Akses 12 Ribu Warga Terganggu, Dampak Jembatan Ulee Raket Ambruk Total

Sekitar 12 ribu warga di kawasan Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat terganggu aksesnya dampak jembatan Ulee Raket

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/SA'DUL BAHRI
Jembatan rangka baja Ulee Raket di Desa Sawang Teube, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, ambruk, Kamis (30/10/2019). 

MEULABOH – Sekitar 12 ribu warga di kawasan Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat terganggu aksesnya dampak jembatan Ulee Raket di Desa Sawang Teube, Kecamatan Kaway XVI yang ambruk total pada Kamis (31/10) siang. Jembatan rangka baja yang memang sudah miring sejak akhir tahun 2018 lalu itu roboh total akibat kikisan di bagian tengah tiang pancang saat banjir.

"Saat ambruk nyaris ada korban jiwa, sebab beberapa detik sebelumnya warga melewati jembatan itu, kemudian langsung ambruk. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.15 WIB, sehingga menyebabkan akses melalui Ulee Raket lumpuh total saat ini," jelas Zulbaili, Keuchik Sawang Teubee kepada Serambi, Kamis (31/10/2019). “Alhamdulillah, saat kejadian pengguna jalan sudah sampai ke tepi jalan, sehingga tidak ada korban jiwa. Jika telat beberapa detik saja, mungkin ceritanya akan lain,” ungkap dia.

Disebutkan dia, dampak dari ambruknya jembatan itu membuat puluhan ribu warga kini terpaksa harus menggunakan jalan memutar via Babah Meulaboh dan Peureme dengan jarak tempuh hampir 30 kilometer lebih untuk menuju ke pusat kabupaten. Oleh sebab itu, ucap Zulbaili, warga meminta pemerintah segera melakukan penanganan darurat agar mobilitas masyarakat tak terganggu.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua DPRK Aceh Barat, Ramli SE yang sudah turun langsung ke lokasi jembatan yang ambruk tersebut. “Kita meminta pemerintah tanggap dengan kondisi jembatan yang telah ambruk itu. Sebab jembatan itu digunakan oleh puluhan ribu warga di daerah tersebut dengan berbagai kepentingan,” ungkap Ramli SE saat meninjau jembatan Ulee Raket, Kamis kemarin.

Ia menekankan, pembangunan kembali jembatan yang ambruk tersebut perlu adanya pengkajian ulang secara matang, Hal itu agar jembatan baru nanti punya kualitas yang lebih baik dari sebelumnya. “Ambruknya tiang tengah jembatan diduga juga akibat adanya pengambilan pasir di daerah itu, sehingga saat banjir tiba terjadi pengikisan dan menyebabkan jembatan pun ambruk,” ulas Ramli SE.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Barat akan melakukan koordinasi lebih dini untuk mencari solusi jangka pendek terhadap penanganan ambruknya jembatan rangka baja Ulee Raket di kawasan Desa Sawang Teube, Kecamatan Kaway XVI, Kamis (31/10/2019) siang. Sebab, ekses dari roboh totalnya jembatan akibat banjir yang mengikis tiang pancang tengah, menyebabkan arus lalu lintas via jembatan itu lumpuh total, saat ini.

“Tekait penanganan jembatan Ulee Raket yang telah ambruk itu, kita akan musyawarahkan dulu dengan pimpinan dan tim. Sebab jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh ribuan penduduk Aceh Barat,” jelas Riflizar, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat menjawab Serambi, Kamis (31/10).

Menurutnya, kerusakan jembatan itu akibat faktor alam, yaitu banjir yang terjadi sejak Rabu dan pada Kamis kemarin, sehingga mengakibatkan terjadinya pengikisan tiang pancang tengah hingga ambruk. Hal itu ditambahkan lagi sebagian badan jembatan arah Suak Awe dari Sawang Teube yang telah lama ambruk, sehingga bagian yang masih  utuh itu pun pada Kamis siang, ikutan roboh. “Kini semuanya telah mengalami kerusakan total,” pungkasnya.(c45)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved