Ramai Mahasiswa Demo, Ustaz Abdul Somad Posting 2 Panglima Perang Termuda Umat Islam, Siapa Dia?
Ramai Demo Mahasiswa, Ustadz Abdul Somad Sebut 2 Panglima Perang Paling Muda Taklukkan Constantinopel
Tiga tim medis Stasiun Palmerah memberikan pertolongan pertama kepada mahasiswa yang mengalami sesak nafas, pusing dan lemas.
Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan lengkap mengenai jumlah mahasiswa yang jadi korban.
Pukul 20.36 WIB, ricuh masih berlanjut Meski sudah dipukul mundur menjauhi depan Gedung DPR, bentrok antara mahasiswa dan polisi masih berlanjut.
Bentrokan salah satunya terjadi di kawasan Simpang Susun Semanggi.
Pantauan Kompas.com dari kawasan Simpang Susun Semanggi pukul 20.10 WIB, barikade polisi yang dibantu aparat TNI mulai dilempari batu oleh massa.
Padahal sebelumnya, polisi yang berada di mobil komando mengimbau massa untuk membubarkan diri.
"Silakan adik-adik untuk membubarkan diri," kata salah satu polisi yang berada di mobil komando.
Setelah itu, gas air mata kembali ditembakkan ke arah massa yang berkumpul di depan Simpang Susun Semanggi.
Polisi menembakkan gas air mata ke arah massa yang berkerumun di depan Plaza Semanggi.
* Ini Perbedaan Komentar Ustadz Abdul Somad dan Yusuf Mansur soal Film The Santri Dibintangi Wirda Mansur
Kontroversial, bandingkan komentar Ustadz Abdul Somad dan Ustadz Yusuf Mansur soal film The Santri dibintangi Wirda Mansur.
Bandingkan komentar 2 dai kondang soal film The Santri, Ustadz Abdul Somad : jangan ajari Muslim tolerans i, Ustadz Yusuf Mansur: jangan mundur!
Pendapat Ustadz Abdul Somad tentang Film The Santri yang diperankan Wirda Mansur, putri Ustadz Yusuf Mansur.
Film The Santri garapan sutradara ternama Livi Zheng menuai pro dan kontra hingga membuat Ustadz Abdul Somad angkat suara tentang film yang dibintangi Wirda Mansur putri Ustadz Yusuf Mansur itu.
Film yang diperankan oleh putri Ustaz Yusuf Mansur yakni Wirda Mansur, Gus Azmi, Veve Zulfikar, dan Emil Dardak ini rencananya akan tayang serentak di bioskop pada Hari Santri Nasional, 22 Oktober 2019.
Film The Santri ini rupanya menuai pro dan kontra, bahkan terancam diboikot.
Ya Ustadz Abdul Somad pun ikut berkomentar soal film ini.
Dikutip dari channel YouTube ASWAJA TV, Rabu (18/9/2019), Ustadz Abdul Somad tampak tertawa saat diminta pendapatnya soal film The Santri.
"Apa pendapat ustaz tentang Film The Santri yang tidak mencerminkan kehidupan pesantren yang sebenarnya, dan disutradarai oleh Livi Zheng yang kontroversi itu?," kata Ustadz Abdul Somad membacakan pertanyaan di secarik kertas.
Ia pun tampak melirik ke para jamaahnya sambil tersenyum.
"Kalian mancing-mancing saja," ujarnya sambil tertawa.
Wirda Mansur, pemeran utama film The Santri (TRIBUNNEWS.COM/DOK PRIBADI)
Ia lalu meletakkan kertas tersebut dan meminta jamaahnya untuk mengikuti komentar dari yang lainnya.
"Sudah banyak yang komentar, ikuti aja yang sudah ada itu, saya yang beban lama saja belum selesai," katanya kemudian tersenyum dan disambut tawa para jamaahnya.
Kemudian, Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan beberapa bagian yang ada di trailer film The Santri tersebut.
"Saya tak nonton film ini sampai habis, baru menengok trailernya aja. Tapi di dalamnya itu yang bisa saya komentari pertama, masuk ke rumah ibadah," kata Ustadz Abdul Somad/
Kemudian Ustadz Abdul Somad pun menjelaskan soal hukum masuk ke rumah ibadah agama lain dengan mencontohkan Nabi Muhammad SAW
Dia juga menyorot adegan di mana santri dan santriwati saling berpandangan.
"Dua, tentang masalah laki-laki perempuan berduaan tak mahrom pandang-pandangan, oleh sebab itu maka kita jaga anak cucu kita dari perbuatan-perbuatan maksiat," katanya.
Namun, Ustadz Abdul Somad tak mau membahas lebih lanjut soal film tersebut secara lebih mendalam.
"Bahwa ada misi-misi sesuatu di balik ini semua, wallahualam bi shawab, kita akan diminta tanggung jawab di hadapan Allah SWT," katanya.
Ustadz Abdul Somad atau UAS (DOK TIM USTADZ ABDUL SOMAD)
Lebih lanjut, Ustadz Abdul Somad juga menjelaskan kalau Islam adalah agama yang penuh toleransi.
"Islam tak perlu diajari bagaimana berinteraksi sosial dengan saudara kita non muslim, karena kita sudah lama bertetangga," katanya.
Ustadz Abdul Somad kemudian memberikan penjelasan, "Kita semuanya bisa menerima siapapun yang datang, semua bertetangga, berkawan, bersahabat, tapi kalau sudah dalam masalah ibadah, ritual, tak ada tawar menawar.
Wala antum 'abiduuna ma a'bud, ala ana 'abidun ma 'abattum. Wala antum 'abiduuna ma a'bud. Lakum diinukum waliya diin (aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku)."
Menurut Ustadz Abdul Somad, saat ini banyak yang tak bisa membedakan mana toleransi mana telor asin.
"Harus bisa dibedakan, jangan karena toleransi mengorbankan keyakinan, akidah anak-anak kita, nauzdubillah. Dan orang-orang yang pernah di pesantren pun, ketika menonton itu 'ini bukan anak pesantren' anak pesantren tak begitu," katanya.
Tanggapan Ustadz Yusuf Mansur
Putri Ustadz Yusuf Mansur, yakni Wirda Mansur kembali jadi perbincangan.
Setelah fotonya dengan Gus Azmi yang mendapat banyak kritik, kini filmnya pun mendapat penolakan dari sejumlah orang.
Wirda Mansur dan Gus Azmi belakangan memang terlibat syuting film The Santri.
Penolakan terhadap film tersebut datang dari admin akun Instagram @shifrunn pada Rabu (8/7/2019).
Ia mem-posting video dengan cover depan yang memperlihatkan Wirda Mansur, Gus Azmi dan Veve lalu menambahkan tulisan 'Bukan Akhlak Santri'.
Video itu memperlihatkan Wirda Mansur sedang merekam videonya bersama Gus Azmi.
Keduanya duduk berdampingan dan menceritakan kalau mereka sedang syuting di sebuah candi.
Pada bagian itu ditulis. "Akhwat dan ikhwan kok deketan gini?".
Hal itu tampaknya menyorot Wirda Mansur dan Gus Azmi yang duduk berdekatan.
Kemudian video itu juga menyoroti film The Santri yang sempat dipromosikan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan disutradarai oleh Livi Zheng.
Ada foto wirda Mansur dan Gus Azmi sedang bertatapan.
Ia pun menambahkan tulisan, "Yakin ini santri?" yang merujuke ke Wirda Mansur.
Kemudian video itu juga menyertakan tulisan, "Gembong liberal perusak Islam dan sutradaranya bukan pula dari kalangan santri!".
Ia kemudian mengajak untuk menolak flm The Santri tersebut.
Kemudian beberapa pandangan lainnya tentang film The Santri dan santri sesungguhnya.
"Ini merusak citra santri," demikian bunyi tulisan di video tersebut.
"Taukah apa itu santri?
Video itu juga menyebut kalau film itu merusak citra santri pondok yang kesannya bebas bergaul antara laki-laki dan perempuan.
Tak hanya itu, admin akun @shifrunn juga menjelakan beberapa hal tetang santri yang sesungguhnya.
Postingan itu dikomentari juga oleh Taqy Malik, seorang hafidz.
"Miris liatnya asli," tulis admin @taqy_malik.
Video itu pun ditanggapi oleh Ustaz Yusuf Mansur, bahkan ia posting di akun Instagramnya, @yusufmansurnew.
Ustadz Yusuf Mansur pun berterima kasih kepada pemilik akun atas nasihat yang diberikan kepada putrinya.
Ia pun mengimbau kepada semua untuk belajar dari kesalahan.
Bahkan Ustadz Yusuf Mansur mengajak para pengikutnya untuk menonton video tersebut agar dijadikan pembelajaran.
Kemudian untuk putriny. Wirda Mansur, Gus Azmi dan Veve, ia meminta agar ketiganya menerima nasihat dan masukan dari semua pihak termasuk dari video tersebut.
Ia juga mengingatkan untuk tidak sibuk membuat klarifikasi.
"Terima dg ikhlas. Dan doakan semua yang bersalah dan berdosa. Agar bs jg dimaafkan dan diampuni Allah. Teruslah berkarya, jgn mundur jgn lemah. Jadikan catatan siapapun, jadi pengingat dan pelajaran trbaik," tulisnya.
Ini caption lengkap yang ditulis Ustaz Yusuf Mansur,
"Terima kasih buat @shifrunn. InsyaaAllah nasihatnya berguna buat Wirda, Veve dan Azmi. Buat anak2 Ayah Yusuf seIndonesia. Belajarlah terus menjadi lebih baik. Ga usah kecil hati. Termasuk belajar dari kesalahan, jika emang ada kesalahan.
Silahkan kwn2 liat video yg diupload sama @shifrunn. Bagus. Jd nasihat buat semua. Doain anak2 Indonesia. Agar besar hatinya. Lapang hatinya. Ga baperan. Terus memperbaiki diri.
Terus belajar u/ jadi yg lbh baik lagi. Khususnya buat Wirda, Veve, Azmi. Terimain nasihat2 orang banyak. Susah2 orang menasihati. Jd terima. Terima banget. Ga rugi.
Dan ga usah sibuk klarifikasi. Terima dg ikhlas. Dan doakan semua yang bersalah dan berdosa. Agar bs jg dimaafkan dan diampuni Allah.
Teruslah berkarya, jgn mundur jgn lemah. Jadikan catatan siapapun, jadi pengingat dan pelajaran trbaik. Salam buat seluruh anak Indonesia. Dari Ayah Yusuf yang buanyak jg salahnya dan dosanya. Samaan kita, hehehe."(*)
* TERUNGKAP! Penggalang Dana Demo Mahasiswa di DPR, Ananda Badudu Bukan Sosok Sembarangan
Mahasiswa dari berbagai wilayah menggelar aksi menolak sejumlah rancangan undang-undang (RUU) yang memicu kontroversi di depan gedung MPR/DPR.
Akibatnya muncul tagar #HidupMahasiwa yang menjadi trending di Twitter.
Di berbagai cuitan #HidupMahasiswa, tergambar suasana aksi mahasiswa di DPR dan berbagai spanduk yang menghiasinya.
Rupanya dibalik aksi mahasiswa di DPR pada 23 - 24 September 2019 tersebut, ada sosok Ananda Badudu, yang menjadi pengumpul dana ratusan juta untuk mendukung aksi tersebut.
Berdasarkan pantauan TribunJakarta.com pada pukul 14.00 WIB Selasa (24/9/2019), donasi yang dikumpulkan telah mencapai Rp157.491.520 dari target dana Rp50 juta.
Ananda Badudu menggalang dana untuk aksi mahasiswa di DPR melalui situs Kitabisa.com.
Lewat situs tersebut, Ananda Badudu turut menuliskan bagi masyarakat untuk berkontribusi melalui donasi dana yang akan digunakan untuk makanan, minuman, dan sound system mobile (mobil/gerobak komando).
Tak hanya itu, Ananda Badudu juga menuliskan lima tuntutan mahasiswa.
1. Batalkan UU KPK, RUU KUHP, Revisi UU Ketenagakerjaan, UU Sumber Daya Air, RUU Pertanahan, RUU Pertambangan Minerba, UU MD3 serta sahkan RUU PKS, RUU Masyarakat Adat dan RUU Perlindungan Data Pribadi.
2. Batalkan hasil seleksi calon pimpinan KPK
3. Tolak dwifungsi
4. Selesaikan masalah Papua dengan pendekatan kemanusiaan
5. Hentikan Operasi Korporasi yang merampok dan merusak sumber-sumber agraria, menjadi predator bagi kehidupan rakyat.
Termasuk mencemari Udara dan Air sebagai Karunia Tuhan Yang Maha Esa. Seperti Halnya Kebakaran Hutan yang saat ini terjadi di Sumatera dan Kalimantan serta Pidanakan semua pihak yang terlibat.
Berdasarkan laporan Kompas.com, Ananda Badudu turut mengajak rekan musisi untuk menunjukkan sikap atas permasalahan bangsa sata ini.
Ananda Badudu menilai, beberapa masalah seperti revisi UU KPK dan RKUHP yang dinilai janggal dan tak berpihak pada kepentingan publik.
Untuk itu, Ananda Badudu memutuskan untuk menggalang donasi di Kitabisa.com untuk mendukung aksi mahasiswa di Gedung DPR/MPR.
"Saya juga lewat (situs) Kitabisa ingin mengajak musisi lain untuk bersikap dan urun usaha lah gitu, bersikap dan beraksi," imbuh Ananda Badudu.
Tak hanya menggalang donasi, Ananda Badudu juga turut ikut aksi tersebut.
"Karena bikin lagu doang enggak cukup saat seperti ini," aku Ananda Badudu.
Lantas siapakah sebenarnya Ananda Badudu?
1. Personil Banda Neira
Ananda Badudu bersama Rara Sekar merupakan personil Banda Neira.
Banda Neira merupakan grup band yang berawal dari keisengan dua personelnya untuk bermusik bersama.
Rupanya keisengan Ananda Badudu dan Rara Sekar menciptakan empat buah lagu yakni Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan Rindu (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo).
Hingga kemudian, karya tersebut mereka unggah dan sebarkan melalui media sosial Soundcloud.
Dari sana, Ananda Badudu dan Rara Sekar mulai punya pendengar.
Banda Neira pun akhirnya dikenal.
Mendapat banyak respons positif, pada akhir 2012 mereka sepakat meneruskan proyek isengnya itu. Mereka sangat bersemangat.
Dari Agustus hanya memiliki empat lagu, pada Desember tahun yang sama mereka sudah menambah enam album baru untuk satu album penuh Banda Neira.
Banda Neira telah merilis dua buah album yakni Di Paruh Waktu (2013) dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016).
Rara Sekar dan Ananda Badudu lantas sepakat membubarkan Banda Neira pada Jumat (23/12/2016 lalu).
2. Kuliah di Jurusan HI
Memiliki nama asli Ananda Wardhana Badudu, rupanya pria kelahiran 26 Desember 1987 itu berkuliah di jurusan Hubungan Internasional, Universitas Katolik Parahyangan angkatan 2006.
3. Mantan wartawan Tempo
Ananda Badudu rupanya sempat bekerja menjadi wartawan di Tempo.
Saat menjadi wartawan, Ananda Badudu sempat mengalami pengalaman tak mengenakkan ketika kantornya diserang sekelompok pemuda pada Sabtu malam (16/3/2013).
4. Cucu Ahli Bahasa JS Badudu
Ananda Wardhana Badudu rupanya bukanlah orang sembarangan. Ia merupakan cucu ahli bahasa JS Badudu.
Dalam hidupnya, JS Badudu mengabdikan dirinya untuk bahasa Indonesia.
JS Badudu dikenal masyarakat luas sejak ia tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang ditayangkan di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan pada tahun 1985-1986.
Pada saat itu, TVRI adalah satu-satunya siaran televisi di Indonesia.
Dari data yang diterima Kompas.com, beberapa karya besar JS Badudu antara lain Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994),
revisi kamus Sutan Muhammad Zain; Kamus Kata-kata Serapan Asing (2003); Pelik-pelik Bahasa Indonesia (1971); Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993);
Kamus Peribahasa (2008); dan Membina Bahasa Indonesia Baku (1980).
Pendidikan bahasa yang pernah ditempuhnya adalah kursus B1 Bahasa Indonesia (1951); Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran atau Unpad (1963);
Studi Pascasarjana Linguistik pada Fakultas Sastra dan Filsafat Rijksuniversiteit Leiden, Belanda (1971-1973).
JS Badudu memperoleh gelar doktor dari Fakultas Sastra UI pada 1975 dengan disertasi berjudul "Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo".
JS Badudu adalah orang pertama yang mendapat gelar guru besar dari Fakultas Sastra Unpad. Ia dinobatkan menjadi guru besar pada 1985 dalam usia 59 tahun. (TribunJakarta/Kompas)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Mahasiswa Demo di DPR, Ustadz Abdul Somad Sebut 2 Panglima Perang Termuda Umat Islam, Siapa Dia?
Penulis: Hasyim Ashari
Editor: Hasyim Ashari