Pertamina Evaluasi Distribusi BBM
PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Lhokseumawe berjanji dalam waktu dekat ini akan mengevaluasi soal distribusi Bahan Bakar Minyak
LHOKSUKON - PT Pertamina (Persero) Fuel Terminal Lhokseumawe berjanji dalam waktu dekat ini akan mengevaluasi soal distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayahnya. Sehingga, ke depan tidak ada lagi antrean. Selain BBM, Pertamina juga akan mengevaluasi soal elpiji tiga kilogram.
Hal itu disampaikan Sales Branch Manager Pertamina Wilayah III Aceh, Zulfirman menjawab pertanyaan Serambi, seusai pertemuan dengan anggota DPRK Aceh Utara di Gedung dewan setempat, Rabu (23/10). Pertemuan tersebut dipimpin anggota DPRK Aceh Utara, Anzir SH dihadiri Wakil Ketua sementara, Hendra Yuliansyah bersama sejumlah anggota dewan yakni Razali Abu, Tgk Nazaruddin, Zulkarnen, dan Tgk Saifannur.
DPRK Aceh Utara mengundang Pertamina Lhokseumawe untuk rapat dengar pendapat (RDP) terkait keluhan nelayan, dan masyarakat tentang kelangkaan solar dan elpiji subsidi tiga kilogram. “Dalam waktu dekat ini, kita akan evaluasi pendistribusian atas informasi yang didapat dari anggota dewan tadi,” ujar Zulfirman.
Disebutkan, persoalan BBM, pihaknya akan berkoodinasi lagi dengan terminal BBM Lhokseumawe terkait penyaluran. Sedangkan elpiji akan koordinasi dengan mitra Pertamina terkait penyaluran dan pemerataan. “Kita akan evaluasi lagi di lapangan khususnya SPBU di Aceh Utara. Mungkin nanti, kita akan melihat lagi pengawasan dari CCTV, dan mana yang perlu penambahan,” katanya.
Menurutnya, berdasarkan hasil survei di lapangan ditemukan bahwa pengisian BBM lebih banyak pada sore sampai malam hari. Tapi bila ada antrean pada siang hari, pihaknya berjanji akan mengevaluasi terhadap SPBU itu. “Kita juga ada call center 135, nanti kita akan sortir dan pasti akan tindaklanjut. Tapi, saya rasa kalau ada antrean itu bagus, berarti BBM-nya masih ada,” ujar Zulfirman.
Wakil Ketua sementara DPRK Aceh Utara Hendra, Yuliansyah dalam pertemuan mempertanyakan terkait ketersediaan elpiji tiga kilogram, dan solar subsidi yang sudah dijamin pemerintah bagi masyarakat berpendapatan rendah. Pertanyaan senada juga ditanyakan sejumlah angggota dewan lain dalam pertemuan yang berlangsung selama dua jam itu.
“Saya kebetulan dari daerah pemilihan yang agak ke gunung pak yakni Langkahan, Cot Girek, dan Lhoksukon. Fokus Langkahan dan Cot Girek, itu harganya bervariasi. Presiden kalau kita dengar di televisi waktu di Papua ngomong, BBM harus satu harga, kenapa elpiji tidak satu harga,” tanya Hendra.
Sementara anggota DPRK Aceh Utara, Anzir SH yang memimpin pertemuan itu menyebutkan, pertemuan ini diadakan untuk mencari akar persoalan terkait kelangkaan elpiji dan solar subsidi sehingga ke depan dapat diatasi. “Setelah kita adakan pertemuan, kita akan duduk lagi dengan Pemkab menyangkut keakuratan data, dan diharapkan kuota solar dan elpiji dapat ditambah,” tegasnya.
Disebutkan, dewan dalam waktu dekat ini juga akan memanggil Pemkab, terkait data di lapangan dengan yang dimiliki Pertamina untuk disinkronkan. “Jadi, akan ada pertemuan lagi ke depan untuk membahas persoalan tersebut. Dewan berharap Pertamina dan Pemkab menyikapi dengan serius terkait kelangkaan solar dan elpiji subsidi,” pungkasnya.(jaf)