Hama Padi

Lahan Padi Petani Blang Dalam di Abdya Diserang Hama Tikus dan Pipit

Tanaman padi tersebut milik ratusan anggota Kelompok Tani (KT), yaitu Sabee Pakat, Suka Maju, Sehati dan Tani Makmur.

Penulis: Zainun Yusuf | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/ZAINUN YUSUF
Salah seorang petani di Desa Blang Dalam, Susoh, Abdya, berdiri di arael sawah yang baru saja siap dipanen, namun sudah diolah untuk ditanam kembali, Jumat (25/10/2019). 

Laporan Zainun Yusuf | Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Areal tanaman padi Musim Tanam (MT) Gadu 2019 di Desa Blang Dalam, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), luas sekitar 100 hektare (ha), sebagian dipanen cepat, dan sebagian lainnya sedang merunduk dan mekar malai.

Tanaman padi tersebut milik ratusan anggota Kelompok Tani (KT), yaitu Sabee Pakat, Suka Maju, Sehati dan Tani Makmur.

Lahan ini menjadi lokasi tanam perdana MT Gadu 2019 tingkat Kabupaten Abdya pada 14 Juli 2019 lalu.

Tanam perdana yang dipusatkan di Desa Blang Dalam, dilakukan Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, bersama Bupati Abdya, Akmal Ibrahim, Wakil Bupati, Muslizar MT, Kadis Pertanian dan Perkebunan, A Hanan Manan dan sejumlah pejabat lainnya.

Saat tanam perdana dilakukan, sebagian besar areal sawah sekitarnya belum melaksanakan penanaman, bahkan masih ada lahan belum digarap.

Pengurus BWI Perwakilan Subulussalam Dilantik, Ini Susunan Pelaksananya

Geng Narkoba Kebal Peluru, Polisi Terkejut saat Tahu Rahasianya, Ternyata Pakai Ritual Setan

Utus Sepuluh Kafilah, Aceh Tamiang Sabet Sembilan Tropi MTQ Korpri, Ini Kategori yang Dimenangkan

Diduga karena jadwal tanam lebih cepat dibandingkan dengan lahan sekitar sehingga tanaman padi menjadi ‘bulan-bulanan’ serangan hama tikus, dan saat mekar malai menjadi sasaran hama burung pipit, termasuk walang sangit.

Pantauan Serambinews.com, Jumat (25/10/2019), beberapa petani mempercepat panen, kemudian lahan segera diolah untuk ditanam kembali.

Seperti dilakukan Mukhsin dan Anwar karena tidak sanggup lagi menjaga serangan burung pipit sejak pagi sampai menjelang malam.

Hasil panen yang didapat merosot drastis, kalau tidak mau disebut gagal panen setelah dibandingkan hasil diperoleh sebelumnya.

“Sawah seluas enam bambu benih, gabah hasil panen hanya 6 goni isi 40 kg. Biasanya, bisa dapat 16 goni,” kata Anwar.

Lahan sawah yang baru saja dipanen sudah diolah kembali menggunakan traktor untuk ditanam kembali.

Asraful, warga Blang Dalam menjelaskan ada petani dengan luas lahan satu naleh benih (1/3 ha) hanya mendapat gabah 10 goni, padahal panen sebelumnya bisa dapat gabah paling tidak 40 goni.

Hasil panen yang merosot drastis akibat tanaman padi diserang hama, terutama tikus dan burung pipit dalam jumlah besar.

Padi dalam kondisi mekar malai dan sedang berisi (merunduk) sekarang ini menjadi sasaran serangan hama burung pipit. Petani harus menjadi sejak pagi sampai menjelang malam.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved