Menyambung Aceh-Andaman, Menanti Terusan Kra, Membawa Aceh ke Lintas Dunia
Sejumlah barang yang dibawa berupa makanan, furniture, kerajinan tangan, batu bata, mi instan, kayu, hingga kopi...
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pagi itu, satu kapal kayu bermuatan barang-barang sudah siap mengangkat jangkar dari dermaga Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya, Aceh Besar.
Hari itu, Sabtu, 29 Desember 2018, di dermaga sudah berkumpul ratusan orang, mulai pejabat Kementerian Luar Negeri, Perwakilan Pemerintah India, Kepala Dinas Perdagangan Aceh, Wali Nanggroe, Malik Mahmud Al-Haytar hingga sejumlah pengusaha Aceh tampak sumringah.
Suasana perairan Selat Melaka yang membentang luas di depan dermaga tampak tenang dan cerah.
Kemudian, sejumlah pejabat tersebut melepas kapal kayu dengan melepas tali pengikat secara bersama-sama.
Kapal kayu yang bernama KM Aceh Millenium itu pun mulai bergerak memecah gulungan ombak.
Kapal itu mengangkut sejumlah produk dan hasil alam dari Aceh untuk dipamerkan di India.
• Buka Sidang Tarjih Fiqih Nasional 2019, Begini Penegasan Nova tentang Syariat Islam di Aceh
Menyisakan buih di buritan, kapal mengarungi meninggalkan selat melaka menuju lautan lepas samudera hindia.
Tujuan kapal tersebut adalah Kepulauan Andaman-Nikobar, India dengan jarak perjalanan sekitar 175 Km.
Butuh waktu hampir satu hari untuk menempuh dari Aceh ke Kota Port Blair di Pulau Andaman.
Hari itu merupakan Ekspedisi pionir perdagangan antara Aceh dengan Kepulauan Andaman-Nikobar, India yang diluncurkan di Pelabuhan Malahayati, Krueng Raya.
Dalam ekspedisi perdana itu menjadi babak baru dalam perdagangan Aceh ke dunia Internasional.
Aceh mulai membuka diri dalam kancah perdagangan internasional. Aceh menyasar Andaman sebagai pasar dari hasil alamnya.
Sejumlah barang yang dibawa berupa makanan, furniture, kerajinan tangan, batu bata, mi instan, kayu, hingga kopi.
Kepala Badan pengkajian dan pengembangan kebijakan (BPPK) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Dr Siswo Pramono kepada Serambi saat itu mengatakan, ekspedisi perdana itu merupakan tindaklanjut dari kerja sama antara Indonesia dan India.
• Guru Les Vokal Cabuli Pelajar SMP hingga Hamil 8 Bulan, Pelaku Sedang Sakit Saat Ditangkap