Berita Viral

Remaja Putus Sekolah di Bireuen yang Viral Karena Bersihkan Jalan Berlumpur juga Relawan Kemanusiaan

remaja ini viral di media sosial (medsos) karena aksinya membersihkan lumpur di jalan desa yang direkam seorang netizen

Penulis: Ferizal Hasan | Editor: Mursal Ismail
zoom-inlihat foto Remaja Putus Sekolah di Bireuen yang Viral Karena Bersihkan Jalan Berlumpur juga Relawan Kemanusiaan
Serambi
Bodrex, yang memiliki nama lengkap Aris Munandar (19), remaja asal Desa Blang Seupeng, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, yang viral di media sosial (medsos) saat membersihkan lumpur di jalan desanya, ternyata cukup sedih kehidupannya. SERAMBINEWS.COM/FERIZAL HASAN

remaja ini viral di media sosial (medsos) karena aksinya membersihkan lumpur di jalan desa yang direkam seorang netizen, kemudian videonya itu dibagikan ke facebook.

Remaja Putus Sekolah di Bireuen yang Viral Karena Bersihkan Jalan Berlumpur juga Relawan Kemanusiaan 

Laporan Ferizal Hasan I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Bodrex, yang bernama lengkap Aris Munandar (19), remaja asal Desa Blang Seupeng, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, ternyata kehidupannya sangat menyedihkan. 

Sebagaimana diketahui, remaja ini viral di media sosial (medsos) karena aksinya  membersihkan lumpur di jalan desa yang direkam seorang netizen, kemudian videonya itu dibagikan ke facebook. 

Ternyata remaja putus sekolah ini sudah lama ditinggal pergi ayah dan ibunya yang merantau ke Malaysia.

Dalam kondisi mata kanannya tidak bisa melihat, akibat kecelakaan, Bodrex masih mampu menjadi tulang punggung keluarganya.

Bodrex saat diwawancara Serambinews.com Senin (21/10/2019) malam, mengaku sudah ditinggalkan kedua orang tuanya sejak kelas satu SD.

"Sejak ayah dan mamak berpisah, saya bersama tiga adik-adik saya yang masih kecil saat itu, tinggal bersama nenek di Desa Blang Seupeung," ujar Bodrex sedih.

Aris Munandar yang lahir 4 Mei 2000 ini, kini juga harus banting tulang menyekolah adik-adiknya dan mengasapi dapur rumah neneknya.

"Hari-hari saya bekerja sebagai buruh harian di usaha perabotan warga di desa saya," ujar Bodrex.

Menjadi buruh harian di usaha perabotan, sehari-hari Bodrex mengaku hanya mendapatkan upah Rp 60.000.

"Upah sebesar itu saya simpan dan saya tabung, sehari-hari saya harus memberi jajan untuk dua adik saya yang masih bersekolah di SMPN 3 Jeumpa, Bireuen," katanya.

Bodrex sendiri juga mengaku sempat bersekolah sampai kelas satu di SMAN 1 Jeumpa, Bireuen.

"Karena tidak ada uang, saya harus berhenti sekolah, karena saya harus membiayai adik-adik saya sekolah dan nenek yang sudah tua di rumah," sebut Bodrex.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved