Rusuh di Papua

Update Kondisi Papua, Korban Tewas Menjadi 30 Orang, Ribuan Warga Padati Pangkalan TNI AU di Wamena

“Saya ingin segera pulang ke kampung halaman. Di sini nyawa kami sangat terancam. Rumah saya dibakar, kios-kios dibakar..."

Editor: Muhammad Hadi
(KOMPAS.com/JOHN ROY PURBA)
Ribuan warga penuhi pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena, Papua, Rabu (29/9/2019) 

Lukas meminta pihak-pihak yang selama ini mengganggu situasi keamanan di Papua dengan menggunakan kekerasan dapat segera menyerahkan diri

ribuan warga terlihat memadati Pangkalan TNI AU Manuhua Detasemen Wamena, untuk berlomba-lomba mendapatkan tiket penerbangan pesawat Hercules milik TNI AU

SERAMBIBNEWS.COM - Jumlah korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua, hingga Rabu (25/9/2019) malam bertambah menjadi 30 orang.

Gubernur Papua Lukas Enembe menyampaikan duka yang mendalam atas peristiwa itu.

"Pemerintah Papua dan masyarakat Papua mengucapkan bela sungkawa atas kejadian yang terjadi pada hari Senin (23/9/2019)," ujar Lukas setelah mengunjungi para korban kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).

Baca: Update Kondisi Papua, Korban Tewas Jadi 28 Orang, Satu Keluarga Dibakar, Ini 8 Tuntutan Wakil Rakyat

Ia menyesalkan kerusuhan Wamena terjadi dengan menggunakan siswa SMA yang seharusnya tengah mengikuti ujian tengah semester.

Kepada masyarakat Jayawijaya, Lukas menekankan siapapun tidak akan bisa merongrong kedaulatan Papua sebagai bagian tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"NKRI itu sudah final dan tidak boleh kita terpengaruh dengan isu-isu yang datang. Saya harap masyarakat tenang. Selama TNI dan Polri menjamin keamanan masyarakat, tidak boleh ada gerakan tambahan yang dilakukan masyarakat," ujar Lukas.

Baca: Gajah Kurus Bernama Tikiri Telah Mati, Diduga Dipaksa Tampil di Parade

Lukas meminta pihak-pihak yang selama ini mengganggu situasi keamanan di Papua dengan menggunakan kekerasan dapat segera menyerahkan diri.

"Senjata yang digunakan saya harap ditanggalkan," ujar dia.

Selama di Wamena, Lukas menyempatkan diri menemui para korban terluka dan juga warga yang tengah mengungsi.

Diberitakan sebelumnya, aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.

Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Baca: Demo Ribuan Mahasiswa di Sumatera Barat, Rusak Ruang Sidang dan Bakar Kursi Anggota DPRD

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved