Jalan Rusak

74 Tahun Jalan Penghubung Kecamatan Pidie dan Delima tak Beraspal, Ini Harapan Warga ke Pemerintah

Sebenarnya, usulan masyarakat dari kedua kecamatan telah puluhan kali disampaikan dalam setiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat ke

Penulis: Idris Ismail | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/IDRIS ISMAIL
Warga Gampong Tumpok Laweung, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, memperhatikan kondisi ruas jalan yang menghubungkan dua Kecamatan Pidie dan Delima dengan kondisi sempit dan memprihatinkan akibat digerus abrasi sungai Krueng Baro, Minggu (3/11/2019). 

Laporan Idris Ismail I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Selama 74 tahun ruas jalan penghubung dua Kecamatan Pidie dan Delima sepanjang 2,3 Km tak kunjung beraspal.

Padahal ruas jalan itu merupakan akses utama bagi ribuan warga di lima gampong dalam menjalani berbagai aktivitas.

Malahan warga Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, mendesak pemerintah setempat untuk dapat menyahuti pembangunan akses jalan tersebut melalui berbagai instansi pemerintah baik Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang telah disampaikan puluhan kali dan bahkan telah disampaikan ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) serta Sumber Daya Air (SDA).

Tapi sampai kini harapan yang hanya terpaut 5 Km dari pusat kabupaten Pidie itu belum kunjung terealisasi.

Keuchik Tumpok Laweung, Kecamatan Pidie, Tgk Mahdi (36) kepada Serambinews.com Minggu (3/11/2019) mengatakan ruas jalan penghubung dua kecamatan Pidie dan Delima tersebut selama ini menjadi akses bagi ribuan warga dari lima gampong.

Afridza Munandar Meninggal di Sirkuit Sepang, Begini Kronologi Tabrakan Pebalap Muda Indonesia Ini

Ini Kecamatan di Bireuen Rawan Longsor, Begini Imbauan BPBD

VIRAL Polisi Hentikan Ambulans Bawa Pasien dan Pukul Sopir, Brigadir Urat dan Sopir Telah Berdamai

"Tiga di antara dari Kecamatan Pidie yaitu Gampong Tumpok Laweung, Meunasah Raya, dan Sanggeu sedangkan sisanya dua gampong dari Kecamatan Delima yaitu Keutapang dan Pantee Aree," sebutnya.

Sebenarnya, usulan masyarakat dari kedua kecamatan telah puluhan kali disampaikan dalam setiap Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan dan kabupaten ke Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Pekerjaan Umum (PU) .

Namun hingga 74 tahun kini atau sejak Indonesia merdeka masyarakat yang bermukim di lima desa (gampong) belum merasakan lintasan jalan beraspal.

Padahal, secara geografis letak kelima gampong ini tidak jauh dengan pusat kabupaten Kota Sigli yaitu hanya 5 Km lebih.

Menurut Mahdi, sepertinya ribuan warga lima gampong ini luput dari peta Kabupaten Pidie dan juga terkesan seperti dianaktirikan.

Masyarakat sangat merindukan akses jalan utama itu beraspal sebagaimana dengan gampong lainnya.

"Kami mendesak supaya pemerintah melihat secara langsung kondisi ril jalan dan pemerintah patut peduli terhadap keluhan ribuan warga di sini agar tidak terkesan kami seperti dianaktirikan," jelasnya.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) asal daerah setempat Zulfazli SE secara terpisah kepada Serambinews.com, Minggu (3/11/2019) mengatakan, masyarakat di lima gampong telah puluhan tahun menantikan impian jalan layak dilintasi terutama warga gampong Tumpok Laweung dengan menapaki jalan aspal di desanya hanya isapan jempol.

"Ini sangat miris dan menyayat hati bahwa dari sejak jaman kemerdekaan sampai zaman milenial saat ini ruas jalan yang menghubungkan dua kecamatan itu luput dari perhatian pemerintah," jelasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved