Hari Mati Berantas Korupsi,  Nyanyian Tolak Pembungkaman KPK dari Taman Raja  

BEGITULAH sepenggal lirik lagu berjudul ‘Hipocrazy Politisi’ yang dinyanyikan oleh ‘No Color Day’, grup musik di bawah Komunitas Kanot Bu

Editor: bakri
IST
Siswa SMA memegang poster dukungan terhadap KPK dalam aksi bersama koalisi masyarakat sipil Aceh yang menolak revisi UU KPK di Taman Bustanussalatin, Banda Aceh, Selasa (17/9/2019). Mereka mendesak DPR untuk menghentikan revisi UU KPK karena hal itu tidak dibutuhkan publik. SERAMBI/M ANSHAR 

…Duek di kanto, baca koran, jeb kupi sikhan, gaji ube raya, rapat hayee bukon lee, pajoh bu satee, ie boh kayee na. Duek lam AC, meunya’kni kon lee bak peugah haba. Dijak peugah nanggroe jih pike, adat ngon hukom sabe peu tupat, teuma yang hireun sang-sang deuh ganje, lahe pancuri lam ganto raja…..

BEGITULAH sepenggal lirik lagu berjudul ‘Hipocrazy Politisi’ yang dinyanyikan oleh ‘No Color Day’, grup musik di bawah Komunitas Kanot Bu yang tampil nyentrik di Taman Bustanussalatin, Banda Aceh, Selasa (17/9). Lagu itu tak ubahnya sindiran terhadap tabiat-tabiat buruk para politisi dan elite negeri ini.

Kemarin, lagu itu dinyanyikan personel ‘No Color Day’ sebagai bentuk kritikan terhadap DPR dan pemerintah yang telah sepakat dan mengesahkan revisi UU KPK. Dari taman para raja ini, para personel ‘No Color Day’ berteriak lantang. Syair-syair perlawanan mereka nyanyikan sebagai kritikan atas pembungkaman lembaga antirasuah, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Dalam nada dan lagu mereka berteriak, melawan para mafia politik yang menggagas revisi UU KPK agar mudah mengeruk uang rakyat. Alunan harmonika yang ditiup oleh Pan Amroe (vocal), serta petikan dawai Iqbal Barrawas, Fuadi Keulayu, dan gesekan cello, benar-benar menggetarkan nada perlawanan.

Mereka tampil memukau dalam aksi yang digagas oleh masyarakat sipil Aceh kolaborasi lintas LSM, organisasi pers, dan aktivis antikorupsi di Aceh. Aksi bertajuk ‘Hari Mati Berantas Korupsi’ itu semata-mata dilakukan untuk menolak pelemahan lembaga pemberantasan korupsi di negeri ini.

Di bawah terik matahari, band bergenre balada dan country ini tampil menghentak. Deretan hits seperti dialogia lampoeh jeurat, jak lam gampong, meunyoe bui, dan let bui dibawakan sempurna. Lagu-lagu kritikan berbahasa Aceh yang tidak asing dan terbilang mudah diikuti oleh para peserta aksi.

“Sadar atau tidak, hari ini banyak pencuri di dalam pemerintah, selayaknya kawan-kawan bahu-membahu kita lawan pelemahan KPK. Jika tidak, nanggroe kita akan terus begini, sampai kita mati pun akan terus begini,” sergah Pan Amroe, sang vocalis di akhir lagunya.

Taman para raja itu setidaknya menjadi saksi bahwa segenap pemuda dan masyarakat Aceh dengan tegas menolak revisi UU KPK, meski sudah disahkan oleh DPR dan pemerintah kemarin. Satu kata dilantangkan dalam aksi itu, #tolakrevisiuukpk karena revisi bukanlah solusi.

Aktivis MaTA, Baihaqi mengatakan, kuat dugaan, percepatan pembahasan dan pengesahan UU KPK sarat conflict of interest dan sebagai upaya balas dendam kepada KPK dan gerakan pemberantasan korupsi, yang selama ini bertubi-tubi menindak pelaku korupsi. “Ini sudah dilakukan, DPR dan pemerintah sudah mengesahkan, ini adalah bagian dari pelemahan KPK,” kata Baihaqi.

Dalam catatan sejarah pemberantasan korupsi, kata Baihaqi, setidaknya 23 anggota DPR RI periode 2014-2019 telah ditetapkan sebagai tersangka oleh lembaga antirasuah ini. “Tapi hari ini semua mereka sudah sepakat, ke depan pasti KPK akan lemah dengan adanya revisi beberapa point. Maka hari ini kita ambil tema hari mati memberantas korupsi,” ujarnya.

Baihaqi juga menaruh harapan besar kepada para anggota DPR asal Aceh yang membidangi hal tersebut. “Masyarakat Aceh sudah menyatakan sikap, idealnya anggota DPR RI yang mewakili masyarakat Aceh harus menolak revisi itu. Ini suara masyarakat Aceh. Kalau pun dia sepakat berarti dia bagian dari melemahkan KPK,” pungkas Baihaqi.

Aksi kemarin melibatkan sejumlah lembaga seperti Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), KontraS, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh, Koalisi NGO HAM Aceh, LBH Banda Aceh, Komunitas Kanot Bu, Akar Imaji, Komunitas Tikar Pandan, Apotek Wareuna, para siswa dan juga mahasiswa.

Selain penampilan musik, aksi ini juga dimeriahkan para pelukis mural yang melukis tentang kritikan terhadap pelumpuhan KPK, pembacaan puisi, dan orasi secara bergantian. Aksi di bawah kawalan ketat pihak kepolisian ini berlangsung tertib.(subur dani)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved