Rusuh di Papua

Hasan Basri, Warga Aceh di Wamena: Kami Aman di Sini

Hasan Basri mengaku tidak khawatir untuk tetap bertahan di Wamena pascarusuh massa 23 September lalu.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Taufik Hidayat
Dok Yayan, Dinsos Aceh
Hasan Basri, warga Aceh Barat yang sudah 25 tahun bekerja di Wamena, Papua, sebagai pegawai inspektorat setempat. 

Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Di tengah banyaknya warga pendatang yang mengungsi dari Wamena, Papua, akibat kerusuhan massal pascaunjukrasa 23 September lalu, ada enam warga Aceh yang tetap bertahan di kabupaten bergolak itu.

Satu di antaranya adalah Hasan Basri (53) yang sudah 25 tahun tinggal di Wamena. Aparatur Sipil Negara (ASN) ini berasal dari Paya Peunaga, Meureubo, Aceh Barat.

Profesinya sebagai abdi negara yang mengantarkannya berlabuh di Inspektorat Pemko Wamena.

Wamena adalah sebuah kota yang berada di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua,  sekaligus merupakan ibu kota kabupaten tersebut.

Wamena merupakan satu-satunya kota terbesar yang terletak di pegunungan tengah Papua.

Ke sinilah Hasan Basri membawa istrinya yang berasal dari Yogyakarta untuk menjalani kehidupan.

Keluarga kecil ini dianugerahi Allah dua anak. Si sulung sudah tamat kuliah dan menetap di Wamena, sedangkan adiknya masih kuliah di Yogyakarta.

Karena Wamena bergolak dan istrinya khawatir, akhirnya hanya sang istri yang mengungsi ke Yogyakarta sambil menemani anaknya yang kuliah di sana.

Sedangkan Hasan Basri tetap bertahan di Wamena didampingi putra sulungnya.

Kepala Dinas Sosial Aceh, Drs Alhudri MM yang sedang berada di Wamena memfasilitasi Hasan Basri untuk bicara sepuluh menit via telepon dengan Serambinews.com di Banda Aceh, Jumat (4/10/2019) sore.

Hasan Basri mengaku tidak khawatir untuk tetap bertahan di Wamena pascarusuh massa 23 September lalu.

Rasa khawatir tak terbetik di hatinya karena ia merasa sudah seperti warga Papua juga.

Soalnya, sudah 25 tahun ia menjadi abdi negara di Tanah Papua. "Alhamdulillah kami di sini aman-aman saja," kata Hasan Basri.

Ketika konflik mulai reda, Hasan Basri tetap berdinas sejak Senin lalu. Namun, ia tak lagi punya kantor, karena Kantor Inspektorat yang berada satu kompleks dengan Kantor Bupati Wamena ikut dibakar massa pada 23 September lalu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved