Berita Aceh Singkil
Mahasiswa Aceh Singkil Soroti Terbengkalainya Pembangunan Terminal CPO Pulo Sarok
Mahasiswa mengaku kecewa atas pembangunan terminal CPO tersebut, karena terkesan tidak serius dan menghambur-hamburkan anggaran.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Mahasiswa mengaku kecewa atas pembangunan terminal CPO tersebut, karena terkesan tidak serius dan menghambur-hamburkan anggaran.
Mahasiswa Aceh Singkil Soroti Terbengkalainya Pembangunan Terminal CPO Pulo Sarok
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Himpunan Mahasiswa Aceh Singkil (Himasil) Lhokseumawe, menyoroti terbengkalainya pembangunan terminal crude palm oil (CPO) di Pulo Sarok, Singkil.
Mengingat pembebasan lahan serta penimbunan telah menghabiskan uang negara sekitar Rp 24 miliar.
Mahasiswa mengaku kecewa atas pembangunan terminal CPO tersebut, karena terkesan tidak serius dan menghambur-hamburkan anggaran.
Oleh karena itu, kata Ketua Divisi Kesenian dan Kebudayaan Himasil Lhokseumawe, Surya Padli, mereka Himasil Lhokseumawe sampai menggelar diskusi mebahas persoalan ini.
Menurut Surya, seharusnya sebelum dibangun sudah melalui pengkajian matang, sehingga tidak menghabiskan anggaran dan menjadi masalah dan beban baru bagi daerah.
"Seharusnya Pemerintahan Aceh Singkil berkaca atas permasalahan tersebut agar tidak menimbulkan masalah baru yang tentunya dapat merugikan daerah," kata Surya Padli kepada Serambinews.com, Minggu (13/10/2019).
• Meski Sempat Diguyur Hujan, Pengunjung Terus Berdatangan ke Stadion Cot Gapu
• Pemkab Nagan Raya Salurkan Bantuan Masa Panik untuk Korban Banjir
• Panik karena tak Bisa Keluar dari Mobil Setelah Tabrak Tronton, Ini yang Dilakukan Korban
Surya Padli menambahkan dalam diskusi itu, Himasil Lhokseumawe mendesak Pemkab Aceh Singkil, cepat menuntaskan permasalahan terminal CPO tersebut.
Terminal Crude Palm Oil (CPO) di Pulo Sarok, Singkil, dibangun pada tahun 2014 lalu menghabiskan anggaran hingga Rp 24 miliar.
Anggaran itu untuk pembebasan tanah serta penimbunan. Namun sampai saat ini belum dapat dioperasikan.
Uniknya pembangunan terminal sentral tangki CPO hak guna usaha (HGU) di terminal CPO ini sebelumnya ditandai peletakan batu pertama oleh Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, 29 September 2014.
"Sayang sekali setelah itu tidak ada lagi kejelasan pembangunannya. Saat ini di lokasi terminal CPO itu masih berupa hamparan tanah timbun seluas kira-kira tiga kali lapangan bola," demikian Surya Padli. (*)