Koalisi Mualem Kuasai DPRA, Ingin Rebut Semua Alat Kelengkapan Dewan

Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) jilid II di bawah pimpinan Ketua Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh, Muzakir Manaf

Editor: bakri

BANDA ACEH - Koalisi Aceh Bermartabat (KAB) jilid II di bawah pimpinan Ketua Dewan Pimpinan Aceh (DPA) Partai Aceh, Muzakir Manaf alias Mualem, diprediksi akan menguasai DPRA periode 2019-2024.

Dari hasil konfirmasi Serambi, Rabu (2/10/2019) dengan beberapa ketua partai politik peraih kursi di DPRA, komposisi fraksi periode ini bisa mencapai sembilan fraksi, lebih banyak dua fraksi dari periode lalu. Sembilan fraksi itu terdiri atas delapan fraksi utuh dan satu fraksi gabungan.

Sebelumnya, tujuh partai yang tergabung dalam KAB sudah menyepakati satu fraksi beranggotakan minimal enam orang. Dengan komposisi seperti itu, lima dari tujuh partai yang tergabung dalam KAB, masing-masing bisa membentuk satu fraksi utuh di DPRA. Sedangkan dua partai lainnya menyatakan bergabung dengan Partai Aceh.

Ke lima fraksi utuh tersebut yaitu Fraksi Partai Aceh (18 kursi), Fraksi Gerindra (8 kursi), Fraksi Partai Nanggroe Aceh (6 kursi), Fraksi Partai Amanat Nasional (6 kursi), dan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (6 kursi). Dalam Fraksi Partai Aceh juga merapat Partai SIRA serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) masing-masing 1 kursi. Apabila tujuh partai itu bergabung, maka KAB mendapat 46 kursi dari 81 kursi di DPRA.

Sedangkan partai di luar KAB ada Partai Demokrat (10 krusi), Partai Golkar (9 kursi), Partai Persatuan Pembangunan (6 kursi), Partai Kebangkitan Bangsa (3 kursi), Partai Daerah Aceh (3 kursi), dan Partai NasDem (2 kursi). Selain itu ada juga Partai Hanura dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masing-masing satu kursi. Semuanya ada delapan partai yang berada di luar KAB dengan total 35 kursi di DPRA.

Jika melihat komposisi, partai di luar KAB hanya bisa membentuk tiga fraksi utuh dan satu gabungan. Tiga fraksi utuh yaitu Fraksi Demokrat yang di dalamnya ada Hanura, Fraksi Golkar, dan Fraksi PPP yang di dalamnya ada PDIP. Sedangkan fraksi gabungan yaitu Fraksi PKB-PDA. Sementara NasDem tidak memiliki pasangan untuk membentuk fraksi. Tapi, komposisi tersebut masih bisa berubah mengingat belum adanya keputusan resmi DPRA.

Ketua sementara DPRA, H Dahlan Jamaluddin SIP yang dihubungi Serambi mengatakan, pihaknya saat ini belum memutuskan fraksi-fraksi di DPRA, termasuk komisi dan alat kelengkapan dewan (AKD) lainnya. Mengenai jadwal penentuan fraksi akan dibahas dalam rapat, Kamis (3/10/2019) hari ini. "Besok jam 9 baru rapat koordinasi dengan semua perwakilan partai mengenai fraksi dan pembahasan tatib," katanya.

Ingin Rebut AKD

Terpisah, Penghubung KAB Jilid II, Azhari Cagee yang dikonfirmasi Serambi, kemarin, tidak menampik adanya keinginan partai yang tergabung dalam KAB untuk merebut semua alat kelengkapan dewan (AKD). Menurut Azhari, keinginan itu sudah disepakati oleh para ketua partai koalisi dalam pertemuan pada Minggu (29/9/2019) di Banda Aceh, selain menyepakati satu fraksi beranggotakan minimal enam orang.

Untuk diketahui, AKD DPRA terdiri atas pimpinan lembaga, komisi, Badan Musyawarah (Banmus), Badan Legislasi (Banleg), Badan Anggaran, dan Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRA. "Kalau memungkinkan, iya (menguasai AKD). Tapi masih sebatas pembicaraan, belum final. Karena baru sebatas pembicaran dan belum final, kita lihat perkembangannya secara politik nantinya," kata Azhari.

Hingga kemarin, Partai NasDem masih berupaya melakukan komunikasi dengan beberapa ketua partai yang meraih satu kursi, seperti PKPI, Hanura, PDIP, dan SIRA. NasDem masih mengincar satu fraksi gabungan.

Ketua DPW Partai NasDem Aceh, Zaini Djalil, mengatakan, pihaknya terus berupaya membangun komunikasi. Apabila NasDem bisa bergabung dengan keempat partai tersebut, maka bisa terbentuk satu fraksi gabungan.

"Rencanannya hari ini kita duduk bersama, tapi batal karena banyak ketua partai berada di luar daerah. Kita masih membangun komunikasi, kan masih ada waktu," kata Zaini menjawab Serambi, Rabu (3/10/2019).

Menurut dia, peluang membentuk dua fraksi gabungan masih ada. Jika fraksi gabungan ini terbentuk, bisa jadi perwakilan NasDem menjadi ketua fraksinya karena dari komposisi perolehan kursi lebih unggul dari partai lain.

NasDem meraih dua kursi DPRA. Sedangkan PKPI, Hanura, PDIP, dan SIRA masing-masing satu kursi. Jika mengacu satu fraksi beranggota minimal enam orang, maka gabungan partai tersebut bisa membentuk satu fraksi.

"Apabila empat partai yang meraih satu-satu kursi mau bergabung, maka kita bentuk satu fraksi gabungan, selain Fraksi PKB-PDA. Tapi jika tidak, kita akan bergabung ke fraksi utuh, kita lihat fraksi mana nanti," ujar Zaini Djalil.(mas)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved