinya jika air mengalami hambatan bisa dilaporkan pada petugas yang siap membantu petani. " Untuk Simpang Tiga adanya embung kita akan aliri dengan mesin pompa" jelasnya. (naz)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved