Kabut Asap
Data Air Visual Tercatat 168, Kategori Udara di Kota Subulussalam tidak Sehat
Kota Subulussalam hingga kini masih diselimuti kabut asap yang pekat dampak kebakaran lahan di Riau dan Jambi.
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Kondisi kabut semakin parah selama dua hari terakhir ini.
Bahkan, lanjut Herman, kondisi malam hari lebih parah karena membuat pengendara kesulitan lantaran jarak pandang tinggal 50-100 meter.
Selain Subulussalam, kondisi alam berkabut akibat asap kiriman dari sumatera.
Kabut asap yang cukup tebal melanda Kota Subulussalam hingga membuat mata perih dan pernapasan terganggu.
Terhadap kondisi ini, Dinas Kesehatan Kota Subulussala menggelar aksi bagi-bagi masker kepada para pengendara di sana. Aksi pembagian masker juga dilakukan di sekolah-sekolah.
Aksi bagi-bagi masker langsung dipimpin Kadinkes Subulussalam, Masyhuri, SKM. Sejumlah sekolah langsung disambangi seperti SDN 6 Subulussalam.
Di sana, Masyhuri bersama para pegawai Dinkes Subulussalam memasangkan msker kepada para murid dan membagi untuk para dewan guru.
Kepada wartawan Masyhuri mengatakan kegiatan bagi masker ini untuk mengantisipasi dampak kabut asap yang mulai berdampak ke Kota SUbulussalam.
Menurut Masyhuri kabut asap ini dapat menimbulkan gejala infeksi saluran pernapasan akut (Ispa) menyebabkan seseorang pilek dan batuk-batuk.
Kabut asap Karhutla juga bisa menimbulkan gejala lainnya seperti asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit jantung dan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung.
Untuk itu, Dinkes berupaya memberikan sosialisasi kepada warga dengan membagikan masker. (*)