Berita Subulussalam

Mayat Hanyut di Subulussalam Asal Lawe Sigala-gala, Aceh Tenggara, Ini Identitasnya

Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban berjenis kelamin pria ini bernama Ibnul (25).

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
Aparat Polsek Rundeng, Polres Aceh Singkil, Kota Subulussalam mengevakuasi mayat yang hanyut di Sungai Souraya, Jumat (1/11/2019). 

Evakuasi dilakukan di Desa Lae Mate, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam.

Kapolsek Rundeng, Ipda Mulyadi kepada Serambinews.com mengatakan dia mendapat informasi  dari warga bahwa soal sesosok mayat yang hanyut di aliran sungai Souraya. 

Setelah dilakukan pencarian dan penelusuran di aliran sungai Lae Souraya sekitar pukul 11.50 WIB, sesosok mayat ini ditemukan hanyut di wilayah Desa Lae Mate Lama.

Kanit Intelkam Polsek Rundeng bersama masyarakat  menggiring mayat tersebut ke pinggir sungai dan menunggu proses evakuasi.

Selanjutnya,  sekitar pukul 13.30 WIB Kapolsek Rundeng Ipda Mulyadi, SH MH bersama personelnya mendatangi lokasi untuk proses evakuasi.

Proses evakuasi pun berhasil dilakukan dan dibawa ke RSUD Subulussalam.

BKPSDM Bireuen Gelar Pekan Olahraga Korpri, Ini Juaranya

Seperti diberitakan sesosok mayat yang tidak dketahui identitas maupun jenis kelaminnya dilaporkan mengapung terbawa arus Sungai (Lae) Souraya, Desa Singrun, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Jumat (1/11/2019). 

Saat hanyut  warga setempat tidak mampu melakukan penyelamatan lantaran kondisi arus sungai sedang banjir.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com, mayat tanpa identitas itu  kondisi mayat tanpa pakaian.

Mayat tersebut hanyut dari arah hulu sungai  Souraya yang membelah dua desa di Sultan Daulat yakni Sigrun dan Suka Maju.

Mayat tersebut hanyut dengan posisi telungkup. Beberapa berusaha menyelamatkan dengan mengait menggunakan kayu namun gagal.

Kejadian itu sempat diabadikan dengan video ponsel warga dan beredar di media sosial grup WhatsApp.

Warga yang umumnya pelajar tampak kewalahan menepikan mayat yang hanyut.

Upaya menghadang dengan kayu tidak maksimal mengingat kondisi air sungai sedang naik dan arusnya sangat kencang.

Biasanya, untuk menghadang mayat yang hanyut di tengah banjir menggunakan sampan bermotor. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved