Berita Abdya
PKK Abdya Imbau Orangtua Hindari Makanan Cepat Saji dan Makanan dalam Kemasan, Ini Bahayanya
Ketua Tim Penggerak PKK Abdya, Ida Agustina meminta para orangtua agar menghindari anak konsumsi makanan cepat saji dan makanan dalam kemasan.
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Yusmadi
Laporan Rahmat Saputra | Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Barat Daya (Abdya), Ida Agustina meminta para orangtua agar menghindari anak konsumsi makanan cepat saji dan makanan dalam kemasan.
Hal tersebut disampaikan Ida Agustina saat menggelar pembinaan Posyandu terintegritas dan sosialisasi stunting, Kamis (19/9/2019) di Gampong Rumah Dua Lapis, Kecamatan Susoh.
"Harus kita akui, saat ini banyak orangtua memilih makanan untuk anak-anaknya, makanan yang siap saji, dan yang instans, dengan alasan praktis dan enak," ujar Ida Agustina.
Padahal, kata Ida, makanan siap saji dan dalam kemasan itu, selain berbahaya akibat mengandung bahan pengawet, juga tinggi kalori dan sedikit nutrisi.
"Jika kita sering konsumsi makanan siap saji, maka ini adalah satu penyebab kita terserang penyakit jantung, obesitas, diabetes, hingga kanker," ungkapnya.
Untuk pemenuhan gizi seimbang, katanya, seseorang perlu mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Baca: Kebanyakan Konsumsi Makanan Cepat Saji, Wanita Ini Idap Kista Ovarium Berukuran Besar
Baca: Studi : Es di Restoran Cepat Saji Ternyata Bisa Lebih Kotor daripada Air Toilet
Baca: Payudara Pria Ini Tumbuh Membesar Gara-gara Sering Makan Makanan Cepat Saji
"Data BPS, jumlah bayi stunting ( kerdil ) di Aceh masih banyak. Penyebab stunting ini, akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Untuk menghindari itu, maka ibu sering konsumsi sagu," ungkapnya.
Salah satu cara pencegahannya, katanya, untuk mengkonsumsi buah setiap hari, makan sayur, cuci tangan di air mengalir, bawa anak ke posyandu.
Menurutnya, pilihan makanan seperti itu harus diubah sedini mungkin, agar bisa menikmati masa tua tanpa sakit-sakitan.
"Menikmati masa tua itu butuh energi, kalau pola hidup belum benar bagaimana mau menikmati masa tua?," katanya.
Selain melakukan sosialisasi stunting, dan, posyandu serta posbindu, dalam kegiatan itu juga dilakukan pemeriksaan gula darah, pemeriksaan kolestrol, dan senam lansia. (*)