Eksperimen Monyet
Fakta Mengerikan Monyet-monyet di Lab Percobaan 'Berteriak' Kesakitan, Leher Terikat Sabuk Logam
Namun sebuah rekaman dari laboratorium di Jerman membuat para aktivis hak-hak hewan menuntut perubahan undang-undang di Uni Eropa.
SERAMBINEWS.COM - Para ilmuwan akan melakukan berbagai penelitian untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan juga menciptakan sesuatu yang nantinya akan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Tak jarang pula para ilmuwan menggunakan berbagai hewan dalam studi yang mereka lakukan.
Namun sebuah rekaman dari laboratorium di Jerman membuat para aktivis hak-hak hewan menuntut perubahan undang-undang di Uni Eropa.
Melansir Mirror, Rabu (16/10/2019), rekaman mengerikan menunjukkan monyet berteriak kesakitan di dalam laboratorium Jerman.
Video yang dirilis oleh aktivis hak-hak hewan, juga menunjukkan kucing dan anjing yang tampak berdarah dan sekarat setelah menjalani tes.
Disebutkan video itu direkam secara diam-diam di dalam Laboratorium Phramacology and Toxicology (LPT) di Hamburg, oleh seorang pekerja yang menyamar dari organisasi Soko Tierschutz dan Cruelty Free International (CFI).
Monyet-monyet itu terlihat berteriak dan menangis sementara mereka digantung dengan sabuk logam yang diikat di leher mereka.
Friedrich Mülln dari Soko Tierschutz mengatakan, "Hewan-hewan itu bahkan masih mengibas-ngibaskan ekor mereka ketika mereka dibawa untuk dibunuh, anjing-anjing itu putus asa untuk kontak manusia.
"Perlakuan terburuk adalah untuk monyet. Jenis kera adalah monyet kecil, primata yang relatif ringan, yang sering digunakan untuk percobaan hewan di LPT.
• Jumpa Liverpool, Man United tak Diperkuat De Gea dan Paul Pogba, Ini Alasannya
• Bicara Depan Kader Gerindra, Ini Tiga Sikap Politik Prabowo ke Jokowi Jelang Pelantikan Presiden
• PSK Dibunuh Gara-gara Tisu Magic, Ini Cara Kerja Tisu Magic dan Fungsinya dalam Hubungan Suami Istri
"Mereka disimpan dalam kondisi sempit di dalam kandang kecil. Banyak hewan yang memiliki kecenderungan kompulsif dan terlihat berputar-putar."
Rekaman selama delapan menit juga menunjukkan tes toksikologi dilakukan pada kucing, anjing dan kelinci, membuat mereka dalam keadaan sangat tertekan.
Menurut CFI, tes tersebut melibatkan keracunan hewan untuk melihat berapa banyak bahan kimia atau obat yang diperlukan untuk menyebabkan bahaya serius, dalam upaya untuk mengukur berapa dosis 'aman' bagi manusia.
Mereka mengklaim hewan disuntik dengan atau dibuat untuk dimakan atau menghirup peningkatan jumlah zat untuk mengukur efek racun.
Efek yang mengerikan termasuk muntah, pendarahan internal, gangguan pernapasan, demam, penurunan berat badan, lesu, masalah kulit, kegagalan organ, dan bahkan kematian.
CFI mengklaim hewan tidak diberikan pereda nyeri atau anestesi.