Perancis dan Jerman Tangguhkan Ekspor Senjata ke Turki, Ini Alasannya

Pemerintah Perancis dan Jerman, pada Sabtu (12/10/2019), mengumumkan menangguhkan ekspor senjata ke Turki.

Editor: Faisal Zamzami

SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Pemerintah Perancis dan Jerman, pada Sabtu (12/10/2019), mengumumkan menangguhkan ekspor senjata ke Turki.

Langkah tersebut diambil sebagai tanggapan atas operasi serangan yang dilancarkan Ankara terhadap para pejuang Kurdi di Suriah, yang telah menuai kecaman dari sejumlah negara di Eropa.

Dalam pernyataan bersama dari kementerian pertahanan dan kementerian luar negeri, Perancis mengatakan telah menangguhkan seluruh rencana ekspor mereka ke Turki yang berpotensi digunakan sebagai "bahan perang" mereka ke Suriah.

Pernyataan dari Paris itu muncul hanya beberapa jam setelah Jerman, sebagai salah satu pemasok utama senjata Turki, juga mengatakan akan menangguhkan ekspor.

"Jerman tidak akan mengeluarkan izin baru untuk peralatan militer apa pun yang dapat digunakan oleh Turki di Suriah," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas, seperti dikutip dalam surat kabar Bild.

Tentara Turki telah melancarkan serangan lintas perbatasan terhadap pejuang Kurdi yang dianggap Ankara sebagai teroris, sebuah upaya yang menentang kritik dan ancaman saksi internasional.

Sejumlah negara mengecam serangan yang dilancarkan Turki ke Suriah, dengan Finlandia, Norwegia, dan Belanda telah mengumumkan bahwa mereka menghentikan ekspor senjata ke negara itu.

Dalam pertemuan di Luxembourg, Senin (7/10/2019), Komite Urusan Luar Negeri Uni Eropa memutuskan pendekatan Eropa yang terkoordinasi terkait itu ini.

Laporan tersebut mencatat "kecaman keras Perancis atas serangan unilateral yang dilakukan oleh Turki di timur laut Suriah".

Pernyataan Perancis dan Jerman pada Sabtu kemarin juga memperingatkan bahwa serangan Turki ke Suriah memiliki konsekuensi kemanusiaan yang serius.

Menanggapi pengumuman yang dikeluarkan Jerman, Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan kepada radio Deutsche Welle, bahwa hal itu merupakan "masalah keamanan nasional dan masalah kelangsungan hidup".

"Embargo senjata apa pun hanya akan memperkuat tekad kami," kata Cavusoglu, seperti dikutip AFP.

"Bahkan jika sekutu kami mendukung organisasi teroris, meski kami akan sendirian, bahkan jika embargo dilakukan, apa pun yang mereka lakukan, perjuangan kami diarahkan untuk melawan organisasi teroris," lanjutnya, merujuk pada Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

YPG telah menjadi tulang punggung Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi dan menjadi sekutu utama dalam operasi yang dipimpin AS melawan kelompok ISIS di Suriah.

Meski demikian, Ankara menganggap YPG sebagai perpanjangan dari teroris pemberontak Kurdi yang telah berperang melawan Turki selama tiga dekade.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved