Sosok

Safrida, Relawan Donor Darah Berbagi Kisah dari Bireuen Hingga ke Jakarta

“Bagaimana kita mengambil darah, memperlakukan darah dan sebagainya agar darah selain mengatasi kekurangan darah bagi pasien juga menjadi obat".

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
For Serambinews.com
Safrida, relawan UTD RSUD Bireuen 

“Bagaimana kita mengambil darah, memperlakukan darah dan sebagainya agar darah selain mengatasi kekurangan darah bagi pasien juga menjadi obat".

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM,BIREUEN - Setiap hari tim dari Unit Tranfusi Darah (UTD) RSUD
Bireuen bergerak atau istilah mobile dengan satu atau dua unit
kendaraan, mereka mendatangi lembaga yang melakukan donor atau diudang
untuk melakukan donor.

“Jumlah anggota tim tergantung perkiraan jumlah pendonor, minimal
tujuh orang, kalau kegiatan donor masyarakat banyak maka jumlah tim
mencapai belasan orang,” ujar Safrida  seorang relawan di UTD RSUD
Bireuen kepada Serambinews.com, Selasa (29/10/2019) usai pulang dari
donor darah di Peulimbang Bireuen.

 Safrida gadis kelahiran  28 Desember 1990 lalu di Peudada lulusan
Akademi Analisis Kesehatan Banda Aceh  tahun 2009 lalu sudah bergabung
sebagai relawan sejak 2010 lalu. Berkat ketekunan dan kesungguhan
bergabung dengan tim donor darah ia sudah mendapatkan pelatihan khusus
di Bireuen, satu pelatihan yang sangat bermakna diikutinya  tentang
bagaimana pelaksanaan donor darah  dari Kementerian Kesehatan RI di
Jakarta sekitar Juli 2019 lalu serta teknik bagaimana memperlakukan
darah sebagai obat bagi orang sakit.

Anak pertama dari empat bersaudara pasangan  Basri dan Aisyah sudah
mengabdi sebagai tenaga kontrak sejak  2010 lalu dan pekerjaan yang
ditekuni memiliki rasa bangga tersendiri, dimana setiap hari dapat
membantu pasien yang membutuhkan. Kemudian, saling interaksi antara
petugas medis dan relawan serta masyarakat, banyak informasi dan
saling diskusi bagaimana membantu pasien menyangkut kebutuhan darah.

Dalam pelatihan di Cilandak Jakarta katanya, materinya adalah
bagaimana memperlakukan darah agar menjadi obat bagi orang sakit.
“Bagaimana kita mengambil darah, memperlakukan darah dan sebagainya
agar darah selain mengatasi kekurangan darah bagi pasien juga menjadi
obat,” ujarnya.  (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved