Sering Dianggap Sebagai Pekerjaan yang Sempurna, Mantan Pramugari Ini Ungkap Sisi Buruk Pekerjaannya
Dengan bekerja sebagai awak kabin pesawat, terlihat sebagai pekerjaan yang tampak glamor karena bisa berpergian ke berbagai tempat.
Penumpang Cornelia Dalipe mengatakan dia terkejut mendengar pembatalan penerbangan karena para staf tersebut terlalu lelah untuk melanjutkan penerbangan.
Seorang juru bicara maskapai mengatakan kepada Express.co.uk pada saat itu EasyJet mengkonfirmasi bahwa penerbangan EZY6711 dari Belfast ke Palma dibatalkan pada Sabtu 18 Agustus.
Hal ini karena dua anggota awak kabin merasa tidak layak untuk bekerja karena kelelahan.
Selain itu, para awak kabin juga tidak suka mengambil cuti.

Ilustrasi (securitytoday.com)
Heather Poole menjelaskan dalam bukunya Cruising Altitude menjelaskan bahwa pramugari enggan mengambil waktu istirahat ketika sakit.
Menjadi sakit akan memiliki dampak serius yang ingin dihindari oleh banyak kru penerbangan.
Begitu awak kabin masuk dalam daftar sakit, seorang karyawan tersebut tidak diperbolehkan bepergian, bahkan sebagai penumpang di maskapai lain.
Dan ada beberapa maskapai yang mempunyai aturan bila kru mereka sakit tiga kali, maka maskapai akan memberikan surat peringatan tertulis.
Masalah kelelahan ini tidak terjadi dan berpengaruh pada pramugari saja.
Sebuah studi oleh London School of Economics dan Eurocontrol, sebuah organisasi manajemen lalu lintas udara internasional pada tahun 2016 menemukan bahwa lebih dari setengah pilot maskapai penerbangan Eropa menerbangkan pesawat ketika mereka lelah.
Angka mengungkapkan bahwa maskapai penerbangan berbiaya rendah cenderung memiliki persentase lebih tinggi pilot yang lelah daripada operator lama.
Setengah dari pilot yang ditanyai mengatakan kelelahan mereka tidak dianggap serius oleh maskapai mereka.
(TribunTravel.com/GigihPrayitno)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul Mantan Pramugari Ini Ungkap Sisi Buruk Pekerjaannya Sebagai Awak Kabin Pesawat
Editor: Ambar Purwaningrum