Nora Idah Nita, Ingin Berdayakan Petani dan Nelayan
SEMBILAN dari 81 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2019-2024 merupakan kaum hawa yang berasal
SEMBILAN dari 81 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) periode 2019-2024 merupakan kaum hawa yang berasal dari sejumlah daerah pemilihan (dapil) pada Pemilu, 17 April lalu. Angka itu sedikit berkurang dari jumlah perempuan yang menjadi anggota DPRA pada periode sebelumnya.
Nora Idah Nita SE adalah satu dari sembilan politisi yang berhasil menjadi perwakilan perempuan di kursi parlemen provinsi Aceh untuk lima tahun ke depan. Diusung oleh Partai Demokrat dari daerah pemilihan tujuh (Langsa dan Aceh Tamiang), ibu empat anak ini berhasil meraup 19.219 suara dan melenggang mulus ke kursi DPRA.
Kemarin, di ruang sidang utama gedung DPRA, Nora bersama 80 orang lainnya dilantik dan disumpah sebagai anggota DPRA masa jabatan 2019-2024. Istri dari Mahruzar ini berhasil mematahkan anggapan orang lain bahwa perempuan sulit bersaing dalam dunia politik di negeri ini.
“Perempuan selama ini kan belum terlalu dipercaya, karena dianggap masih punya keterbatasaan. Tapi, sebenarnya perempuan mampu, kita harus buktikan kalau perempuan itu mampu. Dengan dua tugas, wakil rakyat dan juga ibu rumah tangga,” kata Nora kepada Serambi, seusai dilantik kemarin.
Lahir di Kualasimpang 7 Februari 1975, Nora dibesarkan dalam keluarga mandiri. Ayahnya H Muhammad Taib Juned dan ibunya Hj Siti Saudah adalah pengusaha yang terbilang sukses di Bumi Muda Sedia. Nora kecil hingga dewasa tumbuh dalam pendidikan dunia dan agama, dia juga dibesarkan dalam keluarga yang santun dan bersahaja.
Tak ada bakat politisi yang diwarisi Nora dari orang tua atau keluarganya. Bakat politisi yang dimilikinya benar-benar otodidak, dia belajar seiring perubahan dan perkembangan zaman. “Semuanya pengusaha, nggak pernah terbayang jadi politisi. Sebetulnya dulu suami yang bergabung, akhirnya suami nyuruh saya ikut, saya pun terjun dan terpilih menjadi anggota DPRK Aceh Tamiang saat Pemilu 2009 lalu,” kata Nora.
Karier Nora dalam dunia politik terbilang cukup bagus. Sejak memutuskan terjun pada tahun 2009, kariernya terus melejit, bahkan Nora menjadi caleg yang mengantongi suara terbanyak dari kalangan partai nasional saat itu. Benar-benar tak disangkanya. “Saat itu pun saya langsung jadi pimpinan DPRK dan kemudian menjadi Ketua Demokrat Aceh Tamiang sampai sekarang,” ujarnya.
Karier politik ibu dari Putri Riska Mahira ini terus berkembang seiring dirinya menjadi anggota DPRK kala itu. Imej perempuan yang dibangun oleh Nora pun cukup baik. Berkat kerja-kerjanya, pada tahun 2014, jumlah caleg perempuan yang terpilih pada Pemilu Aceh Tamiang saat itu, bertambah menjadi 10 orang. Nora juga kembali terpilih bersama sembilan perempuan lainnya. Namanya juga terus meroket dan menjadi tokoh politik perempuan yang berhasil meniti karier dalam dunia politik di kabupaten tersebut. Ketenaran Nora juga berhembus ke kabupaten-kabupaten tetangga, bahkan menjadi salah satu kader Demokrat terbaik di Aceh.
Saat kunjungan Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, awal Januari lalu ke Aceh Tamiang, Nora yang menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Aceh Tamiang tampil sukses di hadapan Sang Ketua. Bukan hanya penampilan, tapi cara Nora berorasi dan menyampaikan sambutan menunjukkan bahwa Nora sebagai kader terbaik partai berlambang mercy itu.
Petani dan nelayan
Dalam wawancara dengan Serambi, kemarin, Nora menyampaikan ada beberapa hal prioritas yang akan dilakukannya sebagai anggota DPRA lima tahun ke depan. Nora berkeinginan untuk terus melanjutkan apa yang telah dilakukannya selama ini di Aceh Tamiang, yaitu pemberdayaan ekonomi para petani dan nelayan.
“Saya akan konsen pada pemberdayaan para petani dan nelayan-nelayan, karena daerah kami ini kan wilayah pesisir dan juga kawasan pertanian. Selama ini kita sudah melakukannya, sekarang di DPRA cakupannya akan lebih besar dan anggaran pun tentu lebih besar, saya ingin fokus ke sana,” katanya.
Nora juga akan serius bekerja untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak karena menurutnya di Aceh Tamiang salah satu kabupaten yang memiliki kasus kematian ibu dan anak. “Soal kesehatan juga prioritas, terutama ibu dan anak. Saya mohon doa agar bisa terus berbuat untuk rakyat, terima kasih untuk semua pemilih dan masyarakat di dapil saya,” pungkasnya. (dan)