MPR RI
Kenapa Jabatan Ketua MPR Jadi Rebutan? Apa Istimewanya? Berapa Gaji dan Tunjangannya?
Bambang Soesatyo akhirnya terpilih sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024.
Kenapa Jabatan Ketua MPR Jadi Rebutan? Apa Istimewanya? Berapa Gaji dan Tunjangannya?
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bambang Soesatyo akhirnya terpilih sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024 berdasarkan musyawarah mufakat.
Butuh waktu sekitar 10 jam sebelum Fraksi Partai Gerindra akhirnya bersepakat mengusung politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo sebagai ketua MPR, seperti ditulis Kompas.com, Jumat (4/10/2019).
Dalam Rapat Gabungan antara perwakilan sembilan fraksi dan kelompok Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Fraksi Partai Gerindra masih ngotot mencalonkan sekjen partainya, Ahmad Muzani.
Bambang Soesatyo sudah mengantongi dukungan dari delapan fraksi dan kelompok DPD.
Sejak Rapat Gabungan yang digelar pukul 10.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB Rapat Paripurna Penetapan Pimpinan MPR, sikap Fraksi Partai Gerindra belum berubah.
Lobi dan konsultasi antara elite partai politik dilakukan. Fraksi Partai Gerindra akhirnya mengalah dalam perebutan kursi Ketua MPR RI periode 2019-2024.
Lalu, kenapa jabatan ketua MPR jadi rebutan? Apa istimewanya? Berapa gaji dan tunjangannya? Simak ulasan pengamat politik berikut ini.
Kampanye Gratis
Jabatan sebagai ketua MPR ini seolah menjadi idaman para elite politik. Hal itu pula yang diungkapkan oleh pengamat politik asal Uiversitas Airlangga, Novri Susan.
Menurutnya, ketua MPR merupakan posisi politik populer yang mudah terlihat secara publik.
Ia juga menilai jabatan ketua MPR merupakan posisi politik yang cukup aman bagi elite politik untuk membangun personal brand.
"Walaupun MPR bukan merupakan struktur kekuasaan aktif dalam legislasi, namun seluruh proses politik kenegaraan menjadi wilayah kerja MPR. Oleh karena itu posisi ketua MPR akan selalu terlihat," ucap Novri, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/10/2019).
Pengamat politik dari Universitas Gajad Mada, Mada Sukmajati, juga memiliki penilaian serupa.
Mada juga menilai jabatan ketua MPR merupakan posisi politik yang aman untuk membangun citra diri.