Berita Singkil

Unik Penduduk Aceh Singkil Kuasai Lebih dari Dua Bahasa Daerah

Jangan heran, jika berkunjung ke Aceh Singkil, Anda akan mendengar warga ngobrol di warung kopi menggunakan bahasa daerah yang berbeda-beda.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Taufik Hidayat
Hand-over dokumen pribadi
Sekda Aceh Singkil, Azmi 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL – Penduduk Aceh Singkil, umumnya kuasai lebih dari dua bahasa daerah berbeda.

Jangan heran jika berkunjung ke Kabupaten itu, mendengar warga ngobrol di warung kopi menggunakan dua bahasa daerah berbeda. Namun perbincangan tetap mengalir diselingi senda gurau.

Kemampuan kuasai lebih dari dua bahasa daerah lantaran penduduk di tanah kelahiran Syekh Abdurauf As Singkili itu, didiami berbagai suku. Mulai Singkil, Pesisir, Haloban, Pakpak, Aceh, Minang, Jawa, Batak, Nias dan suka-suku lainnya. Mereka hidup rukun berdampingan.  

Umpamanya di Kecamatan Singkil, penduduk sehari-hari berkomunikasi menggunakan bahasa Singkil dan bahasa pesisir. Bahasa Singkil kerap disebut bahasa kampung. Bahasa ini juga sering diistilahkan dengan bahasa kade-kade. Sedangkan bahasa pesisir kerap diistilahkan bahasa ba apo.

Begerser ke Kecamatan Kuala Baru, di sana warga menguasai tiga bahasa. Bahasa kade-kade, ba apo dan bahasa Aceh.

Lain lagi Kecamatan Pulau Banyak Barat. Di sana penduduknya menggunakan bahasa Haloban, Nias dan bahasa ba apo.

Di kecamatan yang terletak di pegunungan seperti Kecamatan Gunung Meriah dan Simpang Kanan. Seorang warga biasa menguasai bahasa Singkil, bahasa ba apo, bahasa jawa dan bahasa lainnya. 

Sedangkan bahasa kampung dan bahas Pakpak banyak digunakan dalam komunikasi sehari-hari penduduk Kecamatan Danau Paris dan Suro Makmur.

Sebagai penghormatan seorang warga ketika berbicara dengan warga lain yang diketahui bahasanya berbeda. Maka, warga tersebut akan menggunakan bahasa ibu dari lawan bicaranya. 

Sebaliknya sang lawan bicara membalasnya dengan bahasa daerah milik si pengajak bicara.

Uniknya kendati tanpa ada kesepakatan tertulis, ketika khutbah jumat semua menggunakan bahasa persatuan, bahasa Indonesia. 

Penduduk yang menguasi lebih satu bahasa daerah, salah satunya Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid, Wakil Bupati Aceh Singkil, Sazali dan Sekda Aceh Singkil, Azmi.

Ketika berkunjung ke darah pesisir seperti Pulau Banyak, Bupati kerap menggunakan bahasa ba apo saat bercengkrama dengan warga.

Sebaliknya bila bertandang ke penduduk di daerah aliran sungai menggunakan bahasa Singkil. Padahal sejatinya Dulmusrid merupakan suku jawa. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved