Jokowi Tunjuk Putra Aceh sebagai Menag
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Jenderal (Purn) TNI, Fachrul Razi, sebagai Menteri Agama (Menag) Kabinet Indonesia Maju
* Pertama dari Militer Sejak Era Reformasi
* Ditugaskan Tangkal Radikalisme
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Jenderal (Purn) TNI, Fachrul Razi, sebagai Menteri Agama (Menag) Kabinet Indonesia Maju (KIM) periode 2019-2024. Pengumuman dan pelantikan nama-nama menteri dan pejabat setingkat menteri itu diumumkan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Fachrul Razi saat ditanyai wartawan mengaku baru pada pagi kemarin diberitahu Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Agama, meski sehari sebelumnya telah menghadap Presiden di Istana Kepresidenan. "Tadi pagi (baru diberitahu sebagai Menteri Agama) dan saya akan membantu Pak Jokowi semaksimal mungkin, akan membuat bangsa ini maju," ujarnya di komplek Istana Kepresidenan.
Dikutip dari Kompas tv, Fachrul yang merupakan mantan Wakil Panglima TNI periode 1999-2000 ini juga mengaku banyak ditanyai mengapa dirinya yang berasal dari kalangan militer yang ditunjuk sebagai Menteri Agama. "Tadi saya bolak balik ditanya 'Kenapa sih Bapak diangkat jadi Menteri Agama, Bapak kan tentara, apa bagaimana ceritanya itu'," ujar Fachrul.
Namun Fachrul yakin penunjukan dirinya pasti sudah melalui pertimbangan matang Presiden. Ia menduga, alasan dirinya ditunjuk sebagai Menteri Agama lantaran selalu memberikan khotbah. "Saya mencoba menggali kira-kira apa yang ada di benak Pak Jokowi begitu. Dugaan saya begini, dia melihat Pak Fachrul ini sering keliling di mana-mana memberikan khotbah," ujar Fachrul.
Disebutkannya, saat memberikan khotbah di sejumlah wilayah, ia terus mengambil tema bahwa Islam adalah agama yang damai. "Selalu temanya itu antara lain masalah ajakan damai, Islam adalah agama kedamaian, banyak damai," paparnya.
"Islam adalah agama yang rahmatan lil ’alamin. Sehingga kalau tidak membawa rahmat, pasti ada yang salah dalam menafsirkan Islam. Dan Islam betul-betul menjadi agama yang mengajarkan kesatuan," sambungnya.
Menurut dia, hal itulah yang membuat Jokowi yakin pada dirinya untuk menjadi Menteri Agama. "Nah saya selalu kemana-mana temanya itu setiap ngomong, dan Alhamdulillah saya dari kecil, saya anak Aceh kebetulan suka buku agama. Dan saya melihat betul-betul kalau sampai ada pelaksanaan Islam yang radikal, kira-kira itu pasti menafsirkan agamanya salah," sebut Fachrul.
Ia menegaskan bahwa Islam merupakan agama yang tak mengajarkan permusuhan hingga membunuh. "Mungkin menurut saya ini Pak Jokowi melihat saya 'Wah bisa diajak membantu saya ini dalam membangun suasana damai, membangun suasana kekompakan, suasana yang persatuan dan lainnya'," ulasnya.
Fachrul juga mengatakan dirinya seperti dilihat Jokowi memiliki terobosan baru untuk menghilangkan radikalisme yang terjadi. "Saya juga membayangkan juga bahwa belakangan ini potensi radikalisme cukup kuat, sehingga Pak Jokowi berpikir saya punya terobosan baru dalam rangka menghilangkan radikalisme ini," tuturnya.
Untuk diketahui, sejak era reformasi bergulir, Fachrul Razi merupakan menteri agama pertama yang berasal dari kalangan militer. Selama ini, posisi menteri agama selalu diisi dari kalangan sipil, baik itu tokoh publik, partai politik dan profesional. Di antaranya M Quraish Shihab, Abdul Malik Fadjar, Muhammad Tolchah Hasan, Said Agil Husin Al Munawwar, Muhammad M Basyuni, Suryadharma Ali, Lukman Hakim Saifuddin, dan HR Agung Laksono (Plt Menag).
Pemahaman agama
Penunjukan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama sempat menuai pro-kontra di masyarakat. Pada acara serah terima jabatan (sertijab) bersama dengan Lukman Hakim Saifuddin di Gedung Kementerian Agama (Kemenag), Rabu kemarin, alumnus akademi militer ini tak menampik dirinya tak memiliki track record di bidang agama.
Hal tersebut disampaikan oleh Fachrul Razi dihadapan seluruh pejabat eselon 1 dan 2 Kemenag. "Teman-teman sekalian saya bukan kiai dan juga bukan tamatan pesantren atau sekolah-sekolah agama lainnya," kata Fachrul Razi dalam paparannya.