Wiranto Ditusuk

Kisah Abu Rara Penusuk Wiranto, Frustasi Karena Cerai, Pernah Dekat Narkoba dan Tak Akui Pancasila

Silfi, seorang warga sekitar mengatakan, rumah SA digusur sekitar dua tahun yang lalu karena pembangunan jalan tol Tanjung Mulia - Helvetia.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas.com
Foto yang beredar luas di media sosial, Syahril dan Fitri Andriana pelaku penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto. 

Alex mengatakan, saat itu SA juga menyebut dirinya tidak menyukai Pancasila.

Pemimpin-pemimpin juga kafir.

Di situ dia tidak sepakat dan mengaku NKRI harga mati.

"Dia nunjukin seperti bendera, panji hitam itu."

"Menolak Pancasila, tapi saya berbeda pendapat. Saya tetap NKRI harga mati," katanya.

Di tahun 2015, dia ketemu dengan istrinya yang bercadar.

SA bersama dua orang anak perempuannya dan juga istri serta dua anak laki-lakinya tinggal sekitar dua bulan di Alfakah VI.

"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu  tak tahu kemana."

"Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampai begini."

"Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.

Sebelumnya, SA ditangkap polisi setelah pada sekitar pukul 11.55 WIB, di pintu gerbang lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto.

SA menyerang Wiranto dan mengakibatkan perut Wiranto terluka.

Selain Wiranto, korban lainnya adalah Kompol Dariyanto (Kapolsek Menes) di bagian punggung dan Fuad di dada sebelah kiri atas.

Silfi, seorang warga sekitar mengatakan, rumah SA digusur sekitar dua tahun yang lalu karena pembangunan jalan tol Tanjung Mulia - Helvetia.

Saat ini di lokasi hanya tersisa rumput-rumput.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved