Percakapan Terakhir Korban Bus Terbalik,“Ayah Hana Woe Le Neuk”
Ada Kisah memilukan di balik musibah terbaliknya Bus Putra Pelangi di Aceh Utara. Salah satu korban meninggal atas nama Armiya (31)
Ada Kisah memilukan di balik musibah terbaliknya Bus Putra Pelangi di Aceh Utara. Salah satu korban meninggal atas nama Armiya (31), teryata sempat berbicara dengan sang buah hatinya. Pembicaraan terakhir yang tak disangka menjadi kenyataan.
ARMIYA (31) merupakan warga Desa Dayah Beure'ueh Kecamatan Mutiara, Kabupaten Pidie. Dia merupakan satu dari tiga korban meninggal dunia dalam kecelakaan Bus Putra Pelangi yang terbalik di Desa Meunasah Aron, Kecamatan Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara, pada Jumat (27/9/2019).
Sudah beberapa pekan terakhir ini, ia berada di kawasan pedalaman Kecamatan Tanah Jambo Aye, mencari rezeki dengan bekerja sebagai sopir pada mesin pemotong padi. Ia bekerja bersama Amiran (40) warga Desa Dayah Beure'ueh, Kecamatan Mutiara, Pidie, yang juga menjadi korban meninggal dalam Bus Putra Pelangi terbalik tersebut.
Seperti diketahui, dalam musibah Jumat dini hari itu, tiga orang meninggal dunia. Selain Armiya dan Amiran, seorang lagi yang meninggal adalah Irwan Saputra (37), warga yang beralamat di Desa Beutong Pocut, Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie. Bus dengan nomor polisi BL 7522 AA itu terbalik setelah menabrak tiang listrik dan pohon yang berada di pinggir jalan. Selain itu, bus juga menabrak bagian teras kios, sehingga rusak. Bus juga sempat terseret belasan meter.
“Selama ini kami bertiga bekerja pada mesin pemotong padi, karena di kawasan Lhok Reudeup Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara dan sekitarnya sedang panen,” ujar M Yusuf (28), pemuda Desa Biram Rayeuk Kecamatan Tanah Jambo Aye kepada Serambi.
Menurut Yusuf, selama berada di kawasan pedalaman Kecamatan Tanah Jambo Aye, hampir setiap malam Armiya menghubungi anak dan istrinya via panggilan video (video call), sekedar menanyakan kabar dan melepas rindu. Malam itu sebelum berangkat pulang, Armiya juga sempat menghubungi anaknya, yang sekaligus menjadi percakapan terakhir dia dengan sang buah hatinya.
“Saat video call tersebut, Armiya sempat menyebutkan kata-kata yang kemungkinan dirinya juga tidak menduganya jadi kenyataan,” kata M Yusuf.
Ia menyebutkan kepada anaknya tidak pulang lagi. Namun, anaknya menjawab ayah harus pulang. “Ayah hana woe le neuk (Ayah nggak pulang lagi nak),” ujar M Yusuf menirup ucapan Armiya. Kemudian anaknya menjawab, “Bek Ayah, neu woe! (Jangan Ayah, pulanglah!)”.
Sekitar pukul 01.00 WIB Armiya dan Amiran mulai berangkat. Mereka berdua menumpang Bus Putra Pelangi di terminal Pantonlabu. Namun sayangnya, bus mengalami naas di Desa Meunasah Aron, Kecamatan Muara Batu. Percakapan malam itu akhirnya menjadi salam perpisahan antara ayah dan anak tersebut.
Menurut M Yusuf, sepekan terakhir Amiran terlihat gelisah tanpa sebab. “Pernah dia memegang kunci, terjatuh dari tangannya tanpa sebab, seperti orang melamun,” ungkap M Yusuf.
Kegelisahan Amiran dan perkataan Armiya yang tak biasanya itu akhirnya terjawab ketika Tauke mereka menghubungi keduanya pada Jumat (27/9) setelah kejadian bus terbalik. “Yang mengangkat handphone Amiran ternyata orang lain dan mengabari keduanya sudah meninggal dalam kecelakaan tersebut,” kata M Yusuf.
Ia mengaku merasa kehilangan atas kepergian kedua teman dan juga rekan kerjanya itu. “Kami cukup terhibur bekerja, karena kami selalu kompak dalam segala hal dan sering bergurau canda,” kenang Yusuf.(jafaruddin)
