Penyalahgunaan Rexona Tewaskan 5 Orang di Australia, Ini Pernyataan Unilever & Tanggapan Kepolisian
Pihak perusahaan Unilever selaku produsen deodoran Rexona membenarkan bahwa telah terjadi penyalahgunaan produknya.
Penyalahgunaan Rexona Tewaskan 5 Orang di Australia, Ini Pernyataan Unilever & Tanggapan Kepolisian
SERAMBINEWS.COM - Penyalahgunaan deodoran merek Rexona telah menewaskan 5 (lima) orang di Australia.
Pihak perusahaan Unilever selaku produsen deodoran Rexona membenarkan bahwa telah terjadi penyalahgunaan produknya.
Kepala unit perusahaan Unilever Australia dan Selandia Baru, Scott Mingl, mengatakan bahwa pihaknya telah mengetahui penyalahgunaan penggunaan produk tersebut, seperti dilansir oleh ABC News, (29/9/2019).
"Kami tahu. Kami mendapat laporan adanya empat kematian di Queensland dan satu di New South Wales." ujar Mingl.
Senada dengan pihak Unilever, dalam catatan kepolisian Australia juga ditemukan fakta bahwa produk Rexona adalah salah satu produk yang paling banyak disalahgunakan.
Pada tahun 2015 di Alice Springs, seorang anak berusia 16 tahun meninggal karena penyalahgunaan deodoran tersebut.
Setahun kemudian, seorang remaja berusia 15 tahun di Redcliffe, Queensland juga meninggal karena hal yang sama.
Baca: Sopir Truk yang Terbakar di Seumadam Aceh Tamiang Menghilang
Baca: Ada Insiden Truk Terbakar, Lintas Banda Aceh-Medan di Seumadam Aceh Tamiang Sempat Lumpuh
Baca: Aa Gym Doakan agar Indonesia Lebih Baik, Prihatin Terhadap Kondisi Bangsa
"Sepanjang pengetahuan polisi dan perusahaan, kami sudah bekerja sama untuk terlibat dan mencoba memahami masalah ini dan memberikan dukungan lebih baik kepada mereka." tambah Mingl.

Ditemukan produk kaleng deodoran berserakan di sebuah taman di Brisbane, dan dicurigai telah disalahgunakan. (ABC News: Allyson Horn)
Menghirup Bahan Kimia
Penyalahgunaan pemakaian produk deodoran atau bahan kimia lainnya dikenal dengan nama "huffing, sniffing, rexing, dan chroming."
Seseorang menghirup bahan kimia dari deodoran atau bahan kimia lainnya untuk mendapatkan sensasi dan ketergantungan.
Pengguna Rexona menghirup bahan kimia dengan menyemprotkannya dan seketika mendapatkan sensasi.

Baca: Rumah Opick Terbakar, Bagaimana Nasib Rambut Nabi yang Diamanahkan Padanya?
Baca: Rezky Aditya Ungkap Pertemuan Keluarganya dengan Citra Kirana: Doain Semoga Semua Berjalan Lancar
Baca: Perppu Pembatalan UU KPK Ditentang PDI-P, Jokowi Berada di Pilihan Sulit
Respons Pihak Unilever
Scott Mingl mengakui pihak perusahaan merasa sedih atas penyalahgunaan produk Rexona.
"Yang pertama, saya merasa sedih mendengar dampak penggunaan produk ini bagi anak-anak, dan dampak penyalahgunaan tersebut oleh mereka yang mengalaminya." kata Mingl.
"Kami menangani masalah ini dengan serius dan sudah bekerja selama beberapa tahun terakhir untuk mengatasi masalah."
Mingl juga mengatakan bahwa Unilever telah mengubah desain kaleng deodoran Rexona dan juga telah menghabiskan waktu selama beberapa tahun untuk mengubah komposisi bahan kimia di dalamnya.
Kendati telah menghabiskan dana hingga Rp 1,5 triilun di bidang penelitian dan pengembangan di Unilever, Mingl berujar bahwa perusahaan tersebut belum menemukan cara untuk mengubah komposisi kandungan kimia Rexona.
Selain berusaha mengubah desain dan komposisi, pihak Unilever juga mengkhawatirkan bahwa perubahan pada Rexona akan membuat remaja yang menyalahgunakannya beralih ke pestisida dan bahan kimia untuk pembersih.
Unilever juga mengatakan dalam uji yang mereka lakukan, Rexona tidaklah berisi bahan kimia yang berbeda dengan produk deodoran lain.

Beberapa produk jenis aerosol di beberapa supermarket di Queensland harus dibeli di belakang meja kasir. (ABC News Australia)
Tanggapan Pihak Kepolisian
Kepolisian Queensland dan Asosiasi Peritel Nasional Australia (NRA) telah mengukuhkan bahwa Rexona adalah produk yang banyak digunakan oleh anak-anak untuk melakukan 'chroming".
Dominique Lamb selaku Direktur Eksekutif NRA mengatakan sejauh ini mereka tidak mendapat dukungan apapun dari Rexona.
"Rexona khususnya kami lihat paling banyak dibeli atau dicuri dari toko." kata Lamb.
"Yang kami temukan di sejumlah lokasi tumpukan sampai 30 kaleng. Dan di petugas keamanan kami di pusat perbelanjaan menemukan anak-anak yang tampak dalam keadaan "teler".
"Sering kali kami bisa melihat adanya kaleng deodorant ini di saku celana atau jaket mereka, dan tampak sekali mereka tidak menutup-nutupi apa yang mereka lakukan," tambah Lamb.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Deodoran Rexona Tewaskan 5 Orang di Australia, Ini Pernyataan Unilever dan Tanggapan Kepolisian